Giannis memecahkan rekor kontrak terbesar di NBA. Dia akan tetap bersama Bucks hingga lima musim berikutnya. Misinya, membawa gelar ke kota Milwaukee yang terakhir juara pada 1971.
Oleh
KELVIN HIANUSA dan KORANO NICOLASH LMS
·3 menit baca
MILWAUKEE, RABU — Sekitar satu dekade lalu, Giannis Antetokounmpo hanyalah remaja miskin yang harus menghidupi keluarga dari berjualan di jalanan. Nasib buruk itu telah bermetamorfosis. Saat ini, sang megabintang Milwaukee Bucks menjadi pebasket dengan bayaran termahal dalam sejarah NBA.
Giannis memecahkan rekor bayaran terbesar setelah memperpanjang kontrak supermax selama lima tahun bersama Bucks pada Rabu (16/12/2020). Nilai kontrak pebasket 26 tahun itu senilai 228,2 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,2 triliun, melampaui kontrak Stephen Curry di Golden State Warriors dan bayaran per tahun bintang Los Angeles Lakers, LeBron James.
”Ini adalah momen besar untuk saya dan keluarga. Saya ingin berterima kasih kepada Bucks. Anda mengambil saya delapan tahun lalu dan memberi kontrak seperti ini. Ini tidak bisa dipercaya,” kata peraih Most Valuable Player NBA dua musim beruntun, 2019 dan 2020, tersebut.
Baginya, kontrak megabesar ini seakan keajaiban. Dia tidak pernah menyangka bisa berada di posisi sekarang. Pebasket bertubuh kekar ini melewati lika-liku tajam sebelum maupun setelah dipilih Bucks dalam Draf NBA pada 2013.
Kehidupannya jauh dari kata beruntung karena lahir dalam keluarga imigran asal Nigeria yang menetap di Yunani tanpa status kewarganegaraan resmi. Dia pun bersama tiga saudara laki-laki terpaksa membantu sang ayah mencari nafkah dengan berjualan kacamata dan aksesori di jalanan.
Akibat kemiskinan itu, tubuh Giannis sangat jauh dari standar pebasket ketika memasuki NBA. Tubuhnya begitu kurus dengan tulang yang terlihat jelas, jauh berbeda dengan sekarang. Pelatih pertama Giannis, Takis Zivas, menyebut mantan anak asuhnya itu seperti bocah yang punya problem nutrisi. Latihan kerasnya tidak sesuai dengan asupan setiap hari.
Ini adalah momen besar untuk saya dan keluarga. Saya ingin berterima kasih kepada Bucks. Anda mengambil saya delapan tahun lalu dan memberi kontrak seperti ini. Ini tidak bisa dipercaya.
Namun, semua itu telah berubah. Pemain berjuluk ”Greek Freak” ini punya uang untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarga saat ini. Dia tidak perlu lagi berlari ke tempat latihan Bucks, seperti pada musim pertama di NBA, karena seluruh gajinya diberikan kepada keluarga.
Pembuktian terakhir
Perpanjangan kontrak mengakhiri spekulasi kepindahan peraih Defensive Player of The Year 2020 tersebut. Kabarnya, Giannis sudah diincar oleh tim raksasa seperti Miami Heat hingga Golden State Warriors mengingat kontrak sebelumnya akan habis pada musim depan.
Giannis yakin, Bucks dan kota Milwaukee adalah rumahnya. ”Ini adalah rumah saya. Ini adalah kota saya. Saya merasa bersyukur bisa menjadi bagian dari Bucks untuk lima tahun ke depan. Mari kita mulai perjalanan dari tahun ini,” ungkapnya.
Pemain setinggi 2,11 meter ini telah membuktikan banyak hal. Dia bisa mengangkat harkat dan memperbaiki ekonomi keluarga. Dia juga telah menepis keraguan banyak orang yang menganggapnya hanya pemain standar, dengan segala pencapaian individu.
Metamorfosis Giannis akan sempurna dengan pembuktian terakhir, yaitu meraih gelar juara NBA. Dengan gelar tersebut, dia bisa membuktikan loyalitas masih bisa membawa kejayaan. Loyalitas saat ini menjadi barang mahal di NBA karena banyak ”kutu loncat” yang rela berpindah-pindah klub demi cincin juara.
Paul Pierce, legenda hidup NBA, mengatakan, Giannis seakan membuat perbedaan dengan megabintang saat ini. ”Dia tidak seperti LeBron James dan Kevin Durant. Lihat bagaimana mereka mendapat juara (dengan berpindah klub). Dia ingin membuat warisan dengan berjuang sendiri. Inilah mentalitas pemain zaman dulu,” kata ikon Boston Celtics itu.
Kisah Giannis bisa menyamai atau melampaui pebasket terbaik sepanjang masa, Michael Jordan. Jordan setia membangun Chicago Bulls dari tim gurem. Dia melewati paceklik prestasi hingga menemukan kepingan tepat, seperti rekan yang pas dalam diri Scottie Pippen dan pelatih Phil Jackson. Hingga akhirnya, Jordan membuka keran juara pada 28 tahun yang berujung dengan enam gelar.
Giannis masih berusia 26 tahun saat ini. Dia masih punya lima tahun ke depan untuk mengumpulkan kepingan yang bisa mendukungnya. Musim depan, akan lebih baik baginya karena akan bermain bersama mantan bintang dari New Orleans Pelicans, Jrue Holiday. (AP)