Kedatangan Sergio Perez di Red Bull berpotensi besar mengubah peta persaingan Formula 1 musim 2021. Perebutan podium tidak akan lagi menjadi wilayah Lewis Hamilton, Valtteri Bottas, dan Max Verstappen.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
MONACO, MINGGU – Perebutan podium Formula 1 musim 2020 mudah ditebak, karena tidak melenceng jauh dari dua pebalap Mercedes, Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas, serta pebalap andalan Red Bull Max Verstappen. Namun, musim depan persaingan berpotensi lebih ketat dengan bergabungnya Sergio Perez ke Red Bull. Selain itu, Ferrari yang akan mengandalkan mobil SF21, yang diklaim lebih bertenaga daripada SF1000, juga akan meramaikan perburuan podium.
Perez menegaskan potensinya menjadi pesaing dalam perburuan podium dengan perbaikan performa di beberapa balapan akhir musim 2020. Dia finis kedua pada balapan seri Turki yang berlangsung dalam kondisi hujan dan trek sangat licin. Perez kemudian mempersembahkan kemenangan untuk tim Racing Point pada seri Sakhir, saat Hamilton absen akibat positif Covid-19. Pebalap asal Meksiko tersebut juga nyaris meraih podium dengan finis keempat pada seri Rusia dan Eifel.
Perez, bersama pebalap AlphaTauri Pierre Gasly, menjadi dua pebalap yang bisa memenangi seri balapan pada 2020 selain Hamilton, Bottas, dan Verstappen. Hasil itu adalah pencapaian penting, karena ketiga pebalap terakhir itu menguasai tiga posisi podium dalam delapan seri. Dalam delapan seri lainnya, minimal salah satu dari ketiga pebalap itu finis di podium. Mereka bertiga sama-sama di luar tiga besar pada seri Italia yang dimenangi oleh Gasly.
Pengalaman, penguasan teknik membalap, dan mental petarung Perez akan semakin maksimal saat dia memacu mobil kompetitif tim Red Bull. Bahkan, Hamilton pun menilai, persaingan akan semakin ketat dengan Perez dibalik kemudi Red Bull, menggantikan Alexander Albon. “Dengan segenap hormat kepada Alex dalam balapan-balapan yang telah kami jalani, persaingan itu antara saya dan Valtteri melawan Max,” ujar Hamilton dikutip Crash, Minggu (20/12/2020).
Hal itu berdasarkan pengalaman pribadinya saat satu tim dengan Heikki Kovalainen di McLaren melawan dua pebalap Ferrari, Kimi Raikkonen dan Felipe Massa, pada 2008.
“Saya pernah berada di posisi seperti Max, khususnya saat berada di MacLaren, di mobil utama, dan mobil kedua tidak dalam persaingan ketika kami melawan Ferrari. Mereka bisa memainkan strategi dan membuat persaingan lebih sulit bagi kami,” jelas Hamilton yang menjuarai F1 musim 2020.
“Jadi, saya pikir secara alami ini akan membuat Red Bull lebih kuat, khususnya karena bagaimana Sergio membalap,” tegas Hamilton, yang memenangi 11 dari 17 balapan musim 2020.
“Sergio membalap luar biasa baik tahun ini, dan sangat layak membalap. Jadi saya sangat senang mendengar bahwa dia direkrut oleh salah satu tim papan atas dan diberikan kesempatan ini,” lanjut pebalap asal Inggris itu.
“Hal ini akan menjadi pertarungan yang menarik, menyaksikan dia bersaing di papan atas, dan itu akan membuat semakin sulit bagi kami sebagai tim. Jadi, kami perlu melakukan langkah nyata karena akan ada pertarungan yang sudah lama tidak kita lihat, dalam hal memiliki dua pebalap yang bertarung melawan kami, tetapi kami menikmati itu sebagai sebuah tim. Kami menyukai tantangan dan ini akan membuat kami jauh lebih bersemangat,” pungkas Hamilton.
Target Ferrari
Selain tantangan dari Red Bull, Mercedes juga berpotensi kembali menghadapi tekanan para pebalap Ferrari pada musim 2021. Tim “Kuda Jingkrak” itu keluar dari zona “Big Three” pada musim 2020, karena performa mobil SF1000 kalah dalam kecepatan puncak, juga stabilitas. Meskipun musim depan ada pembekuan pengembangan dan semua tim menggunakan sasis yang sama dengan musim 2020, ada ruang pengembangan di aerodinamika, dan perbaikan pada kelemahan utama mobil dengan sistem token.
Jadi, saya pikir secara alami ini akan membuat Red Bull lebih kuat, khususnya karena bagaimana Sergio membalap.
Kepala Tim Ferrari Mattia Binotto menyatakan, hasil dynotest di Maranello menunjukan hal yang menjanjikan dari SF21, yang akan dipacu oleh Charles Leclerc dan Carlos Sainz Jr. Mereka pun memasang target minimal finis di posisi tiga dalam persaingan konstruktor pada 2021. Ini target realistis Ferrari yang pada musim 2020 finis di posisi enam konstruktor.
“Saya pikir posisi ketiga bukan hal yang sepenuhnya mustahil. Hasil itu seharusnya menjadi paling tidak target minimal kami musim depan,” tegas Binotto dikutip Sky Sports.
Namun, Binotto juga menegaskan, pengembangan akan sangat terbatas karena sistem token. Setiap tim hanya memiliki dua token untuk digunakan mengembangkan sektor perbaikan yang dipilih. Namun, tim-tim yang menjadi konsumen dari tim pabrikan, seperti Racing Point (musim 2021 menjadi Alfa Romeo) yang menjadi konsumen gearbox dan suspensi Mercedes, bisa meningkatkan kedua komponen itu tanpa token.
“Kami memiliki keterbatasan dalam pengembangan kami tahun depan, yaitu sistem token. Dengan hanya dua token untuk digunakan, kami harus berusaha mengatasi atau memodifikasi kelemahan-kelemahan tahun ini,” tegas Binotto.
Dia menyebut Racing Point dan AlphaTauri mendapatkan token gratis dan akan mendapat keuntungan kompetitif dibandingkan Ferrari dan tim lainnya dalam hal pengembangan, sehingga benar-benar perlu diwaspadai.
“Kemudian, tim lainnya (McLaren) akan berganti pemasok mesin dan mungkin mendapat perbaikan dalam hal tenaga mesin, yang sekali lagi perlu kami waspadai. Jadi para pesaing akan sangat kuat tahun depan. Tetapi, seperti saya sampaikan, saya yakin dengan apa yang kami miliki di sini di Maranello, tim yang kuat dan saya sangat yakin kami bisa lebih baik dibandingkan yang kami lakukan hari ini,” kata Binotto.