Atalanta menghukum dan mengajarkan AS Roma mengenai arti penting determinasi permainan. Itu ditunjukkan pada laga pekan ke-13 Serie A, ”Sang Dewi” bisa berbalik menang telak 4-1 setelah tertinggal 0-1 pada babak pertama.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
BERGAMO, SENIN — Atalanta memberikan pelajaran berharga untuk AS Roma agar tidak terlena hingga laga benar-benar usai. Dalam pekan ke-13 Serie A Liga Italia di Stadion Gewiss, kota Bergamo, Italia, Senin (21/12/2020) dini hari, ”Sang Dewi” menghajar AS Roma, 4-1, setelah ”Serigala Roma” terbuai dengan keunggulan 1-0 pada babak pertama.
”Kami bermain bagus, berjuang pada babak pertama. Dan kemudian pada babak kedua kami berubah sikap bermain seperti anak-anak. Pertandingan dimainkan selama 90 menit, bukan 45 menit. Para pemain harus belajar bahwa tidak boleh ada perbedaaan penampilan di setiap babak,” kata Pelatih AS Roma Paulo Fonseca yang murka dengan kekalahan itu, seperti dikutip laman resmi AS Roma.
Walau bertindak sebagai tamu, AS Roma sejatinya bermain sangat meyakinkan pada awal laga tersebut. Edin Dzeko dan kawan-kawan mampu menguasai laga dan membuat sedikitnya tiga peluang emas. Bahkan, salah satu peluang berhasil dikonversi menjadi gol oleh Dzeko pada menit ketiga. Sebaliknya, Atalanta nyaris tanpa peluang pada babak pertama.
Memasuki babak kedua, AS Roma justru menurunkan tempo permainan. Perubahan itu cepat direspons oleh Atalanta dengan bermain agresif untuk mencuri bola dari kaki pemain lawan. Tekanan demi tekanan yang dilakukan Rafael Toloi dan kawan-kawan pun berbuah hasil.
Hal itu membuat tim lawan panik dan sering kehilangan bola. Puncaknya, empat gol balasan lahir mulus satu per satu, yakni lewat penyerang Duvan Zapata pada menit ke-59, gelandang Robin Gosens pada menit ke-70, penyerang Luis Muriel menit ke72, dan gelandangan Josip Ilicic pada menit ke-85.
Pada babak kedua, saya melihat tim tidak memiliki keberanian. Mereka terlalu mudah memberikan kemenangan untuk lawan. Tanpa agresivitas, Anda tidak akan memenangi laga seperti ini.
Bagi Fonseca, performa skuad asuhannya pada babak kedua tak ubahnya pesepak bola amatir. Para pemain seperti tidak mengerti bagaimana memainkan bola. ”Pada babak kedua, saya melihat tim tidak memiliki keberanian. Mereka terlalu mudah memberikan kemenangan untuk lawan. Tanpa agresivitas, Anda tidak akan memenangi laga seperti ini,” ketus pelatih asal Portugal tersebut.
Kecil melawan besar
Kekalahan telak dari Atalanta memperpanjang tren buruk AS Roma ketika berhadapan dengan tim besar. Dari 16 laga menghadapi tim besar dua musim terakhir, klub berjersei merah-oranye itu hanya meraih tiga kemenangan, enam seri, dan tujuh kekalahan. Total, mereka hanya meraih 15 poin dari 48 poin yang tersedia.
Khususnya pada musim ini, mereka cuma merebut dua poin dari 12 poin yang tersedia melawan Juventus pada pekan kedua, AC Milan (pekan kelima), Napoli (pekan kesembilan), dan Atalanta. Itu poin yang amat sedikit jika mereka ingin mencapai papan atas klasemen akhir musim ini.
Bek AS Roma, Gianluca Mancini, dikutip Corriere dello Sport, seusai laga kali ini mengatakan, timnya ada masalah mental ketika menghadapi tim besar. Pemain merasa rendah diri atau inferior saat menghadapi tim-tim kuat. Hal itu terlihat jelas dalam laga menghadapi Napoli dan Atalanta.
Mereka mengalami kekalahan telak hingga kebobolan empat gol pada setiap laga. ”Kami harus melihat ke depan dengan lebih baik. Kami adalah tim yang bagus dan kami telah bekerja setiap hari untuk meningkatkan kualitas. Kami tidak boleh mengalami kehancuran seperti ini lagi (kekalahan telak dari Atalanta) pad laga berikutnya,” ujar Mancini.
Faktor Ilicic
Pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini, dikutip Football-Italia, mengakui timnya sempat tertekan selama babak pertama. Namun, memasuki babak kedua, situasi berubah karena perubahan taktik yang dilakukan. Masuknya Ilicic pada babak kedua menjadi salah satu faktor yang mengubah hasil laga tersebut.
Pemain yang sempat mengalami masalah mental pada musim lalu itu perlahan bisa menemukan lagi bentuk permainan terbaiknya. ”Ilicic adalah pemain yang jika kami bisa mengembalikannya ke performa terbaiknya, dia akan memberikan kami kemajuan besar dalam kualitas. Semua orang tahu itu,” katanya.
Kemenangan itu sedikit memberikan kepercayaan diri untuk Atalanta yang performanya tidak stabil dibandingkan dengan musim lalu. ”Tim pantas untuk berbicara (bersaing di papan atas) dengan penampilan seperti ini. Rasa hormat saya berikan kepada para pemain yang pergi ke pertandingan dan mendapatkan hasil ini,” ucap Gasperini.
Dengan hasil itu, AS Roma beruntung masih tertahan di urutan keempat dengan 24 poin dari 13 laga. Adapun Atalanta naik satu peringkat dari tempat kedelapan menjadi ketujuh dengan 21 poin dari 12 laga.