Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo akan bertemu lagi pada laga Barcelona versus Juventus di Liga Champions. Pertemuan ini akan menjadi pembuktian mereka yang sedang berada dalam kondisi berbeda 180 derajat.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
BARCELONA, SENIN — Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo kemungkinan akan kembali bertemu di lapangan setelah dua tahun lebih. Namun, kondisi kedua pesepak bola paling fenomenal dalam dekade ini tidak sama. Mereka lebih seperti bumi dan langit. Ronaldo tetap dominan, sedangkan Messi sedang berjibaku bangkit dari penampilan terburuk sepanjang karier.
Penguasa 11 gelar individu Ballon d’OR dalam 12 musim terakhir itu bisa bertemu lagi di Liga Champions. Ronaldo yang datang bersama Juventus akan menantang Messi dan tuan rumah Barcelona dalam laga pamungkas Grup G, Rabu (9/12/2020) dini hari WIB, di Stadion Camp Nou.
Ini akan menjadi pertemuan pertama mereka setelah Ronaldo pindah dari Real Madrid ke Juventus pada 2018. Dalam laga pertama kedua tim, di markas Juventus, reuni mereka batal terjadi karena Ronaldo dinyatakan positif Covid-19.
Meski sudah sama-sama lolos ke 16 besar, duel Barca versus Juve masih sangat menentukan. Tim tamu bisa saja merebut puncak klasemen dari tangan Barca jika menang minimal 3 gol atau keunggulan 2 gol selain 2-0.
Perebutan puncak ini sangat penting untuk menghindari juara dua edisi sebelumnya Bayern Muenchen dan Liverpool. Mereka sama-sama sudah memastikan diri lolos sebagai unggulan teratas grup masing-masing. Karena itu, Barca dan Juve akan berharap dengan pahlawannya.
Namun, kenyataan berbanding terbalik bagi Messi dan Ronaldo. Alih-alih bertemu lagi dalam bentuk terbaik, mereka justru berada dalam kondisi berlawanan. Kondisi itu menguntungkan Ronaldo yang sedang berapi-api dengan ”Si Nyonya Besar”.
Penyerang berjuluk ”CR7” itu baru saja mencetak gol ke-750 dalam kariernya, akhir pekan lalu. Gol tersebut mengantarkan Juve menang 2-1 atas sang tetangga Torino dalam laga bertajuk ”Derbi Kota Turin”.
Mantan Pelatih Juve Massimiliano Allegri memujinya dalam wawancara The Times baru-baru ini. Allegri menilai Ronado masih terus menjadi yang terbaik walaupun sudah berusia 35 tahun. Semua berkat mentalitasnya yang melebihi pemain mana pun.
Ronaldo adalah pemain dengan mentalitas hebat. Dia sudah memenangkan segalanya lima gelar Ballon d’Or, lima trofi Liga Champions, dan satu trofi Piala Eropa, itu sangat sulit. Akan tetapi, dia selalu punya tujuan baru setiap tahunnya.
”Ronaldo adalah pemain dengan mentalitas hebat. Dia sudah memenangkan segalanya lima gelar Ballon d’Or, lima trofi Liga Champions, dan satu trofi Piala Eropa, itu sangat sulit. Akan tetapi, dia selalu punya tujuan baru setiap tahunnya,” kata Allegri.
Sejauh ini, bomber asal Portugal tersebut sudah mencetak 10 gol dari 9 laga di bawah asuhan pelatih baru Andrea Pirlo. Dia tidak menandakan penurunan sama sekali. Hal itu sangat kontras dibandingkan Messi yang kesulitan mengangkat Barca di bawah Pelatih Ronald Koeman.
Messi menghasilkan 7 gol dari 13 laga musim ini, di mana 5 gol berasal dari hadiah penalti. Inkonsistensi pemain berjuluk ”Si Kutu” itu turut memengaruhi performa Barca yang mengalami awal musim terburuk dalam 33 musim terakhir.
Inkonsistensi itu banyak dihubungkan dengan spekulasi masa depan Messi yang akan bebas kontrak tahun depan. Kurang dari sebulan lagi, penyerang asal Argentina tersebut sudah bisa menjalin kontrak dengan klub di luar Spanyol untuk pindah gratis musim panas mendatang. Situasi ini membuat fokus pemain 33 tahun ini terbelah.
Menurut legenda hidup Barca, Rivaldo, konsentrasi Messi saat ini lebih tertuju pada kepindahan ke raksasa Perancis, Paris Saint-Germain. Apalagi, mantan rekannya, Neymar, terus mengajaknya untuk bermain bersama lagi di Paris.
Inilah kesempatan Messi membuktikan kembali kehebatannya seperti sediakala, ketika terus terpacu karena persaingan dengan Ronaldo. Kehadiran CR7 bisa memacu lagi rivalitasnya untuk tetap menjadi pemain terbaik di bumi.
Seperti diketahui, Messi sempat mengaku kehilangan sosok Ronaldo, dalam wawancara awal 2020. Tanpa rival besarnya itu, intensitas persaingan di liga, terutama dengan Madrid, sangat menurun. ”Rivalitas kami sangat bagus untuk personal masing-masing. Ketika Cristiano di Madrid, pertandingan di antara kami sangatlah spesial,” katanya.
Ucapan tersebut terbukti karena Messi tidak mampu menyumbang gol ataupun asis dalam enam laga el clasico terakhir sejak Ronaldo pindah. Padahal, sebelumnya, dia merupakan sosok yang selalu berkontribusi dalam el clasico dengan total 26 gol dan 14 asis dalam 44 laga.
Terakhir kali bertarung di lapangan, Ronaldo dan Messi terlibat dalam duel sengit di el clasico pada Mei 2018. Ketika itu, masing-masing dari mereka menyumbang satu gol dalam laga yang berujung tanpa pemenang, 2-2.
Namun, pertemuan Messi dan Ronaldo nanti bisa saja batal lagi karena keputusan Koeman. Dalam dua pertandingan Liga Champions terakhir, pelatih asal Belanda itu selalu tidak memainkan Messi.
Kemungkinan tidak menurunkan Messi semakin besar. Sebab, Koeman sangat kecewa dengan pertahanan Barca ketika kalah akhir pekan lalu dari tim promosi Cadiz di La Liga. Sebelumnya, Messi pernah dikritik karena tidak ikut rekan-rekannya bertahan.
”Kami kekurangan agresivitas ketika bertahan. Pemain harus belajar lebih kuat saat bermain tanpa bola. Kami sering terluka karena hal itu. Ini sangat mengecewakan,” ujar Koeman yang berjanji akan memperbaiki problem itu ketika bertemu Juve, seperti dikutip Marca.