Kecelakaan parah Romain Grosjean dalam balapan Formula 1 seri Bahrain menguak struktur mobil F1 yang kuat dan berorientasi pada keselamatan pebalap. Evolusi dalam 70 tahun F1 itu menjadi faktor penyelamat hidup pebalap.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
SAKHIR, SENIN - Bagian depan mobil VF-20 yang dipacu Romain Grosjean nyaris sulit dikenali bentuknya pasca-kecelakaan hebat di balap Formula 1 seri Bahrain, Minggu (29/11/2020) malam. Tapi, struktur sasis monokok masih utuh, termasuk kabin pebalap yang secara teknik disebut survival cell. Struktur yang dirancang dengan orientasi keselamatan pebalap itu sangat berperan menyelamatkan Grosjean, pebalap asal Perancis yang membela tim Haas itu.
Berdasarkan analisa Motorsport, terkuak mobil F1 dirancang dengan perhitungan yang sangat detail. Penguatan bagian samping mobil melalui penempatan tiang penahan yang disebut side impact protecting spars dilakukan berdasarkan perhitungan potensi benturan saat kecelakaan ada di sisi samping mobil.
Bagian pada mobil Grosjean itu telah hancur karena menahan beban benturan sangat keras dengan pembatas lintasan. Mobil Grosjean, yang beratnya 746 kilogram, menghantam besi pembatas lintasan dalam kecepatan 220 kilometer per jam dengan gaya tarik mencapai 53G. Tiang penahan benturan itu rusak karena memang berfungsi untuk meredam banyak energi ketika terjadi tabrakan.
Dalam kecelakaan itu, survival cell masih utuh. Namun, ada retakan pada area depan dudukan halo. Perangkat yang dirancang melindungi kepala pebalap jika terjadi kecelakaan itu lebih dahulu menabrak besi pembatas. Itu menghindari kepala Grosjean menghantam pembatas pada kecelaaan mengerikan tersebut.
Perangkat penyelamat
Diakui Grosjean, perangkat halo telah menyelamatkan dirinya. ”Saya tidak mendukung halo beberapa tahun lalu. Akan tetapi, saya pikir itu hal terbesar yang dibawa ke F1. Tanpa itu, saya tidak akan bisa berbicara kepada Anda hari ini,” ungkapnya dalam video setelah kecelakaan yang diunggah di akun media sosial tim Haas.
Managing Director Motorsport F1 1 Ross Brawn juga mengakui, halo berperan besar menyelamatkan nyawa Grosjean meskipun itu sempat menjadi kontroversi ketika diperkenalkan 2018 lalu. ”Menembus pembatas merupakan masalah klasik bertahun-tahun lalu dan biasanya menyebabkan kejadian fatal. Tak diragukan lagi, itu (halo) menjadi penyelamat hari ini,” ujar Brawn.
Brawn juga menegaskan, akan melakukan penyelidikan mendalam untuk mencari jawaban dari banyak hal terkait kecelakaan Grosjean. Penyelidikan itu antara lain terkait mobil yang terbelah menjadi dua dan munculnya kobaran api yang besar. ”Mobil terbelah dan ada kebakaran akibat bahan bakar. Ini sudah lama tidak pernah kita alami. Tanki bahan bakar luar biasa kuat. Saya menduga itu berasal dari sambungan putus,” ujarnya.
Mengalami evolusi
Sistem bahan bakar mobil Formula 1 telah mengalami evolusi, mulai dari tangki di bagian depan di atas kaki pebalap, hingga kini di bagian belakang. Saat tangki di depan, pebalap dikepung pipa bahan bakar untuk menyulai mesin di belakang. Sedangkan, pada era mesin hibida V6, bahan bakar ditempatkan di bagian belakang yang lebih aman bagi pebalap. Tangki berdekatan dengan aki dalam sistem itu.
Bahan tangki bahan bakar juga berubah dari aluminium ke bahan balistis yang sangat kuat dan antibocor. Tangki itu, berdasarkan ulasan Racecar Engineering, dilengkapi dengan pipa penyalur ke mesin yang memiliki sambungan dry-break coupler. Sambungan pipa itu akan menutup otomatis di kedua sisi jika terlepas.
Akhir pekan ini, dalam balapan seri ke-16 yang masih berlangsung di Bahrain, Grosjean akan digantikan Pietro Fittipaldi.
Maka, bahan bakar tidak bocor. Teknologi itu merupakan salah satu langkah besar untuk meminimalisir kebakaran akibat pipa rusak di mobil-mobol F1, seperti kerap terjadi di era 1970-an.
Dalam kasus Grosjean, berdasarkan foto-foto mobil saat dievakuasi, kebocoran bahan bakar bisa berasal dari tangki yang rusak maupun pipa yang terkoyak. Guna keperluan penyelidikan mendalam oleh FIA (Federasi Balap Mobil Internasional) dan F1, Haas tidak akan menyentuh mobil Grosjean.
Akhir pekan ini, dalam balapan seri ke-16 yang masih berlangsung di Bahrain, Grosjean akan digantikan Pietro Fittipaldi. Cucu dua kali juara dunia F1, Emerson Fittipaldi, itu akan menjalani debutnya di F1 akhir pekan ini mengingat Grosjean masih harus memulihkan cedera, luka bakar di tangan dan kaki.
”Hal terbaik saat ini bagi Romain adalah melewatkan paling tidak satu balapan. Pilihan menempatkan Pietro sangat mudah. Ia cukup familier dengan kami karena dahulu pernah bersama tim (Haas) dalam dua musim sebagai pebalap penguji dan cadangan. Ini hal tepat untuk dilakukan dan jelas kesempatan bagus untuk dia,” ujar Kepala Tim Haas Guenther Steiner dikutip Crash.
Fittipaldi belum pernah memacu VF-20, mobil Haas di musim 2020. Namun, ia pernah menjalani sejumlah tes pada 2018 dan 2019 sebagai pebalap penguji dan pebalap cadangan bagi tim asal Amerika Serikat itu. Pebalap asal Brasil berusia 24 tahun itu pernah menjuarai Formula V8 3.5 pada 2017. Dia juga pernah membalap di IndyCar, DTM, Super Formula, dan Asian F3, selama menjadi penguji Haas.
”Hal terpenting adalah saya gembira Romain selamat dan sehat. Kami semua sangat senang cederanya relatif minor setelah kecelakaan separah itu. Sudah pasti ini bukan situasi ideal guna mendapat kesempatan pertama saya bersaing di Formula 1. Akan tetapi, saya sangat berterima kasih kepada Gene Haas dan Guenther Steiner atas kepercayaan menempatkan saya di belakang kemudi akhir pekan ini,” ujar Fittipaldi yang akan mulai memacu VF-20 saat latihan bebas seri itu, Jumat mendatang.