Manchester United hanya butuh satu poin untuk melaju ke babak 16 besar Liga Champions Eropa musim ini. Mereka berharap banyak kepada striker barunya, Edinson Cavani, untuk menuntaskan misi tersebut.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
MANCHESTER, SELASA — Laga penyisihan Grup H Liga Champions Eropa antara Manchester United versus Paris Saint-Germain di Stadion Old Trafford, Kamis (3/12/2020) pukul 03.00 WIB, bisa menjadi panggung spesial bagi Edinson Cavani. Laga ini menjadi momentum tepat penyerang asal Uruguay itu untuk membuat PSG menyesal karena telah mencampakkannya pada akhir musim lalu.
Sejak bergabung dengan MU dengan status pemain bebas transfer dari PSG pada Oktober lalu, Cavani saat ini sudah menemukan bentuk permainan terbaiknya. Ia mencetak dua gol dan mencatatkan satu asis saat ”Setan Merah” mengalahkan Southampton, 3-2, pada ajang Liga Inggris, Minggu (29/11/2020).
Penampilan gemilang itu ia lakukan dalam satu babak laga itu karena Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer baru memasukkannya pada menit ke-46. Naluri predatornya yang selama ini terasah di PSG kembali muncul. Selama di PSG, pada kurun 2013-2020, Cavani telah mengoleksi 200 gol. Ia pun hingga saat ini masih menjadi pemegang rekor pencetak gol terbanyak di klub raksasa Perancis tersebut.
Namun, Cavani perlahan tersisih dari skuadnya, terutama ketika ia mengalami cedera. PSG pun sudah mendatangkan Mauro Icardi sebagai penerus Cavani.
Tak pelak, striker veteran itu perlahan kehilangan tempatnya di lini serang PSG, mendampingi Neymar Jr dan Kylian Mbappe. Orangtua Cavani sampai bersuara menyampaikan keluhan karena anaknya mulai jarang dimainkan.
Sayangnya, Icardi tidak akan tampil di Old Trafford. Maka, laga itu sungguh bisa menjadi panggung monopoli Cavani jika ia kembali tampil menawan. Icardi mengalami cedera dan tidak masuk daftar skuad PSG pada laga di Old Trafford ini. Ia menambah panjang daftar pemain inti PSG lainnya yang juga bakal absen, yaitu Pablo Sarabia, Julian Draxler, dan Juan Bernat.
Kabar baiknya, bek tengah Presnel Kimpembe sudah bisa kembali memperkuat lini belakang PSG setelah absen pada laga sebelumnya. Ia menjalani hukuman larangan berlaga sesudah mendapatkan kartu merah. Pertahanan solid penting dimiliki PSG guna menghadang laju Cavani yang ditemani Marcus Rashford dan gelandang kreatif Bruno Fernandes.
”Bermain melawan PSG tentu sangat spesial bagi Cavani. Itu bisa meningkatkan mentalnya. Dia sudah sangat siap,” kata Solskjaer dikutip UEFA.
Ancaman sanksi
Ancaman sanksi larangan berlaga yang tengah dihadapi Cavani tidak mengurangi kesiapannya menghadapi bekas klubnya itu. Cavani tengah bermasalah akibat mengunggah konten bernada rasial seusai melawan Southampton.
Asosiasi Sepak Bola Inggris atau FA sudah menanyai langsung Cavani mengenai unggahannya di akun Instagram pribadinya yang memuat kata ”negrito” yang berarti si hitam. Bagi Cavani, kata tersebut biasa digunakan di Uruguay. Namun, kata itu sangat sensitif di Inggris dan ia sudah meminta maaf secara terbuka. Ia juga menghapus kata itu.
Lebih cepat lolos, lebih baik. Kami ingin menjuarai grup dengan bergaya.
Kesiapan pemain Setan Merah mutlak dibutuhkan untuk menghadapi laga krusial melawan PSG ini. Meski masih berada di puncak klasemen Grup H dengan 9 poin, posisi MU belum aman karena masih ada laga terakhir pekan depan. PSG dan Leipzig, yang kompak mengantongi enam poin, masih sangat bisa menyingkirkan MU dari kompetisi ini. Hal itu bisa terjadi jika MU kalah pada dua laga terakhir, termasuk dari PSG.
Maka, Cavani dan kawan-kawan cukup membutuhkan satu poin atau hasil imbang melawan PSG untuk bisa lolos ke babak 16 besar. Jika MU kalah dan RB Leipzig juga menang atas Istanbul Basaksehir pada laga lainnya, MU bakal kembali tertekan karena akan ada tiga tim dengan 9 poin menjelang pekan terakhir penyisihan grup.
Seperti skema serangan cepat yang digemari Solskjaer, manajer asal Norwegia itu juga ingin secepat mungkin lolos dari grup maut ini. ”Lebih cepat lolos, lebih baik. Kami ingin menjuarai grup dengan bergaya, bisa menyerang dan bertahan dengan baik melawan tim tangguh,” katanya.
Mimpi buruk
Di kubu sebaliknya, kekalahan berarti menjadi mimpi buruk bagi PSG. Musim lalu, mereka bisa menembus final. Namun, musim ini, pesona mereka meredup. Tekanan besar pun tengah dirasakan PSG, terutama Pelatih Thomas Tuchel, yang dikabarkan sudah mulai terancam dipecat.
Pada laga Liga Champions sebelumnya, PSG hanya bisa menang 1-0 atas RB Leipzig berkat gol tendangan penalti Neymar. Penampilan yang buruk berlanjut pada laga berikutnya di ajang Liga Perancis ketika mereka ditahan imbang Bordeaux, 2-2.
PSG sudah bisa unggul 2-1 atas Bordeaux, tetapi tamunya tersebut bisa menyamakan kedudukan pada menit ke-60. ”Tidak mungkin kami bermain seperti itu lagi (seperti saat melawan Bordeaux) di Manchester,” ujar Tuchel meminta timnya segera berbenah diri.
Bagi Neymar, penampilan buruk timnya saat melawan Leipzig memunculkan kekhawatirannya. Ia menilai PSG butuh banyak perbaikan jika tidak ingin mengalami masalah yang lebih besar di Liga Perancis ataupun Liga Champions, khususnya saat menghadapi MU di Old Trafford.
”Kami akan mencoba bermain sebaik mungkin (di Old Trafford). Kami harus bermain lebih kompak sebagai tim dan lebih terorganisasi,” ujar Neymar yang dibeli PSG agar mereka bisa berjaya di Eropa.
Namun, jika Cavani bisa memanfaatkan panggung yang disediakan untuknya itu dengan baik, impian PSG itu bisa kembali buyar musim ini. (AFP)