George Russell tampil bagus, bahkan nyaris memenangi balapan, sebagai pengganti sementara Lewis Hamilton di tim Mercedes. Namun kekacauan saat “pit stop” membuat mimpi Russell menguap di langit malam Bahrain.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
SAKHIR, MINGGU - George Russell (22) tampil brilian sebagai pengganti Lewis Hamilton yang absen karena positif Covid-19. Pebalap binaan tim Mercedes itu menunjukan potensinya dengan memimpin balapan Formula 1 seri Sakhir di Sirkuit Internasonal Bahrain sejak start, Senin (7/12/2020) dini hari WIB. Namun, kemenangannya, yang sudah di depan mata, dirampas kekacauan besar saat pergantian ban mobil menyusul turunnya safety car.
Russell pun gagal menikmati manisnya memenangi balapan F1. Ia hanya bisa finis di posisi ke-9, yaitu di belakang pebalap Mercedes lainnya, Valtteri Bottas, yang juga terkena dampak kekacauan penggantian ban.
Namun, Russell menunjukan potensinya sebagai pebalap masa depan Mercedes. Kemampuan pebalap asal Inggris itu selama ini kurang terlihat karena memacu mobil Williams yang tidak kompetitif di F1.
Dalam 36 balapan bersama Williams, Russell belum pernah meraih poin. Poin pertamanya diraih akhir pekan lalu sebagai pebalap pengganti di Mercedes. Di balik kemudi Mercedes W11, Russell menjadi pebalap yang sangat berbeda. Start dari posisi kedua, ia lantas memimpin balapan sejak tikungan pertama di trek lingkar luar Sirkuit Internasional Bahrain, kemarin.
Russell sempat tidak terusik hingga pit-stop pada lap ke-63, menyusul masuknya safety car. Namun, penggantian ban di tim Mercedes itu berujung bencana. Ban depan Bottas justru terpasang di mobil Russell. Kedua pebalap pun dirugikan. Russell terpaksa kembali masuk pit pada lap ke-64 untuk mendapatkan ban yang tepat.
”Bagi kami, ini kekacauan kolosal. Saya tidak boleh mengucapkan itu (kata kasar), tetapi (kondisinya) seperti itu. Salah satu dari kru (pengganti) ban tidak mendengar panggilan. Kami mengalami masalah radio komunikasi di garasi. Itulah mengapa kami keluar dengan set ban yang salah,” tutur Kepala Tim Mercedes Toto Wolff mengenai kekacauan itu.
Saat kembali ke lintasan, Russell berada di posisi kelima, di belakang Bottas. Adapun pimpinan balapan diambil alih pebalap Racing Point, Sergio Perez. Ia dibuntuti pebalap Renault, Esteban Ocon, dan Lance Stroll (Racing Point). Posisi ketiga pebalap terdepan itu tak berubah hingga akhir balapan tersebut.
Meskipun dirugikan akibat kesalahan timnya, Russell masih bisa memperbaiki keadaan. Dia menunjukkan kemampuannya dengan menyalip Bottas dan naik ke posisi keempat. Lewat manuver itu, Russell menegaskan, dia pebalap bagus jika memiliki mobil kompetitif. Ia lalu sempat melewati Stroll dan Ocon, serta hanya tertinggal dua detik dari Perez.
Di tengah upayanya mengejar Perez dan podium pertama, Russel kembali dihadang nasib buruk. Ban belakang mobilnya bocor halus sehingga harus masuk pit kembali guna mengganti ban. Dia pun hanya bisa finis di posisi kesembilan, poin pertama sepanjang kariernya di F1.
Ini hanyalah awal dari dongeng yang tidak berjalan lancar. Hari ini, saya berkata, bintang baru telah lahir!(Toto Wolff)
Menyadari upaya timnya tidak maksimal pada balapan itu, Wolff pun meminta maaf langsung kepada Russell. Saat berbincang seusai balapan itu, Wolff memuji pebalap muda binaan Mercedes itu.
Lahirnya bintang baru
Menurut Wolff, penampilan menawan Russell pada balapan itu menunjukkan lahirnya bintang baru di F1. Ia pun menyebut pebalap muda itu punya masa depan yang sangat cerah.
Sebelum balapan itu, Russell disebut-sebut sebagai pebalap masa depan Mercedes. Balapan di Sakhir itu menjadi semacam audisi bagi Russell untuk mengincar posisi pebalap tetap di tim terbaik F1 saat ini itu.
Russell dijagokan menempati posisi salah satu pebalap tetap Mercedes pada setidaknya 2022 mendatang. Akhir musim depan, kontrak Bottas di tim asal Jerman itu akan berakhir.
Wolff pun membuka kesempatan itu bagi Russell. ”Hari ini bukan kesempatan terakhir dia memenangi balapan. Ini hanyalah awal dari dongeng yang tidak berjalan lancar. Hari ini, saya berkata, bintang baru telah lahir!” tegas Wolff memuji Russell, pebalap pinjaman dari tim Williams, seusai balapan itu.
Menurut Wolff, langit adalah batasan bagi para pebalap muda potensial seperti Russell. Ia pun berharap Russell bisa mengikuti jejak Hamilton, juara dunia F1 tujuh kali yang memecahkan berbagai rekor di olahraga itu.
”Lewis merupakan titik acuan yang tak terbantahkan. Itu yang dikatakan oleh rekor-rekor dia. Saya yakin tidak seorang pun yang bisa mendekati (rekor) dia. Tetapi, hari ini, kita melihat ada generasi baru yang datang dan bisa sangat kuat,” tutur Wolff kemudian.
Dalam kesempatan itu, Wolff menyampaikan bahwa Russell akan kembali membalap untuk Mercedes di seri Abu Dhabi, pada 13 Desember, jika Hamilton belum puluh dari Covid-19. ”Jika hasil tesnya negatif, maka itu mobil (dipakai Lewis) dan kemudian dia pasti akan membalap dengan brilian. Jika hasil tesnya (positif), maka George di dalam mobil,” ujarnya.
Sementara itu, Russell tidak bisa menutupi kekecewaannya gagal meraih podium di balapan pertamanya bersama Mercedes. Padahal, ia sempat menikmati balapan dan berharap tinggi.
”Ini (mengendarai Mercedes) sangatlah menyenangkan. Saya menyukainya. Namun, sejujurnya, saya patah hati. Saya sangat kecewa (gagal menang),” tutur Russell kemudian.
”Saya pernah menjalani sejumlah balapan di mana nyaris menang. Tetapi, dua kali? Saya tak bisa percaya itu,” ujarnya.
Namun, ia menolak menimpakan hasil buruk di seri itu ke timnya yang telah melakukan sejumlah kesalahan fatal. ”Ya, itulah balapan. Ini olahraga tim. Kami semua terlibat di dalamnya bersama-sama,” ujarnya.
Sementara itu, terlepas dari kesalahan timnya saat pit-stop, Bottas mengakui penampilannya buruk pada seri itu. Pebalap yang start dari posisi pertama itu dengan mudah dilewati Russell pada awal balapan. Ia juga gagal mengimbangi penampilan rekan sementara di timnya itu.
”Saya mungkin terlihat seperti orang bodoh di balapan itu (seri Sakhir). Ini sangatlah tidak menyenangkan, apalagi orang membanding-bandingkan (dengan Russell),” ungkap Bottas.(AFP/Reuters)