Manuel Neuer, Sang Revolusionis ”Manusia Laba-laba”
Manuel Neuer membuktikan bahwa kiper mempunyai punya peran vital, sama seperti pemain lain di sepak bola modern.
Kebencian Manuel Neuer kecil terhadap posisi penjaga gawang justru menjadi bibit lahirnya revolusi terbesar dalam sepak bola. Dia menunjukkan, tugas kiper tidak hanya menangkap bola, tetapi juga bermain menggunakan kaki dan teknik, seperti 10 pemain lain di lapangan.
Penjaga gawang bagaikan anak tiri dalam permainan sepak bola. Peran mereka dianggap tidak sepenting penyerang yang menghasilkan gol kemenangan ataupun gelandang yang memproduksi keindahan. Saat semua pemain lain menyepak bola, kodrat mereka justru menangkap bola.
Anggapan rendah terhadap penjaga gawang sudah melekat sejak lama. Namun, perspektif tersebut mulai berubah dalam sepak bola modern. Posisi kiper semakin krusial keberadaannya, sama seperti posisi lain.
Semua berkat pembuktian dari Manuel Neuer. Kiper asal Jerman ini kembali menunjukkan kehebatannya di bawah mistar musim lalu. Dia mengantarkan tim raksasa Bayern Muenchen merengkuh tiga gelar juara atau treble winner.
Banyak yang mengatakan, pahlawan treble winner Muenchen adalah striker haus gol Robert Lewandowski. Namun, di balik itu, terdapat sosok Neuer yang ternyata sama, bahkan lebih penting, dibandingkan pemain lain.
Contoh kecilnya bisa dilihat pada partai puncak Liga Champions, Agustus lalu, saat Muenchen menang tipis atas Paris Saint-Germain, 1-0. Malam itu, Neuer membuat dua pasang kaki termahal di dunia milik striker PSG, Kylian Mbappe dan Neymar, kehilangan magisnya.
Kehebatan kiper kelahiran kota Gelsenkirchen itu sampai membuat Pelatih PSG Thomas Tuchel terkagum-kagum. Alih-alih memuji Lewandowski, dia justru menyanjung Neuer setelah pertandingan. Tuchel berkata, peran penjaga gawang sudah naik kelas di tangan Neuer.
Tak heran, pemain jangkung berusia 34 tahun tersebut diganjar sebagai kiper terbaik tahun ini dalam ajang Best FIFA Football Award, Jumat (18/12/2020) WIB. Dia mengalahkan kiper hebat Allison Becker (Liverpool) dan Jan Oblak (Atletico Madrid).
Baginya, ini adalah gelar kiper terbaik pertama dari kategori yang baru hadir sejak 2017 tersebut. Nama Neuer kini bersanding dengan pemenang sebelumnya, seperti kiper veteran Gianluigi Buffon.
”Jerman selalu melahirkan kiper hebat, tetapi tidak ada yang seperti Neuer. Dia memenangi Piala Dunia, Liga Champions, dan berbagai trofi lain. Anda bisa mengatakan, dia sebagai kiper terbaik yang pernah ada di planet ini,” ujar Oliver Kahn, kiper legendaris Jerman.
Revolusi Neuer
Sebagai kiper jangkung dengan tinggi 1,93 meter, Neuer sudah seperti tembok yang bisa menutupi seluruh sisi gawang. Kaki jenjang dan lengan panjang membuat striker lawan kesulitan mencari celah.
Namun, perannya tidak hanya sebagai penghenti tendangan lawan. Tidak seperti peran tradisional kiper legenda Rusia, Lev Yashin, yang dijuluki ”Manusia Laba-laba” karena mampu menahan 150 tendangan penalti dalam 13 tahun bermain.
Mantan pemain Schalke ini punya peran lebih modern, sebagai kiper bertipe sweeper. Selain menjaga gawang, dia juga bertugas mengawasi area pertahanan hingga tengah lapangan yang sering ditinggal pemain bertahan.
Ketika bermain, sering kali Neuer maju sampai ke tengah lapangan untuk memotong umpan terobosan lawan. Karena itu, kekehadirannya lebih dari sekadar kiper biasa. Menurut Joachim Loew, pelatih timnas Jerman, bersama Neuer, tim seperti memiliki 12 pemain. ”Dia bisa berperan sebagai gelandang sekalipun,” katanya.
