Hasil memukau tahun ini membuat pelari jarak jauh Kenya, Peres Jepchirchir, dan peloncat galah Swedia, Armand Duplantis, menjadi kandidat kuat atlet atletik terbaik. Pengharagaan diberikan Atletik Dunia pada 5 Desember.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
STOCKHOLM, SELASA — Penghargaan Atlet Atletik Terbaik 2020 akan melahirkan pemenang baru. Berkat hasil sensasional tahun ini, pelari jarak jauh asal Kenya, Peres Jepchirchir, dan peloncat galah asal Swedia, Armand Duplantis, menjadi kandidat kuat atlet terbaik putri dan putra.
Sepekan lalu, Federasi Atletik Dunia telah mengumumkan lima finalis peraih penghargaan atlet atletik terbaik tahun ini. Di bagian putri terdapat Jepchirchir; pelari jarak jauh asal Etiopia, Letesenbet Gidey; pelari jarak jauh Belanda, Sifan Hasan; pelompat jangkit Venezuela, Yulimar Rojas; dan pelari cepat Jamaika, Elaine Thompson-Herah.
Di kelompok putra, kelima finalis adalah Duplantis, pelari jarak jauh Uganda, Joshua Cheptegei; atlet tolak peluru Amerika Serikat, Ryan Crouser; pelempar lembing Jerman, Johannes Vetter; dan pelari gawang Norwegia, Karsten Warholm. Pemenang akan diumumkan secara daring oleh Atletik Dunia lewat media Youtube, Facebook, dan Twitter pada 5 Desember 2020.
Mekanisme pemungutan suaranya dilakukan tiga arah. Dewan Atletik Dunia dan Komunitas Atletik Dunia memberikan suara via surat elektronik. Sementara itu, penggemar memilih secara daring melalui media sosial Atletik Dunia. Suara Dewan berbobot 50 persen, sedangkan suara komunitas atletik dan publik dihitung masing-masing 25 persen. Pengumpulan suara ditutup sejak 15 November 2020.
Dari kesepuluh finalis itu, tidak ada nama pelari jarak jauh putra Kenya, Eliud Kipchoge, yang meraih gelar atlet terbaik dua tahun terakhir. Juga tak ada pelari gawang putri Amerika Serikat, Dalilah Muhammad, yang dinobatkan sebagai atlet putri terbaik tahun lalu. Absennya pada mantan peraih penghargaan dalam nominasi tahun ini memastikan munculnya pemenang baru.
Jepchirchir (27) menjadi kandidat terkuat berkat prestasinya dua kali memecahkan rekor dunia separuh maraton khusus putri. Dia mencatat waktu 1 jam 5 menit 34 detik pada Kejuaraan Separuh Maraton Praha, Ceko, 5 September 2020, dan dipertajam menjadi 1 jam 5 menit 16 detik dalam Kejuaraan Dunia Separuh Maraton di Gdynia, Polandia, pada 17 Oktober 2020.
”Saya menargetkan waktu 1 jam 4 menit 50 detik. Namun, hasil kali ini sudah sangat membahagiakan,” ujar Jepchirchir dikutip laman resmi Federasi Atletik Dunia, Jumat (27/11/2020).
Pesaing terberat atlet kelahiran 27 September 1993 itu praktis hanya Gidey dan Hassan. Gidey membuat rekor dunia baru untuk lari 5.000 meter putri dengan 14 menit 6,62 detik pada ajang Hari Rekor Dunia di Valencia, Spanyol, 7 Oktober 2020. Adapun Hassan membuat rekor dunia lari satu jam dengan mencapai jarak 18,93 kilometer dalam Seri Liga Berlian di Brussel, Belgia, pada 4 September 2020.
Sementara itu, pemecah rekor lain tahun ini, yakni pelari jarak jauh Etiopia, Ababel Yeshaneh, yang membuat rekor baru untuk separuh maraton putri pada kejuaraan campuran dengan 1 jam 4 menit 31 detik di Ras Al Khaimah, Uni Emirat Arab, pada 21 Februari 2020 tidak masuk dalam daftar finalis.
