Ferrari SF1000 kehilangan sekitar 50 tenaga kuda yang membuat mobil tim ”Kuda Jingkrak” itu kalah jauh dari mobil terkuat 2020, Mercedes W11. Defisit itu jadi target utama perbaikan untuk kembali ke habitat tiga besar.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
MARANELLO, JUMAT — Markas Ferrari di Maranello berkejaran dengan waktu untuk menyelesaikan perbaikan mobil SF1000 sebelum tes resmi Formula 1 musim 2021 pada 2-4 Maret di Barcelona, Spanyol. Mobil tahun depan yang dinamai SF21 diyakini mampu menutup defisit 50 tenaga kuda. Namun, itu belum cukup untuk bisa bersaing dengan mobil terkuat Mercedes W11 yang pada musim 2020 diyakini unggul hingga 80 tenaga kuda dibandingkan SF1000.
Defisit tenaga kuda yang dialami oleh Ferrari itu membuat mereka terlempar dari zona ”Big Three” pada F1 musim 2020. Jangankan bersaing dengan rival tradisional mereka, Mercedes dan Red Bull, Ferrari bahkan keteteran melawan tim-tim papan tengah, seperti McLaren, Racing Point, dan Renault. Pebalap mereka hanya tiga kali naik podium dan Ferrari finis di posisi enam klasemen konstruktor.
Performa buruk SF1000 itu diyakini akibat adanya kesepakatan rahasia Ferrari dan FIA terkait aliran bahan bakar pada mobil 2019, SF90 yang sangat cepat. Tim-tim pesaing menduga, SF90 mampu mengalirkan bahan bakar lebih dari aturan 100 kilogram per jam. Kesepakatan rahasia yang diduga kuat terkait aliran bahan bakar itu membuat Ferrari mundur selangkah dalam pengembangan mobil sehingga mereka tidak kompetitif pada 2020.
SF1000 diperkirakan kehilangan sekitar 50 tenaga kuda dibandingkan SF90. Defisit yang sangat besar itu membuat SF1000 tertinggal sekitar 80 tenaga kuda dari W11. Bahkan, dengan penghapusan setelan mesin ”mode pesta” yang biasa diterapkan saat kualifikasi, Mercedes W11 belum tertandingi oleh para pesaingnya. Mercedes pun diyakini masih akan dominan pada musim 2021 dengan W11 yang mengalami sedikit pengembangan.
Tim-tim F1 tidak bisa melakukan perombakan total pada mobil 2021 karena ada pembekuan pengembangan untuk melindungi tim-tim dari tekanan finansial akibat Covid-19. Sejumlah area yang masuk daftar pembekuan adalah mesin, komponen dalam suspensi, sasis monokok, dan girbok.
Namun, F1 dan FIA kemudian memberikan kelonggaran dengan mengalokasikan sistem token untuk mengecualikan area terlarang untuk dikembangkan. Setiap tim mendapat jatah dua token yang bisa digunakan untuk mengembangkan bagian yang dibekukan. Setiap komponen memiliki nilai token berbeda-beda.
Ferrari, berdasarkan analisis Motorsport Week, kemungkinan akan melengkapi mesin SF21 dengan turbin yang lebih kecil yang bekerja langsung pada MGU-H untuk meningkatkan efisiensi. Para insinyur Ferrari di Maranello juga diyakini fokus pada sistem hibrida untuk menambal defisit tenaga kuda.
SF21 diyakini sudah bisa meraih peningkatan 30-50 tenaga kuda dibandingkan SF1000. Perbaikan mesin itu juga didukung oleh perubahan struktur belakang mobil dan komponen internal suspensi untuk meningkatkan aerodinamika. Peningkatan tenaga itu diperkuat oleh pernyataan Kepala Tim Ferrari F1 Mattia Binotto.
Saya bisa mengonfirmasi mesin bekerja dengan baik pada dyno. Saya pikir dalam hal performa, progresnya bagus. Signifikan dibandingkan 2020.
”Saya bisa mengonfirmasi mesin bekerja dengan baik pada dyno. Saya pikir dalam hal performa, progresnya bagus. Signifikan dibandingkan 2020,” ujar Binotto pekan lalu.
”Saya pikir kami akan kembali kompetitif sebagai power unit. Saya pikir kami tidak akan menjadi yang terburuk di lintasan, itulah perasaan yang saya dapat dari angka-angka yang saya lihat pada dyno. Namun, saya tidak tahu apa yang dilakukan oleh (tim-tim) yang lain atau seberapa besar kemajuan mereka,” tegas Binotto.
Tim-tim lain juga melakukan pengembangan terbatas, seperti yang dilakukan Ferrari, untuk memperbaiki kelemahan masing-masing. Itulah yang membuat kemajuan Ferrari masih belum cukup untuk menghentikan dominasi Mercedes. Tim ”Panah Perak” itu juga melakukan pengembangan untuk memperbaiki kelemahan W11. Adapun performa SF21 masih akan diuji pada saat tes resmi musim 2021 yang diagendakan pada 2-4 Maret.
”Ketika kami di sirkuit kami akan melihat seperti apa kemajuan kami, tetapi harapannya adalah menjadi kompetitif lagi. Mungkin ini belum akan membuat kami menjadi tim terbaik, sesuatu yang kami buru ke depan, tetapi menjadi kompetitif lagi,” ujar Binotto.
Pebalap baru Ferrari, Carlos Sainz Junior, pun menilai, pada musim 2021 belum akan ada yang bisa mengalahkan Mercedes. Dia realistis, persaingan akan dimulai dari awal lagi pada musim 2022 saat regulasi baru diterapkan. ”Saat ini sulit bagi semua orang, baik itu Ferrari, Red Bull, McLaren, Renault, atau Racing Point untuk bersiang meraih gelar juara dunia dengan dominasi (Mercedes) tahun ini. Dan pada 2021, mobil sebenarnya sama (dengan 2020),” ujar Sainz kepada Deportivo El Mundo.
”Ini sesuatu yang masuk akal bahwa hingga 2021 akan sangat sulit untuk mengalahkan Mercedes,” tegas Sainz yang menggantikan Sebastian Vettel sebagai rekan setim Charles Leclerc.