Jika diibaratkan ”Manusia Laba-laba”, Neuer memasang perangkap jaringnya lebih luas. Saat kiper lain mengawasi kotak penalti, dia bisa menjangkau hingga tengah lapangan. Kelebihan itu yang membuat pemain lain nyaman menyerang. Presensinya sangat cocok dengan tim dengan lini pertahanan tinggi seperti Muenchen.
Cesar Luiz Menotti, mantan pemain dan pelatih timnas Argentina, telah melihat langsung ribuan kiper sepanjang hidupnya, dari Yashin sampai Buffon. Namun, dia tidak pernah melihat yang lebih komplet dibandingkan Neuer. ”Dia adalah yang terbaik sepanjang sejarah,” kata pelatih yang membawa Argentina juara Piala Dunia 1978 tersebut.
Beda lagi dengan mantan penggawa timnas Jerman, Mario Basler. Menurut dia, kiper kebanggaan Jerman tersebut punya peran yang sama krusialnya dengan megabintang Barcelona, Lionel Messi. Perbedaan satu-satunya, Neuer menggunakan sarung tangan.
Pengkhianatan terindah
Uniknya, Neuer tidak pernah menyukai posisi penjaga gawang sejak kecil. Ketika pertama kali masuk ke akademi Schalke, dia yang masih berusia lima tahun menolak tawaran mengisi posisi di bawah mistar.
Pria berambut pirang ini sampai harus dipaksa menjadi kiper. ”Saya ingin menjadi pemain bola (selain kiper). Tetapi, karena saya pemain terakhir yang masuk akademi, terpaksa saya harus jadi kiper. Sebab, anak-anak lain juga tidak ada yang mau,” katanya.
Ketidaksukaan terhadap posisi tersebut justru menjadikannya sosok yang berbeda. Pemain yang pernah tidak kebobolan selama 1.000 menit ini sering melatih kemampuan kakinya.
Ketika tidak berlatih dengan tim, dia bermain sebagai bek ataupun gelandang. Hasilnya, Neuer punya kemampuan lebih lengkap dibandingkan penjaga gawang lain pada umumnya.
Kombinasi badan atletis dan kemampuan olah bola pun melesatkan kariernya. Neuer sudah diberikan kepercayaan debut bersama tim senior Schalke, tim kebanggaan Gelsenkirchen, pada usia 20 tahun.
Bakatnya sempat tercium tim papan atas Liga Inggris, Arsenal. Meski mengidolakan Jens Lehmann, mantan kiper Arsenal dan Schalke, dia memilih bertahan. Neuer berkomitmen tidak akan pindah selamanya dari tim yang sudah dibela sejak masih lima tahun itu.
Sampai beberapa tahun berselang, pada 2011, dia mengkhianati kesetiaan tersebut. Neuer, yang tidak mampu menahan tangis, mengumumkan kepindahan ke Muenchen dalam konferensi pers.
Neuer terpaksa menelan kembali ludahnya demi tekad menjadi nomor satu di dunia. Pemain bernomor punggung satu itu sudah paham, Muenchen yang bisa membawanya ke posisi tersebut. Tidak sama halnya dengan Schalke yang hanya tim medioker di Jerman.
Baca juga : Robert Lewandowski Pemain Terbaik 2020
Namun, pengkhianatan tersebut justru menjadi keputusan terbaik dalam kariernya. Sekarang, dia bisa memperlihakan ke seluruh dunia kehebatannya sebagai penjaga gawang yang pernah ada di bumi.
Neuer juga membuktikan, ”Manusia Laba-laba” punya peran vital, sama seperti pemain lain di sepak bola modern. Dengan semua itu, posisi yang sering dianggap tidak penting kini telah menjadi pemegang takdir terpenting dalam kemenangan tim.(AP/REUTERS)
Manuel Peter Neuer
Lahir: Gelsenkirchen, Jerman, 27 Maret 1986
Posisi: Kiper Bayern Muenchen
Prestasi individu:
Goalkeeper of the Year Best FIFA Football Award 2020
Goalkeeper of the Year Bundesliga (4 kali)
Footballer of the Year Jerman (2 kali)
Prestasi tim:
Juara Piala Dunia 2014 (Jerman)
Juara Bundesliga (8 kali)
Juara Liga Champions (2 kali)