Ajang maraton separuh di New Delhi, India, melampaui ekspetasi. Para pelari mengalahkan sejumlah "teror" yang sempat mengancam. Para pelari asal Etiopia bahkan mengukir rekor-rekor baru pada lomba itu, Minggu.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
NEW DELHI, MINGGU – Pelari putra dan putri asal Etiopia merajai Delhi Half Marathon 2020 di New Delhi, India, Minggu (29/11/2020). Tak hanya mempertahankan tradisi juara di ajang tahunan itu, juara putra dan putri asal Etiopia juga memecahkan rekor lomba lari berlabel emas Federasi Atletik Dunia tersebut. Mereka juga berhasil keluar dari sejumlah "teror" yang sempat menghantui lomba itu pada tahun ini.
Raihan manis kontingen Etiopia dimulai dari lari kategori elite putra yang dimulai pukul 07.01 dari Stadion Jawaharlal Nehru. Pelari putra negara Afrika timur itu, Amdework Walelegn, berhasil finis pertama pada lari berjarak 21 kilometer itu dengan waktu 58 menit 53 detik. Rekan senegaranya, Andamlak Belihu, finis kedua dengan waktu 58 menit 54 detik.
Capaian Walelegn itu cukup mengilap karena catatan waktunya adalah rekor baru di ajang itu, yakni memecahkan rekor seniornya Guye Adola kala menjuarai gelaran tersebut tahun 2014 dengan waktu 59 menit 6 detik. Pelari berusia 21 tahun itu pun memecahkan rekor catatan waktu terbaik pribadinya dengan 59 menit 8 detik saat meraih perunggu pada Kejuaraan Dunia Setengah Maraton 2020 di Gdynia, Polandia, 17 Oktober lalu.
”Hasil kali ini karena faktor rute yang sangat bagus. Pada tahun-tahun sebelumnya, ada banyak putaran balik atau belokan tajam. Tapi, kali ini, rute cenderung datar sehingga bagus untuk balapan atau berlari lebih cepat,” ujar Walelegn dikutip Aljazeera.com, Minggu.
Kesuksesan kontingen Etiopia berlanjut di lari kategori elite putri yang dimulai 08.40. Pelari putri mereka, Yalemzerf Yehualaw, finis pertama dengan waktu 1 jam 4 menit 46 detik. Adapun Ababel Yeshaneh finis kedua dengan waktu 1 jam 5 menit 21 detik. Pelari putri Kenya, Ruth Chepngetich, berada di tempat ketiga dengan 1 jam 5 menit 6 detik.
Mempertajam rekor
Sama hal dengan Walelegn, Yehualaw juga memecahkan rekor baru ajang itu yang sebelumnya dipegang seniornya, Tsehay Gemechu, ketika menjuarai gelaran tersebut tahun lalu dengan waktu 1 jam 6 menit. Pelari berusia 21 tahun itu turut mempertajam rekor catatan waktu terbaik pribadinya yang sebelumnya adalah 1 jam 6 menit 1 detik kala finis kedua dalam ajang tersebut tahun lalu.
Keberhasilan Yehualaw boleh jadi paling fenomenal. Sebab, pelari kelahiran 3 Agustus 1999 itu mengalahkan sejumlah bintang lari jarak jauh putri yang berpartisipasi dalam perlombaan kali ini. Paling tidak, dia berhasil unggul atas Yeshaneh yang merupakan pemegang rekor dunia setengah maraton putri saat ini dengan waktu 1 jam 4 menit 31 detik.
Hasil kali ini karena faktor rute yang sangat bagus. Pada tahun-tahun sebelumnya, ada banyak putaran balik atau belokan tajam. Tapi, kali ini, rute cenderung datar sehingga bagus untuk balapan.
Yehualaw unggul pula atas pelari Kenya, Brigid Kosgei, yang notabene pemegang rekor dunia maraton putri sekarang dengan waktu 2 jam 14 menit 4 detik sejak 13 Oktober 2019. Sementara, rival lainnya, Chepngetich merupakan mantan pemegang rekor dunia maraton putri dengan 2 jam 17 menit 8 detik per 25 Januari 2019. Adapun Kosgei gagal menyelesaikan lomba karena mengalami cedera di kilometer kedelapan lomba.
