Roger Federer memiliki banyak faktor yang membuatnya dicintai banyak orang, termasuk sifat humoris dan talentanya di lapangan tenis. Penghargaan petenis favorit penggemar selama 18 kali beruntun menjadi buktinya.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Karisma Roger Federer melekat begitu kuat pada penggemar tenis. Meski hanya bisa tampil dalam satu turnamen pada tahun ini, dia menjadi petenis favorit pilihan penggemar, penghargaan yang untuk ke-18 kali didapatnya secara beruntun sejak 2003.
Petenis favorit penggemar adalah salah satu kategori dalam pemberian penghargaan insan tenis putra yang digelar setiap akhir musim oleh Asosiasi Tenis Profesional (ATP). Dalam pesan yang disampaikan melalui video, Senin (21/12/2020) tengah malam WIB, Federer pun berterima kasih kepada penggemar yang telah memilihnya.
”Hai, Roger di sini. Saya harap semua dalam kondisi baik pada situasi sulit seperti saat ini. Saya ingin berterima kasih atas penghargaan favorit penggemar tahun ini. Terima kasih untuk ATP dan penggemar tenis yang memilih saya, memberi kepercayaan, dan menanti saya kembali ke tur. Saya berlatih dengan keras untuk mewujudkannya dan berharap bisa segera tampil di hadapan kalian,” kata Federer.
Sambil mengucapkan selamat berlibur akhir tahun kepada penggemarnya, petenis peringkat kelima dunia itu berharap situasi membaik pada 2021, termasuk dalam kariernya. Akibat pandemi Covid-19, yang membuat turnamen tenis tahun ini berjalan singkat, ditambah cedera lutut kanan, Federer hanya tampil dalam satu turnamen, yaitu Australia Terbuka, Januari. Dia bertahan hingga semifinal sebelum dihentikan Novak Djokovic yang menjadi juara.
Sebulan kemudian, Federer menjalani operasi lutut kanan dan mengumumkan beristirahat dari turnamen untuk kembali saat Wimbledon, Juli. Keinginannya tak terwujud karena turnamen tenis dihentikan pada Maret-Agustus, salah satunya dengan pembatalan Wimbledon. Operasi kedua pada lutut kanan, Juni, menegaskan masa istirahat yang harus lebih panjang.
Dia bahkan diragukan tampil dalam Australia Terbuka 2021 meski Grand Slam di Melbourne Park ini dimundurkan, dari 18-31 Januari menjadi 8-21 Februari, karena prosedur kesehatan Pemerintah Australia yang harus dijalani pendatang internasional.
Meski demikian, cinta penggemar kepada ayah dari empat anak itu tak hilang. Di media sosial, penggemar yang memberi komentar atas penghargaan bagi petenis Swiss itu menyebut, Federer punya banyak faktor yang membuatnya dicintai banyak kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua.
Selain gaya main indah berkat talentanya, Federer memiliki kepribadian yang membuatnya disukai banyak orang. Dalam wawancara setelah pertandingan pada ajang Grand Slam, misalnya, dia selalu membuat penonton di stadion yang mendengarnya tertawa. Meski dikenal keras pada diri sendiri saat pertandingan, hingga tak bisa menerima kekalahan saat berusia remaja, Federer adalah sosok yang humoris di luar lapangan.
Para jurnalis juga menyukainya karena Federer selalu menjawab pertanyaan dengan rinci, menang atau kalah. Hal ini didukung penguasaan bahasa Jerman, Inggris, dan Perancis yang fasih, selain sedikit bahasa Italia, Spanyol, dan Swedia. Gayanya yang modis di dalam dan luar lapangan membuatnya dekat dengan banyak kalangan, tak hanya dari dunia olahraga.
Maka, begitu mulai memasuki level atas persaingan tenis profesional pada 2003– Federer menjuarai Grand Slam pertama di Wimbledon 2003–dia selalu dipilih menjadi petenis favorit penggemar. Jumlah pengikutnya dalam Instagram dan Twitter mencapai 20 juta.
Sejak kategori favorit penggemar masuk dalam Penghargaan ATP pada tahun 2000, hanya ada dua petenis selain Federer yang mendapatkannya, yaitu Gustavo Kuerten (2000) serta Marat Safin (2001 dan 2002).
Profesionalisme dan kemanusiaan
Penghargaan yang diberikan sejak era 1970-an ini tak hanya memiliki kategori yang dinilai oleh sesama petenis, pelatih, dan penggemar berdasarkan prestasi. ATP juga menghargai nilai positif sebagai atlet dan personal yang memberi dampak di luar lapangan.
Penghargaan Arthur Ashe Humanitarian, misalnya, diberikan kepada mereka yang memiliki kontribusi di bidang kemanusiaan. Tahun ini, petenis AS berusia 22 tahun, Frances Tiafoe, mendapatkannya berkat gerakan kemanusiaan dalam memerangi Covid-19. Dia juga aktif melawan tindakan rasial terhadap warga kulit hitam yang dilakukan polisi di AS.
Kategori lainnya, yaitu Stefan Edberg Sportsmanship, diberikan berdasarkan karakter yang seyogianya dimiliki atlet, yaitu berintegritas, profesional, serta sportif di dalam dan luar lapangan. Suara untuk pemenang diberikan oleh sesama petenis.
Rafael Nadal memenanginya seperti pada 2010, 2018, dan 2019. Federer juga pernah mendapatkan penghargaan ini sebanyak 13 kali.
”Saya berterima kasih kepada sesama rekan petenis yang telah memilih saya untuk menerima penghargaan ini. Saya ingin diingat sebagai orang yang baik, lebih dari seorang petenis. Itulah sebabnya trofi ini sangat penting bagi saya,” komentar Nadal. (AFP)