Ronald Koeman memasuki masa kritis sebagai pelatih Barcelona. Kemenangan amat dibutuhkan Barca untuk mengakhiri periode buruk sekaligus membuka peluang klub bersaing memperebutkan Liga Spanyol.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
BARCELONA, SABTU – Hari ini tepat 11 bulan Barcelona memecat Ernesto Valverde, 13 Januari 2020 lalu. Sejak masa itu, “Blaugrana” telah memiliki dua pelatih pengganti, yakni Quique Setien dan Ronald Koeman, yang justru membawa Barca memasuki masa terburuk dalam satu dekade terakhir.
Ketika Valverde dipecat, Barca tengah berada di puncak klasemen Liga Spanyol dan lolos ke babak 16 besar Liga Champions sebagai juara grup. Kegagalan merebut Piala Super Spanyol menjadi biang keladi habisnya kesabaran manajemen klub kepada Valverde.
Namun, setelah era Valverde, Barca justru gagal membaik. Kehilangan gelar Liga Spanyol, Piala Liga, dan gugur secara memalukan di babak 8 besar Liga Champions ketika bersama Setien. Kemudian, sejak bersama Koeman di awal musim ini, Barca terdampar di posisi ke-9 di liga dan kalah bersaing dengan Juventus untuk memuncaki Grup G Liga Champions.
Kondisi itu membuat kondisi Koeman kian sulit. Meskipun tengah dihadapkan pada masa transisi yang diusung manajemen Barca setelah melepas sejumlah pemain andalan, seperti Luis Suarez, Ivan Rakitic, dan Arturo Vidal, pelatih asal Belanda itu nyatanya belum menemukan ramuan ampuh untuk mengeluarkan kemampuan terbaik skuad Barca.
Hal itu terwujud dari total empat kekalahan yang telah diterima Barca dalam 10 laga awal Liga Spanyol musim ini. Kekalahan dari tim promosi, Cadiz, akhir pekan lalu, menjadi bukti “Blaugrana” bukan lagi tim yang dapat dengan mudah meraih poin ketika menghadapi tim semenjana.
Laga ke-11 Liga Spanyol, Senin (14/12/2020) pukul 03.00 WIB, kontra Levante di Stadion Camp Nou akan menjadi salah satu laga penentu bagi masa depan Koeman di Barca. Meskipun kedua tim terpaut sembilan peringkat di klasemen sementara liga, kedua tim hanya berselisih tiga poin. Adapun Levante adalah tim penghuni posisi 18 yang menjadi batas akhir zona degradasi.
Kekalahan atau pun hasil imbang akan semakin menyudutkan posisi Koeman sekaligus menyulitkan Barca untuk mengejar Atletico Madrid di puncak klasemen yang berselisih 12 poin.
Menurut legenda Barca, Rivaldo, Koeman adalah sosok yang tepat untuk membantu “Blaugrana” keluar dari krisis yang telah dialami sejak musim lalu. Akan tetapi, lanjut Rivaldo, Koeman tiba di Camp Nou dengan kondisi yang tidak ideal, mulai dari kepengurusan klub yang buruk hingga hasrat besar Lionel Messi untuk keluar di akhir musim 2019-2020.
“Barcelona amat terancam keluar dari posisi empat besar untuk pertama kali dalam beberapa tahun terakhir. Tim bermain semakin buruk dari waktu ke waktu, sehingga apabila kondisi itu tidak semakin baik, posisi Koeman akan dalam bahaya,” ucap Rivaldo kepada Sport, Sabtu (12/12/2020).
Perkataan Rivaldo itu diakui oleh Manajer Manchester City Pep Guardiola. Setelah merasakan memimpin Barca, Bayern Muenchen, dan City, Guardiola menganggap tekanan melatih “Blaugrana” lebih besar dari dua tim lain yang telah ia tangani.
