Atalanta bertekad untuk mencuri poin sekaligus ilmu saat bertandang melawan Liverpool di Stadion Anfield. Sebuah laga yang sulit melawan tim yang tetap kokoh meski dihantam badai cedera.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LIVERPOOL, SELASA - Magis yang terpancar di Stadion Anfield milik Liverpool membuat Presiden Atalanta, Antonio Percassi, terpesona. Ia sampai menyebut stadion itu sebagai ”universitas” sepak bola, sehingga Atalanta terpanggil untuk menyajikan penampilan terbaiknya saat bertandang melawan Liverpool pada laga keempat Grup D Liga Champions, Kamis (26/11/2020) pukul 03.00 WIB.
Atalanta menatap laga yang sangat berat karena mereka dikalahkan Liverpool 0-5 pada pertemuan sebelumnya di Bergamo. Sebagai tuan rumah Atalanta tidak mampu menahan serangan Liverpool dan kini mereka mencoba mengusik ”Si Merah” di Anfield.
”Kami akan pergi ke “Universitas” sepak bola untuk belajar dan kami akan mencoba memberikan kesan yang bagus,” kata Percassi seperti dikutip Football-Italia. Percassi menyadari, Atalanta adalah tim kecil di Eropa yang beruntung bisa tampil pada laga seperti ini. Modal utama yang dibutuhkan Atalanta kali ini adalah konsentrasi.
Laga di Anfield ini sangat penting bagi Atalanta untuk mencuri poin dan menjaga peluang lolos ke babak 16 besar. Tim berjuluk ”Sang Dewi” ini baru mengantongi empat poin, sama seperti Ajax. Atalanta berada di peringkat ketiga dan Ajax di peringkat kedua. Adapun Liverpool di puncak klasemen dengan 9 poin setelah memenangi ketiga laga yang dijalani.
Faktor padatnya jadwal kompetisi membuat Atalanta tidak lagi seganas musim lalu ketika bisa melaju hingga babak perempat final. Mereka sudah tidak bisa membanjiri gawang lawan dengan gol seperti musim lalu. Bahkan, mereka saat ini sulit meraih kemenangan.
Ketika bertandang melawan Spezia pada laga terakhir di Liga Italia, Atalanta hanya bisa bermain imbang 0-0. Mereka gagal mencetak gol ke gawang lawan untuk pertama kalinya pada musim ini. Pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini beralasan, para pemainnya masih kelelahan setelah membela tim nasional saat jeda internasional.
”Saya selalu merasa bahwa tampil bersama timnas bisa menjadi stimulus bagi pemain. Namun, saya tidak pernah melihat pemain datang ke klub (setelah membela timnas) pada Jumat dan langsung tampil pada Sabtu,” kata Gasperini. Inilah dampak dari pemadatan jadwal kompetisi karena penuntasan kompetisi musim lalu mundur akibat pandemi.
Gasperini pun tidak bisa berharap selalu mendapati skuadnya dalam kondisi terbaik. Ia tidak mau lagi terbuai dengan pencapaian tim musim lalu dan menerima realitas musim ini. Setelah bertandang ke Spezia pada Sabtu lalu, mereka harus segera siap untuk terbang ke Inggris dan bermain di Anfield.
”Sejujurnya jika kami bisa mengalahkan Liverpool, itu menjadi kepuasaan luar biasa. Saya mungkin akan mendapat lebih banyak suara,” ujar Gasperini, yang masuk nominasi pelatih terbaik Penghargaan Globesoccer. Ia bersaing dengan nama lain seperti Hansi Flick (Bayern Muenchen), Julen Lopetegui (Sevilla), Thomas Tuchel (Paris Saint-Germain), dan tentu saja, manajer Liverpool Juergen Klopp.
Kekuatan merata
Namun, Gasperini sudah melihat daya rusak yang dihasilkan Liverpool saat mengalahkan Leicester City, 3-0, pada laga terakhirnya di Liga Inggris. Kemenangan itu tetap bisa diraih meski Liverpool mengalami krisis karena sebagian besar pemain pilar mengalami cedera.
Sejujurnya jika kami bisa mengalahkan Liverpool, itu menjadi kepuasaan luar biasa. Saya mungkin akan mendapat lebih banyak suara.
Liverpool sudah kehilangan tiga bek utama, yaitu Virgil van Dijk, Joe Gomez, dan Trent Alexander-Arnold. Mereka juga kehilangan kapten Jordan Henderson dan gelandang Naby Keita (saat melawan Leicester). Namun, Klopp memiliki skuad dengan kekuatan merata.
Jelang laga kontra Atalanta, penyerang Liverpool Mohamed Salah yang baru saja bergulat dengan Covid-19 kini sudah bisa tampil kembali. Artinya lini serang Si Merah sudah komplet, bahkan berlebih karena masih ada Diogo Jota, pemain asal Portugal yang mencetak tiga gol ke gawang Atalanta pada laga sebelumnya.
Selama Salah absen, Jota mengisi kekosongan tersebut dengan baik. Salah tidak pernah merasa terancam dan bahkan sebaliknya. “Kami senang dengan kehadiran Jota. Melihat pemain datang dan mencetak banyak gol, saya juga gembira karena saya merasa ia akan membantu tim dan membuat tugas di lini serang semakin mudah,” kata Salah dikutip Liverpool Echo.
Namun, sekali lagi Klopp akan kembali diuji kematangannya dalam merotasi pemain mengingat energi pemain sudah terkuras saat menghadapi Leicester. Jika Liverpool kembali berhasil melumpuhkan Atalanta, maka tidak salah jika Percassi menyebut Anfield sebagai “universitas” sepak bola dan Klopp adalah sang profesor. (AFP/REUTERS)