Peraturan baru IBL memperbolehkan pemain naturalisasi tampil di liga musim depan yang telah disepakati tidak ada pemain asing. Hal ini disyukuri oleh pemain naturalisasi, tetapi ditolak oleh mayoritas klub.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pebasket naturalisasi Indonesia bisa dikategorikan sebagai pemain lokal dalam peraturan terbaru Liga Bola Basket Indonesia (IBL). Artinya, mereka bisa bergabung dalam IBL 2021 yang hanya akan diikuti pemain lokal. Namun, mayoritas klub menentang keterlibatan pemain naturalisasi khusus untuk musim depan.
Peraturan baru IBL menjelaskan, pemain naturalisasi akan masuk kategori pemain lokal naturalisasi jika sudah memegang paspor Indonesia setidaknya 365 hari. Setiap klub boleh mendaftarkan satu pemain lokal naturalisasi. Syaratnya, keterlibatan mereka di liga harus mendapatkan izin dari Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi).
Dengan peraturan baru, ada beberapa pemain yang memenuhi syarat untuk dikontrak klub-klub IBL, seperti Ebrahim Enguio Lopez dan Jamarr Andre Johnson. Mereka bisa saja bergabung dengan pemain-pemain lokal dalam liga tanpa pemain asing yang akan mulai 15 Januari 2021.
Menurut Jamarr, sebagai pemilik paspor Indonesia, sudah seharusnya dia mempunyai hak bermain yang sama dengan pemain lokal di IBL. Pria kelahiran Amerika Serikat ini hanya ingin bisa mencari nafkah lewat profesi yang telah membuatnya bertahan di Indonesia sejak delapan tahun lalu.
”Saya datang (berusia) 24 tahun dan sekarang 32 tahun. Pekerjaan dan profesi saya adalah bermain basket. Bermain di IBL bukan hanya hak istimewa, melainkan juga pekerjaan saya. Saya cinta Indonesia dan beginilah cara saya hidup,” kata pebasket yang tampil di IBL sejak 2015 itu saat dihubungi pada hari Kamis (3/12/2020), dari Jakarta.
Kehadiran naturalisasi, bagi Jamarr, tidak akan membuat kompetisi musim depan menjadi timpang. Mereka justru akan memacu pemain lokal lain untuk semakin berkembang. Hal itu terbukti terjadi dalam beberapa tahun belakangan, banyak tim kecil yang mulai naik level.
”Pemain dan pelatih impor telah meningkatkan level pemain lokal dan liga. Saya pikir tim menjadi lebih kompetitif, mereka berkembang dari gaya tradisional ke modern. Jadi, saya yakin dengan peningkatan ini, permainan bola basket akan sangat kompetitif di IBL 2021 ini,” kata peraih dua kali Final MVP IBL itu.
Jamarr, yang absen sejak Final IBL 2018 karena cedera achilles, mengatakan sudah pulih total. Dia sedang melakukan negosiasi dengan beberapa klub. Pemain berusia 32 tahun ini menargetkan bisa bermain di IBL dan membela tim nasional lagi pada tahun depan.
Kontroversi
Manajer Amartha Hangtuah, Ferri Jufry, mengatakan setuju dengan peraturan baru tersebut. Namun, pemberlakukannya jangan langsung musim depan. Jika diterapkan pada 2021, hal itu akan merusak kompetisi yang adil di liga.
”Tim-tim sudah bersepakat menggunakan pemain lokal asli. Mau bagaimanapun juga, pemain naturalisasi, kan, bukan asli lokal. Ini, kan, musim transisi di masa pandemi. Kita lebih berpikir untuk adil mengingat pemain naturalisasi yang bisa dipakai hanya 1-2 orang,” katanya.
Dengan terbatasnya jumlah pemain naturalisasi, hanya ada beberapa klub yang akan diuntungkan. Kemungkinan besar hanya klub besar dengan finansial kuat yang bisa mendapatkan tanda tangan pemain naturalisasi.
”Nanti kalau dia (pemain naturalisasi) main untuk tim besar, pasti orang berpikir tim ini lagi, tim ini lagi. Akhirnya liga kita jadi bahan ejekan. Sampai saat ini, 6-7 klub sudah komitmen tetap akan ingin pemain lokal semua. Kami akan bahas lagi di pertemuan selanjutnya dengan IBL,” tutur Ferri.
Menurut Ferri, momen paling pas peraturan diberlakukan adalah pada musim 2022 ketika klub sudah bisa menggunakan pemain asing lagi. Dengan begitu, semua pihak akan sama-sama diuntungkan.
Jika tidak, liga yang sudah berkembang akan mundur lagi. Seperti pada musim 2015-2016, liga didominasi oleh tim besar yang mempunyai pemain naturalisasi. Kala itu, CLS Knights Surabaya menjuarai liga dengan bantuan Jamarr.
Adapun beberapa musim terakhir IBL mulai berhasil menyeimbangkan kesenjangan persaingan di liga. Kesempatan memilih pemain asing dan rookie lebih dulu diberikan kepada tim dengan peringkat terendah. Cara yang sama dilakukan oleh NBA.
Direktur IBL Junas Miradiarsyah mengatakan, peraturan ini dibuat untuk memperjelas status para pemain naturalisasi. Mereka berhak mendapatkan status tersebut karena sudah banyak berkorban untuk menjadi warga negara Indonesia (WNI).
Peraturan ini pun dibuat untuk menjamin status pemain naturalisasi dalam jangka panjang. ”Peraturan IBL berlaku untuk selamanya, bukan peraturan semusim. Jika memang nanti dalam perjalanan diperlukan perbaikan, kita akan bicarakan lagi,” kata Junas.
Ke depannya, pemain lokal naturalisasi mempunyai ruang lebih luas untuk bermain di IBL. Jika pemain asing sudah kembali, klub tetap bisa mendaftarkan satu pemain lokal naturalisasi mereka. Namun, klub hanya boleh menurunkan maksimal dua pemain asing atau naturalisasi di lapangan dalam satu waktu.