Di Barcelona seorang pelatih tidak cukup hanya memenangi trofi liga. Seluruh pihak di klub selalu menuntut setiap pelatih meraih prestasi lebih dari itu.
“Di Barcelona seorang pelatih tidak cukup hanya memenangi trofi liga. Seluruh pihak di klub selalu menuntut setiap pelatih meraih prestasi lebih dari itu,” kata Guardiola beberapa waktu lalu.
Banyak faktor
Koeman mengatakan, dirinya memahami tekanan yang besar akan ada di pundaknya ketika menerima pinangan Barca di musim panas lalu. Tetapi, ia menekankan, periode buruk di awal musim ini tidak hanya disebabkan faktor olahraga.
“Kami memulai musim ini dengan buruk karena mengalami kendala ekonomi dan pemilihan presiden yang telah memengaruhi kondisi tim di dalam maupun luar lapangan,” kata Koeman dilansir Marca.
Laga melawan Levante menjadi momen tepat bagi Barca untuk menjawab keraguan. Pasalnya, Barca selalu meraih kemenangan ketika menjamu Levante di Camp Nou dalam tiga musim terakhir.
Oleh karena itu, untuk memperbaiki nasib di musim ini, Koeman menuntut anak asuhannya untuk memperbaiki konsentrasi dan fokus di dalam laga, terutama ketika bertahan. Dari 11 gol yang bersarang ke gawang Barca di 10 laga awal musim ini, sebanyak 7 gol disebabkan kesalahan lini pertahanan. Hal itu terdiri dari dua gol akibat hukuman penalti, dua gol dari sepak pojok, dan tiga gol tercipta karena kesalahan individu.
“Saya percaya dengan seluruh pemain bahwa mereka dapat memperbaiki permainan di sisa musim ini. Kami khawatir dengan peluang persaingan di papan atas, tetapi kami tengah berusaha untuk meningkatkan performa di setiap laga,” ucap pelatih berambut pirang itu.
Sementara itu, gelandang muda Barca, Pedri, menilai seluruh pemain “Blaugrana” harus bertanggung jawab dengan penampilan buruk di awal musim ini, terutama usai dikalahkan Cadiz (1-2) dan Juventus (0-3) dalam dua laga beruntun. “Tidak ada waktu bagi kami untuk mencari alasan atas hasil buruk itu. Kami harus bekerja keras dan memperbaiki kekeliruan di dalam pertandingan,” ucap Pedri dilansir laman klub.
Kesempatan terbaik
Adapun Levante datang ke Camp Nou dengan catatan enam laga tak terkalahkan. Dari enam laga itu, Levante meraih hasil imbang sebanyak lima kali, kemudian membawa pulang tiga poin ketika menumbangkan Getafe 3-0, 5 Desember lalu.
Hasil itu memberikan kepercayaan diri bagi tim berjuluk “Granotas” itu. Bek kiri Levante, Carlos Clerc, menekankan, skuad Levante akan memberikan perlawanan maksimal kepada Barca dengan mengutamakan pertahanan kokoh dan siap menghukum lewat serangan balik ketika tim tuan rumah lengah.
“Musim ini adalah kesempatan terbaik bagi kami untuk meraih poin di Camp Nou. Barca tentu berusaha mengakhiri rekor kekalahan di laga sebelumnya, tetapi kami akan bermain berani dan tidak merasa inferior di hadapan pemain berkelas dunia Barca,” kata Clerc.
Sementara itu, Pelatih Levante Paco Lopez tidak menganggap hasil buruk Barca di awal musim ini akan menguntungkan timnya. Menurut Lopez, Barca selalu menampilkan permainan gemilang di Camp Nou yang membuat lawan-lawan tidak berdaya.
“Meskipun tidak dalam masa yang baik, mereka (Barca) bermain luar biasa di kandang ketika mencetak banyak gol ke gawang Villarreal, Real Betis, dan Osasuna,” kata Lopez dikutip laman klub. (REUTERS)