Romain Grosjean merasakan ”perisai cinta” dari buah hatinya hingga memiliki kekuatan untuk keluar dari kabin mobilnya yang terbakar. Perisai itu melindungi Grosjean dari maut yang menghampirinya dalam kobaran api.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
BAHRAIN, SELASA — Romain Grosjean berjuang melawan maut demi anak-anaknya yang menjadi mata air kebanggaan dan kekuatan bagi dirinya. Bayangan keluarganya memberi daya bagi pebalap tim Haas F1 itu untuk menahan panasnya api saat berusaha keluar dari kabin mobil yang terbakar. Grosjean selamat dengan luka bakar di kedua tangannya dan tanpa cedera parah. Itu sebuah mukjizat karena mobilnya menabrak pembatas sirkuit dengan kecepatan sekitar 220 kilometer per jam dan gaya tarik lebih dari 50G.
Kecelakaan pada trek lurus setelah tikungan ketiga di Sirkuit Internasional Bahrain, Minggu (29/11/2020), itu sangat menakutkan. Mobil Grosjean melesat sangat kencang menabrak pembatas, terpotong menjadi dua, dan langsung terbakar hebat. Tim medis dan para marshal lintasan bergerak cepat hingga bisa segera menyemburkan racun api ke kabin mobil di mana Grosjean berada.
Pebalap berkewarganegaraan Swiss-Perancis itu mengisahkan perjuangannya dalam wawancara dengan TF1, Selasa (1/12/2020). Dia mengawali wawancara dengan bercanda dirinya seperti memiliki tangan Mickey Mouse karena jemari kedua tangannya diperban. Dia mengaku, kondisi luka bakarnya membaik dan tidak ada kendala gerak.
”Saya tidak tahu apakah kata mukjizat ada atau apakah itu bisa digunakan, tetapi bagaimanapun saya akan mengatakan ini bukan waktu saya (untuk mati),” ujar Grosjean kepada TF1 dikutip Motorsport.
”Saya merasa jauh lebih lama dari 28 detik. Saya melihat kaca helm saya berubah menjadi oranye, saya melihat kobaran api di sisi kiri mobil. Saya memikirkan banyak hal, termasuk Niki Lauda (mobil terbakar di Nurburgring pada 1976), dan saya berpikir bahwa ini tidak mungkin berakhir seperti itu, bukan sekarang. Saya tidak bisa mengakhiri kisah saya di Formula 1 seperti itu,” ungkap pebalap berusia 34 tahun tersebut yang kontraknya dengan Haas berakhir musim ini.
Dan kemudian, anak-anak saya, saya mengatakan kepada diri saya bahwa saya harus keluar. Saya memasukkan tangan saya ke dalam api sehingga saya jelas merasakan itu terbakar pada sasis.
”Dan kemudian, anak-anak saya, saya mengatakan kepada diri saya bahwa saya harus keluar. Saya memasukkan tangan saya ke dalam api sehingga saya jelas merasakan itu terbakar pada sasis. Saya keluar, kemudian saya merasa seseorang menarik baju balap sehingga saya tahu saya sudah di luar,” kenang Grosjean.
Grosjean mengungkapkan bahwa putra bungsunya yang berusia lima tahun, Simon, percaya bahwa dirinya memiiki ”kekuatan sihir” dan dia memiliki ”sihir perisai cinta” yang melindungi dirinya. ”Itu adalah ungkapan yang kuat dari anak-anak. Anak sulung saya, Sascha, yang berusia tujuh tahun, lebih rasional, dia berusaha memahami. Dan yang kecil membuat gambar, ’untuk luka ayah di tangannya’,” ujar Grosjean.
Istri Grosjean, Marion, sebelumnya juga mengungkapkan bahwa anak-anak mereka menjadi sumber kekuatan suaminya untuk bertahan hidup. ”Terima kasih kepada anak-anak kami, yang mendorong dia untuk menarik dirinya keluar dari api. Terima kasih atas keberaniannya, tekadnya, kekuatannya, cintanya, latihan fisiknya yang mungkin membuatnya tetap hidup (Kim, Dan, saya sayang kalian semua). Kemarin, ini bukan hanya memerlukan satu keajaiban, tetapi beberapa. Aku memeluk kalian semua,” tulis Marion dalam akun media sosialnya.
Kecelakaan parah itu, diakui oleh Grosjean, membuat dirinya trauma. Grosjean merasa perlu menjalani konseling karena sempat merasa takut akan mati. ”Saya lebih takut akan keluarga saya dan teman-teman, terutama anak-anak saya yang merupakan sumber terbesar kebanggaan dan energi dibandingkan untuk diri saya pada akhirnya,” ungkap Grosjean.
”Saya pikir perlu ada tindakan psikologis yang dilakukan karena saya sungguh melihat kematian datang,” tegas Grosjean.
”Bahkan dalam (film) Hollywood, kita tidak bisa membuat adegan seperti itu. Ini kecelakaan terbesar yang pernah saya lihat dalam hidup saya. Mobil terbakar, meledak, dan aki yang juga meletus di dalam api sehingga itu menambah banyak energi pada benturan,” kata Grosjean.
Meskipun baru mengalami kecelakaan yang sangat parah dan nyaris merenggut nyawanya, Grosjean tetap ingin segera bisa balapan. Dia berharap bisa kembali tampil pada seri penutup musim ini di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Minggu (13/12/2020). ”Saya bisa mengatakan bahwa ada perasaan bahagia bisa hidup, melihat sesuatu dengan berbeda. Tetapi juga ada keinginan untuk kembali ke dalam mobil, jika memungkinkan di Abu Dhabi, untuk mengakhiri kisah saya dengan Formula 1 dengan cara yang berbeda,” tegas Grosjean.
”Ini hampir seperti kelahiran kedua. Keluar dari kobaran api hari itu adalah sesuatu yang akan menandai hidup saya selamanya,” ujar Grosjean.
”Saya memiliki banyak orang yang telah menunjukkan cinta kepada saya dan itu sangat menyentuh saya, dan terkadang saya berkaca-kaca,” kata Grosjean.