”Latihan saya sejak persiapan kejuaraan dunia kemarin telah memberi sinyal bahwa saya bisa memecahkan rekor pribadi saya. Tapi, hasil kali ini justru melebihi harapan saya. Tadinya, saya berharap bisa menang di sini setelah hanya kalah sedetik dari juara di tahun lalu," kata Yehualaw, yang finis ketiga di Kejuaraan Dunia Setengah Maraton 2020 dengan waktu 1 jam 5 menit 19 detik, seperti dikutip laman resmi Delhi Half Marathon 2020.
Terlepas dari hasil tersebut, 60 pelari elite yang berpartisipasi di lomba lari itu sejatinya telah memenangi kejuaraan tersebut. Mereka sudah berhasil keluar dari segala macam teror yang menjadi mimpi buruk ajang kali ini. Sebagaimana dikabarkan sejumlah media lokal India maupun internasional, Delhi Half Marathon 2020 sempat dikhawatirkan bisa menjadi ajang "bunuh diri" bagi para peserta.
Kondisi New Delhi maupun India tidak kondusif untuk menggelar perlombaan lari. Pelari bakal menghadapi hantu pandemi Covid-19 di India yang terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat, yakni dengan angka kasus positif mencapi 9,393 juta dan korban meninggal mencapai 136.733 ribu jiwa per 29 November.
Belum lagi, pencemaran udara di New Delhi maupun India dalam tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Menurut Dewan Pengendalian Polusi, kualitas udara New Delhi dalam kategori buruk yang berbahaya untuk kesehatan. Kondisi diperparah karena India sedang dilanda gelombang dingin yang membuat suhu udara kali ini jauh lebih rendah dibanding musim dingin sebelumnya. Suhu pagi terendah berkisar 12-14 derajat celcius.
”Karena tingkat polusi udara yang tinggi, berolahraga di luar ruangan dalam cuaca seperti ini (dingin) terkadang dapat memperburuk masalah paru-paru. Sekalipun Anda seorang pelari elite, polusi udara masih akan memengaruhi paru-paru Anda,” tegas Direktur All India Institute of Medical Sciences, Randeep Guleria, dikutip Malaysia Today, Jumat (27/11/2020).
Ditentang keluarga
Karena itu pula, Kosgei sempat ditentang oleh keluarganya ketika akan berpartisipasi di Delhi Half Marathon 2020. Dengan alasan persiapan ke Olimpiade Tokyo, dia berusaha meyakinkan keluarga agar memberinya izin ikut kejuaraan tersebut. ”Saya harus meyakinkan orangtua dan keluarga di rumah agar mengizinkan saya ke India. Virus telah mempengaruhi semua kegiatan olahraga dunia. Sekarang, terpenting untuk menjaga diri sendiri,” tuturnya.
Akan tetapi, panitia menjamin gelaran kali ini menerapkan protokol kesehatan ketat untuk melindungi para pelari, terutama antisipasi penularan Covid-19. Jumlah peserta dibatasi, yakni hanya untuk pelari elite. Sebelum mengikuti pertandingan, pelari melakukan sekurangnya tiga kali tes usap, yakni sebelum dan saat tiba di New Delhi, juga menjelang lomba.
Pelari pun ditempatkan di kawasan karantina yang tertutup dari masyarakat. Kejuaraan berlangsung tanpa penonton dan lintasan disemprot cairan desinfektan sebelum perlombaan. Sementara itu, start dibagi dua gelombang putra dan putri dengan jarak waktu sekitar satu jam guna mengantisipasi kerumunan.
”Kehadiran Delhi Half Marathon 2020 amat penting untuk membangkitkan dunia olahraga India. Karena, semua acara olahraga tidak digelar sejak pandemi terjadi,” pungkas Abhinav Bindra, duta perlombaan itu dan mantan peraih emas Olimpiade untuk India. (AFP/REUTERS)