Waktunya naik tingkat
Di bagian putra, Duplantis berpeluang naik tingkat dari prestasi pendatang baru terbaik tahun lalu menjadi atlet terbaik tahun ini. Atlet berusia 21 tahun itu punya modal besar setelah memecahkan rekor dunia loncat galah dengan 6,18 meter pada Kejuaraan Atletik Indoor Glasgow, Skotlandia, pada 15 Februari 2020. Duplantis mempertajam rekornya sendiri hanya selang sepekan setelah membukukan lompatan 6,17 meter dalam kejuaraan di Torun, Polandia, 8 Februari 2020.
Catatan itu mematahkan rekor milik peloncat galah kawakan Perancis, Renaud Lavillenie, dengan 6,16 meter yang dibukukan pada 15 Februari 2014. Duplantis juga mencatat loncatan terbaik di luar ruangan saat meloncati mistar setinggi 6.15 meter pada seri Liga Berlian Roma, 17 September 2020, melampaui lompatan legenda loncat galah Ukraina, Sergey Bubka. Karena Atletik Dunia tidak memisahkan loncat galah dalam dan luar ruangan, loncatan ini diakui sebagai loncatan terbaik di luar ruangan, dan bukan rekor dunia.
”Saya ingin memecahkan rekor dunia sejak usia saya tiga tahun. Saya terus bekerja keras untuk mencapainya,” kata Duplantis dikutip Wbrz.com, Senin (30/11/2020). ”Ini tahun yang luar biasa untuk saya. Ini cara yang baik untuk memulai langkah lebih besar,” katanya seperti dikutip laman Atletik Dunia.
Akan tetapi, atlet kelahiran 10 November 1999 itu akan mendapatkan tantangan berat dari Cheptegei yang memecahkan tiga rekor dunia tahun ini. Cheptegei membuat rekor baru untuk lari 5.000 meter dengan waktu 12 menit 35,36 detik di Seri Liga Berlian, Monako, pada 14 Agustus 2020; lari 5 kilometer dengan 12 menit 51 detik di Kejuaraan 5 Kilometer Monako pada 16 Februari 2020; dan lari 10.000 meter dengan 26 menit 11 detik dalam Kejuaraan Hari Rekor Dunia, Valencia, pada 7 Oktober 2020.
Saya ingin memecahkan rekor dunia sejak usia saya tiga tahun. Saya terus bekerja keras untuk mencapainya.
”Kehormatan luar biasa bisa masuk daftar finalis calon atlet atletik terbaik dunia tahun ini. Saya memecahkan tiga rekor dunia tahun ini dan menjalani debut luar biasa di kejuaraan separuh maraton. Saya berharap saya bisa memenangkan penghargaan kali ini,” tutur Cheptegei dalam akun Instagram pribadinya, Jumat (27/11/2020).
Dua atlet lain yang memecahkan rekor tahun ini tidak masuk daftar finalis. Mereka adalah pelari jarak jauh Kenya, Rhonex Kipruto, yang memecahkan rekor lari 10 kilometer dengan 26 menit 24 detik di Kejuaraan 10K Valencia pada 12 Januari 2020 dan pelari jarak jauh Inggris, Mo Farah, yang memecahkan rekor dunia lari satu jam dengan performa 21,33 kilometer di Seri Liga Berlian, Brussels, Belgia, pada 4 September 2020.
Selain penghargaan individu untuk atlet, akan ada penghargaan untuk organisasi dan individu dari seluruh dunia yang berkontribusi untuk dunia atletik di tengah hambatan pandemi Covid-19. Total ada delapan penghargaan yang akan diberikan, termasuk tiga kategori baru. Penghargaan itu adalah atlet terbaik putra dan putri, sosok inspiratif di tengah Covid-19, federasi terbaik, presiden terbaik, pelatih terbaik, komunitas terbaik, dan fotografer terbaik.
Atletik Dunia sudah memberikan penghargaan untuk atlet terbaik sejak 1988. Pelari cepat legendaris asal Jamaika, Usain Bolt, menjadi atlet tersukses dengan raihan enam gelar pada 2008, 2009, 2011, 2012, 2013, dan 2016. Di bagian putri, peloncat galah putri rupawan Rusia, Yelena Isinbayeva, menjadi atlet putri tersukses dengan menyabet tiga gelar, yakni pada 2004, 2005, dan 2008. (REUTERS)