Data Besar Analisis Olahraga Indonesia Segera Terwujud
Dalam waktu dekat, pemerintah akan mengembangkan sistem informasi dan data besar analisis untuk pengembangan olahraga nasional. Kehadiran data besar itu akan sangat membantu untuk membenahi prestasi olahraga ke depan.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dalam waktu dekat, pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga serta PT Telkom Indonesia akan mengembangkan sistem informasi dan data besar analisis untuk pengembangan olahraga nasional. Kehadiran data besar itu akan memudahkan untuk pemetaan atlet potensial, mengetahui grafik penampilan atlet, dan membantu evaluasi efektivitas penyaluran anggaran ke suatu pengurus cabang olahraga.
”Sekarang, kami sedang menyelesaikan staf yang akan bertugas dalam bidang pengumpulan data itu dan regulasi terkait. Kami targetkan pengumpulan data itu sudah dimulai di awal tahun depan. Kehadiran data ini akan membantu dalam perencaan strategi peningkatan prestasi olahraga nasional ke depan,” ujar Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (22/12/2020).
Kemenpora dan Telkom telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman untuk mengembangkan sistem informasi dan data besar tersebut di Kemenpora, Jakarta, Senin (21/12/2020). Penandatanganan itu dilakukan oleh Gatot dan Direktur Enterprise dan Business Telkom Edi Witjara dan disaksikan Menpora Zainudin Amali.
Gatot mengatakan, nantinya, pengumpulan data dilakukan oleh petugas khusus di Kemenpora. Datanya dihimpun secara terstruktur dari pengurus cabang olahraga dan Dinas Pemuda dan Olahraga di level terendah hingga pusat.
Ketika sudah terwujud, data itu bisa diakses oleh publik sehingga bisa sama-sama mengawal perkembangan olahraga nasional. ”Data itu tidak akan statis, tetapi terus diperbarui sesuai dengan informasi ataupun capaian baru yang ada,” katanya.
Kehadiran data besar itu, lanjut Gatot, akan sangat membantu pemerintah untuk menentukan arah kebijakan pengembangan olahraga nasional. Tidak ada lagi penyeragaman dalam pengembangan olahraga karena data bisa menunjukkan secara pasti perbedaan potensi di setiap daerah, seperti yang diketahui saat ini bahwa lumbung pelari jarak dekat ada di Nusa Tenggara Barat dan pesepak bola ada di Maluku atau Papua.
Pengiriman atlet ke suatu kejuaraan pun bisa lebih terukur. Sebab, data bisa menunjukkan rekam jejak atau grafik performa atlet sebelum kejuaraan bersangkutan berlangsung. Evaluasi penyaluran anggaran bantuan ke suatu cabang juga bisa lebih jelas karena data bisa menunjukkan efektivitas dana yang telah diberikan dengan prestasi yang diraih.
Selama ini data itu ada, tetapi tidak dikumpulkan dan didigitalisasi. Akhirnya sulit untuk memetakan potensi olahraga di setiap daerah, mengetahui grafik performa atlet, ataupun mengevaluasi penggunaan anggaran oleh cabang secara pasti.
”Selama ini data itu ada, tetapi tidak dikumpulkan dan didigitalisasi. Akhirnya, sulit untuk memetakan potensi olahraga di setiap daerah, mengetahui grafik performa atlet, ataupun mengevaluasi penggunaan anggaran oleh cabang secara pasti,” kata Gatot.
Kelemahan Indonesia
Selama ini, data mengenai olahraga nasional menjadi salah satu kelemahan Indonesia. Karena sulit mengakses ataupun mengetahui data olahraga secara akurat, terkadang hal itu menyulitkan sejumlah pelatih lokal ataupun asing kala bertugas.
Di sepak bola, misalnya, minimnya data mengenai pesepak bola potensial membuat pelatih harus melakukan blusukan atau datang ke daerah-daerah guna mencari atau melihat langsung pemain yang dibutuhkan. Padahal, di negara sepak bola maju, pelatih tinggal membuka bank data untuk mencari pemain yang diinginkan.
Situasi itu disadari pula oleh Presiden Joko Widodo. Untuk itu, Presiden memberikan arahan untuk mengembangkan sistem informasi dan data besar analisis yang bisa memberikan data lengkap mengenai olahraga, terutama mendeteksi calon atlet berkualitas sewaktu memberikan sambutan pada peringatan Hari Olahraga Nasional 2020, 9 September kemarin.
”Melalui dukungan teknologi sistem informasi, kita wujudkan sistem satu data keolahragaan nasional untuk meningkatkan prestasi olahraga Indonesia. Kehadiran data itu pun untuk memberikan kesempatan yang setara kepada setiap anak bangsa yang potensial untuk berprestasi sesuai bidang olahraganya,” ujar Menpora.
Edi berharap ekosistem keolahragaan nasional bisa terbangun dengan baik karena adanya sistem data tersebut. ”Kami komitmen mendukung upaya tersebut. Apalagi Telkom punya banyak pengalaman di bidang digitalisasi,” pungkasnya.