Australia Terbuka menjadi satu-satunya turnamen bagi Roger Federer pada tahun 2020. Setelah beristirahat sepanjang tahun, Federer menatap musim 2021 dengan target tinggi meski ia akan berusia 40 tahun.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
Tahun ini, penggemar tenis menyaksikan penampilan terakhir Roger Federer ketika bertanding melawan Novak Djokovic dalam semifinal Australia Terbuka, Januari. Di Melbourne Park, sambil menahan sakit lutut, petenis kawakan Swiss itu kalah 6-7 (1-7), 4-6, 3-6.
Setelah itu, Federer menjalani operasi lutut kanan. Rencananya bertanding kembali di arena Wimbledon batal setelah kompetisi tenis dihentikan pada Maret-Agustus karena pandemi Covid-19.
Fokusnya langsung beralih pada 2021. Sejak November, pemegang 20 gelar juara Grand Slam itu menyatakan akan tampil di Australia Terbuka, turnamen yang telah enam kali dijuarainya.
Australia Terbuka 2021 akan berlangsung 8-21 Februari, mundur tiga pekan dari rencana 18-31 Januari. Hal ini karena Pemerintah Australia baru mengizinkan peserta tiba pada 15 Januari, dilanjutkan karantina selama dua pekan.
Meski akan berusia 40 tahun pada 8 Agustus 2001, Federer masih memiliki target tinggi dalam agendanya. Dia membidik Wimbledon dan Olimpiade Tokyo 2020 yang mundur setahun, juga karena pandemi Covid-19.
Dengan usia tersebut, Federer beradaptasi terhadap semua proses latihan untuk menjaga agar tetap bugar, dan selalu termotivasi untuk ajang-ajang besar. “Saat muda, pada awal menjalani tur, saya berlatih berjam-jam per hari. Saya selalu fokus di lapangan agar bisa mengimbangi lawan dengan latihan selama dua, tiga, bahkan lima jam setiap hari,” katanya.
Seiring bertambahnya usia, Federer belajar “mendengarkan” tubuhnya dan mengatasi stress. Faktor terakhir ini salah satunya bisa muncul karena program latihan berat. Sebaliknya, masalah fisik bisa muncul karena stress.
“Anda bisa keram karena stress. Stress juga bisa muncul karena bermain dalam kondisi lelah, jet lag, atau karena harus bermain dalam berbagai jenis lapangan berbeda. Di awal, kita belajar untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman itu, belajar dengan cepat. Setelah memiliki semua pengalaman, Anda tak perlu lagi berlatih sekeras sebelumnya. Saat ini, fokus saya pada kualitas, bukan pada kuantitas latihan,” tutur Federer.
Seimbangkan kebutuhan
Untuk menghadapi musim 2021, petenis peringkat kelima dunia ini menjalani persiapan dengan perlahan sambil menyesuaikan diri dengan situasi akibat pandemi. Dia menyeimbangkan kebutuhan latihan dengan perannya sebagai suami dan ayah dari empat anak.
Setelah pulih dari operasi, Federer fokus pada pemulihan kebugaran tubuh. Dia mulai berlatih di lapangan tenis pada Oktober. Sebulan terakhir, barulah Federer menjalani program latihan penuh untuk kembali ke kompetisi di Melbourne Park sebagai agenda pertamanya pada 2021.
Setelah memiliki semua pengalaman, Anda tak perlu lagi berlatih sekeras sebelumnya. Saat ini, fokus saya pada kualitas, bukan pada kuantitas latihan.
Pelatihnya Ivan Ljubicic yakin Federer masih bersaing di papan atas pada saat kembali. “Roger berlatih dengan baik, dia masih memiliki keinginan besar untuk menjuarai ajang besar. Saya rasa, permainannya akan tetap berada di level tinggi,” ujar Ljubicic setelah mengunjungi Federer yang berlatih di kediamannya di Basel, Swiss.
Mendampingi Federer sejak 2016, Ljubicic membantu petenis berjulukan maestro itu mengembangkan kemampuan dalam backhand, terutama dalam pukulan tinggi. Mantan petenis Kroasia itu, juga, membuat tipe permainan Federer semakin ofensif.
“Roger sangat termotivasi. Banyak yang bertanya mengapa dia masih bermain, mereka mencari tahu mengapa Roger masih bisa menikmati pertandingan. Yang saya lihat, Roger masih kompetitif. Dia memiliki keinginan kembali pada level permainan sebelum cedera, dan saya rasa permainannya memang masih berada pada level tinggi,” kata Ljubicic.