Skenario Beragam di Australia Terbuka, dari Mundur hingga Batal
Semua kemungkinan masih terbuka untuk penyelenggaraan Australia Terbuka, dari berjalan sesuai jadwal hingga batal. Ketidakpastian ini menyulitkan para petenis untuk menyusun jadwal mereka.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Sekitar 1,5 bulan menjelang rencana awal Australia Terbuka 2021, petenis belum mendapat kepastian tentang izin kedatangan mereka ke negara penyelenggara turnamen Grand Slam pembuka musim tersebut. Beragam skenario masih dimungkinkan terjadi, mulai dari menggelar kejuaraan tepat waktu dengan pengurangan jumlah penonton, mundur, hingga pembatalan turnamen.
Grand Slam lapangan keras di Melbourne Park, Negara Bagian Victoria, Australia, itu seharusnya berlangsung pada 18-31 Januari 2021. Didahului dua-tiga pekan turnamen pemanasan, sebagian besar di antaranya di negara yang sama, petenis biasanya memulai masa persiapan sejak akhir November.
Setelah menjalani beratnya latihan fisik untuk mengembalikan kebugaran setelah masa libur, bintang tenis dunia umumnya mulai berdatangan ke Australia sejak pertengahan atau pekan ketiga Desember untuk aklimatisasi. Perbedaan cuaca dengan tempat asal—sebagian besar petenis top dunia berasal dari belahan bumi utara—mereka memilih tiba lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan cuaca panas.
Petenis Inggris Raya, Andy Murray, misalnya, punya kebiasaan tiba di Australia pada 15 Desember. Meski ingin tiba di Australia secepat mungkin, Murray tak bisa melakukannya pada tahun ini karena Pemerintah Australia tak mengizinkan kedatangan para petenis sebelum Tahun Baru 2021.
Apalagi, jadwal turnamen dimungkinkan berubah terkait dengan adanya kewajiban karantina 14 hari bagi pendatang pada masa pandemi Covid-19. Muncul informasi di kalangan tenis bahwa Australia Terbuka dimungkinkan diselenggarakan pada 1 Februari.
Ketua Asosiasi Tenis Australia (TA) Craig Tiley yang berada di Melbourne, Selasa (1/12/2020), mengatakan, timnya tengah menyelesaikan semua detail penyelenggaraan turnamen. Protokol kesehatan ketat menjadi patokan utama demi keselamatan semua partisipan serta warga Australia, khususnya di Negara Bagian Victoria.
Skenario terbaik
Meski demikian, seperti disebutkan dalam dua media Australia, The Age dan Sydney Morning Herald, sumber lain di TA mengatakan, ada beragam skenario yang disiapkan. Skenario terbaik adalah menjalankan turnamen tepat waktu dengan jumlah orang maksimal 75 persen dari kapasitas maksimal Melbourne Park setiap harinya.
Selain jalan tengah berupa penundaan jadwal, skenario terburuk yang masih dipegang TA adalah pembatalan turnamen. Jika terjadi, Grand Slam yang diselenggarakan sejak 1905 itu akan bernasib sama seperti Wimbledon 2020 yang batal digelar karena pandemi Covid-19.
Meski Covid-19 muncul di China sejak Desember 2019, kasus pertama di Australia ditemukan pada Februari 2020. Oleh karena itu, Australia Terbuka 2020 bisa tetap diselenggarakan. Memburuknya situasi akibat pandemi membuat turnamen tenis pada semua level dihentikan pada Maret-Agustus, salah satunya pembatalan Wimbledon.
”Saya bisa mengerti ketika banyak spekulasi yang muncul di publik tentang penyelenggaraan Australia Terbuka, termasuk obrolan yang seharusnya rahasia. Posisi kami hingga saat ini sama seperti sebelumnya, semua skenario yang disiapkan harus mendapat persetujuan dari Pemerintah Victoria,” ujar Tiley.
Selain bertujuan menjaga keselamatan komunitas Victoria, Tiley menjelaskan detail penyelenggaraan yang disusun juga harus melindungi petenis dan timnya, panitia, serta penonton jika diizinkan dihadiri penonton.
”Kami berkomunikasi secara intens dengan komunitas tenis secara global, termasuk ATP dan WTA, serta pemain dan tim mereka. Kami berkonsultasi agar petenis bisa berlatih dengan aman di bawah peraturan Pemerintah Victoria yang mewajibkan karantina selama dua pekan,” ujar Tiley, memberi contoh salah satu detail yang masih dibahas.
Semua partisipan menurut rencana akan ditempatkan di beberapa hotel dalam ”gelembung” Melbourne. Petenis diizinkan berlatih di Melbourne Park dalam protokol kesehatan ketat selama masa karantina, salah satunya dengan disediakan kendaraan khusus untuk mobilitas mereka dari hotel ke tempat latihan.
Saya bisa mengerti ketika banyak spekulasi yang muncul di publik tentang penyelenggaraan Australia Terbuka, termasuk obrolan yang seharusnya rahasia.
Meski Menteri Kesehatan Victoria Martin Pakula menyatakan yakin Australia Terbuka akan diselenggarakan, situasi saat ini membingungkan petenis. ”Ini sangat rumit bagi pemain. Kami harus mengubah jadwal yang biasa dilakukan, tetapi belum tahu harus seperti apa. Menurut saya, rencana terbaik adalah memundurkannya dua pekan sehingga peserta bisa tiba di Australia pada awal Januari lalu bersiap terlebih dulu. Saya akan berangkat secepatnya begitu kami diizinkan datang,” tutur Murray, lima kali finalis Australia Terbuka.
Selain Murray, antusiasme untuk ikut Australia Terbuka juga datang dari banyak petenis top dunia. Roger Federer dan Serena Williams, yang keduanya akan berusia 39 tahun pada 2021, bahkan telah memastikan keikutsertaan sejak jauh hari. Mereka berharap, optimisme pada tahun mendatang bisa diawali dengan diselenggarakannya Australia Terbuka.