Penghargaan atlet atletik terbaik dunia 2020 menjadi pembuktian kerja keras keluarga Duplantis. Armand Duplatins menjadi atlet putra terbaik, adapun kedua orangtuanya, Greg dan Helena Duplantis, jadi pelatih terbaik.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
Dalam usia 21 tahun, Armand “Mondo” Duplantis dinobatkan sebagai atlet atletik terbaik dunia, yang menjadikannya atlet termuda peraih penghargaan tersebut. Keberhasilan pemilik rekor dunia loncat galah itu sekaligus menjadi pengakuan bagi kerja keras orang tuanya yang melatih Armand.
Akibat pandemi Covid-19, penghargaan tahunan World Athletics (sebelumnya bernama IAAF) itu digelar secara virtual, Sabtu (5/12/2020) tengah malam WIB. World Athletics menetapkan Mondo (Swedia) sebagai atlet putra terbaik, sedangkan atlet lompat jangkit asal Venezuela, Yulimar Rojas, sebagai atlet putri terbaik.
Seperti Mondo, Rojas adalah pemegang rekor dunia, yaitu dalam nomor lompat jangkit putri dalam ruangan. Peraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu mencatat lompatan 15,43 meter yang dia ciptakan pada ajang Villa de Madrid Indoor Meeting, Madrid, Spanyol, 21 Februari 2020.
Mondo bahkan lebih hebat lagi. Atlet kelahiran Louisiana, Amerika Serikat, 10 November 1999 itu membuat dua rekor dunia pada tahun ini. Rekor dunia pertama diciptakannya di Torun, Polandia, pada 8 Februari 2020. Loncatan ini memecahkan rekor dunia atas nama Renaud Lavillenie (Perancis) setinggi 6,16 meter yang telah bertahan enam tahun.
Sepekan kemudian, pada 15 Februari, Mondo mempertajam rekornya dengan loncatan setinggi 6,18 meter pada Grand Prix dalam ruangan di Glasgow, Skotlandia.
Saat kompetisi atletik bergulir kembali, setelah dihentikan pada Maret-Juni karena pandemi Covid-19, Mondo kembali memuat loncatan terbaiknya di luar ruangan. Pada ajang Liga Berlian di Roma, Italia, 17 September, dia membuat loncatan setinggi 6,15 meter. Catatan ini menjadi loncatan terbaik di luar ruangan, satu sentimeter lebih baik dari loncatan atlet legendaris Ukraina Sergey Bubka. Mondo pun tak terkalahkan dalam 16 kompetisi yang diikutinya.
“Musim kompetisi 2020 ini sangat aneh, bagi saya dan semua orang. Dua bulan saya berhenti berlomba. Namun, saya gembira masih bisa tampil dan mendapatkan beberapa hasil baik. Dalam setiap lomba, saya selalu ingin menunjukkan diri bisa menjadi yang terbaik, terutama saat musim kompetisi dalam ruangan,” kata Armand dalam laman resmi World Athletics.
Dihentikannya kompetisi tak mengganggu peraih perak Kejuaraan Dunia Atletik Doha 2019 tersebut. Dengan loncatan 6,15 meter di Roma, dia menilai performanya dalam kejuaraan luar ruangan, bahkan lebih baik daripada di di dalam ruangan.
Orangtua
Sejak menunjukkan prestasi di arena yunior—Mondo menjadi yang terbaik pada Kejuaraan Dunia Atletik Yunior Tampere 2018—dia selalu menyebut peran besar orangtua yang melatihnya menjadi atlet.
Mondo lahir dan dibesarkan dalam keluarga atlet. Ayahnya, Greg Duplantis, adalah mantan atlet loncat galah Amerika Serikat yang memiliki catatan terbaik 5,80 meter. Ibunya, Helena Hedlund, merupakan mantan atlet heptatlon dan bola voli Swedia.
Dalam setiap lomba, saya selalu ingin menunjukkan diri bisa menjadi yang terbaik, terutama saat musim kompetisi dalam ruangan.
Kakak laki-lakinya, Andreas, mewakili Swedia dalam Kejuaraan Dunia Remaja 2009 dan Kejuaraan Dunia Yunior 2012. Antoine, juga kakaknya, pernah menjadi atlet loncat galah sebelum menekuni bisbol. Adik Mondo, Johanna, juga, menekuni olahraga.
“Ayah telah membuat saya bisa meloncat seperti catatan terbaik dia, 5,80 meter. Tetapi, saya juga harus memberikan kredit lebih besar pada ibu saya. Dia sangat berperan membuat saya bisa meloncat enam meter,” kata Mondo, yang mencoba loncat galah di halaman rumah bersama keluarganya pada usia tiga tahun, dan mulai membuat catatan kelompok umur terbaik pada usia tujuh tahun.
Dalam empat tahun terakhir, seperti dituturkannya menjelang tampil dalam Kejuaraan Dunia Atletik Doha 2019, dia berlatih pengondisian bersama ibunya selama lima hari dalam sepekan. Latihan bersama ayahnya, selama sehari, dilakukan untuk mempertajam teknik.
“Mereka membantu saya membuat perencanaan latihan hingga saya bisa mencapai puncak penampilan pada ajang tertentu,” katanya.
Atas dasar itulah, World Athletics tak hanya memberi penghargaan pada Mondo. Greg dan Helena dipilih menjadi pelatih terbaik 2020 berkat peran mereka dalam melahirkan Mondo sebagai atlet terbaik dunia.
“Tanpa mereka, saya tak bisa menjadi seperti saat ini. Swedia dan atletik akan selalu ada di hati saya,” ujarnya. (REUTERS)