Tuan Rumah Piala Dunia 2021 untuk Persiapan Olimpiade Paris 2024
Diperlombakannya nomor kecepatan pada cabang panjat tebing di Olimpiade Paris 2024 menjadi angin segar bagi Indonesia. Berbagai persiapan dilakukan, salah satunya menjadi tuan rumah Piala Dunia pada 2021.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Federasi Panjat Tebing Indonesia atau FPTI bergerak cepat untuk menyiapkan para atlet yang akan bertarung di Olimpiade Paris 2024 di nomor kecepatan. Salah satunya dengan menjadi tuan rumah seri Piala Dunia Panjat Tebing nomor kecepatan yang akan berlangsung di Jakarta pada 23-24 Oktober 2021.
Ketua Umum PB FPTI Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid berharap seri piala dunia ini menjadi ajang terbaik bagi para atlet Indonesia untuk mengukur kemampuan sambil menatap Olimpiade. ”Itulah mengapa kami berani mengajukan diri dan akhirnya bisa disetujui meski ada negara lain seperti China yang juga berminat jadi tuan rumah,” kata Yenny yang saat dihubungi sedang berada di Arab Saudi, Rabu (9/12/2020).
Piala Dunia di Jakarta ini, berdasarkan data dari laman Federasi Olahraga Panjat Tebing Internasional (IFSC), merupakan satu-satunya kejuaraan level dunia pada 2021 yang khusus digelar untuk nomor kecepatan. Pada kesempatan inilah para atlet Indonesia akan bertemu para pemanjat nomor kecepatan terbaik di dunia dan melihat seberapa berat tantangan yang akan dihadapi pada 2024.
Agenda Piala Dunia ini sudah sejalan dengan mimpi para pemanjat tebing Indonesia untuk bisa tampil di Olimpiade. Kesempatan untuk tampil di Olimpiade Tokyo 2020 sudah tertutup karena yang diperlombakan adalah nomor kombinasi, yaitu gabungan kecepatan, boulder, dan rintisan (lead). Adapun Indonesia saat ini baru unggul dalam nomor kecepatan.
Setelah Aries Susanti Rahayu memecahkan rekor dunia pada Piala Dunia Panjat Tebing seri Xiamen di China, Oktober 2019, dengan catatan waktu 6,995 detik, atlet-atlet pemanjat cepat lainnya bermunculan. Terakhir nama Indonesia kembali melambung setelah Rahmad Adi Mulyono mampu menjuarai Kejuaraan Internasional Panjat Cepat Daring, Agustus lalu.
Tentu kami sangat siap dan gembira. Para atlet juga sudah siap menyambut tantangan dan berambisi bisa berdiri di podium.
Para atlet pemanjat cepat ini akan keteteran jika mengikuti nomor kombinasi karena punya teknik memanjat cepat berbeda dengan teknik memanjat untuk nomor bolder atau lead, yang lebih membutuhkan daya tahan. Atlet panjat tebing Indonesia, Aspar Jailolo, pernah mengatakan bahwa mengadu atlet nomor kecepatan dengan atlet nomor boulder/lead seperti mengadu pelari 100 meter dengan pelari maraton.
Namun, sudah ada titik terang ketika Komite Olimpiade Internasional (IOC) awal pekan ini mengumumkan bahwa nomor kecepatan resmi diperlombakan di Paris sebagai nomor terpisah. Jika di Tokyo nomor panjat tebing hanya menyediakan dua medali emas dari nomor kombinasi putra dan putri, di Paris cabang ini menyediakan empat medali emas. Dua emas dari nomor kombinasi (lead-boulder) putra dan putri serta nomor kecepatan putra dan putri.
”Tentu kami sangat siap dan gembira. Para atlet juga sudah siap menyambut tantangan dan berambisi bisa berdiri di podium,” ujar Yenny.
FPTI menyiapkan 12 atlet yang diproyeksikan tampil di nomor kecepatan. Para atlet ini sedang menjalani pelatnas di Cakung, Jakarta Timur. Selain melatih teknik, para atlet juga berlatih untuk disiplin. Yenny bercerita ada atlet putra yang digundul rambutnya sebagai hukuman karena terlambat datang latihan hingga 15 menit.
”Para atlet memiliki semangat tinggi menghadapi Olimpiade. Bahkan, mereka masing-masing sudah menetapkan target pribadi,” kata Yenny. Dengan demikian, para atlet tinggal terus mengasah kemampuan dan mengikuti kompetisi. (DEN)