Youssoufa Moukoko, (16), striker muda Borrusia Dortmund, menjadi perbincangan terhangat di Jerman. Setelah memecahkan rekor sebagai pemain termuda di Bundesliga, dia berpeluang mengulang rekor serupa di Liga Champions.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Sejarah baru tercipta pada akhir pekan lalu di Jerman. Bocah berusia 16 tahun lebih sehari menjalani debut sebagai pemain termuda bersama klub raksasa Borussia Dortmund. Remaja tanggung dengan tinggi rata-rata dan tubuh sedikit gempal ini merupakan pesepak bola paling potensial saat ini. Namanya Youssoufa Moukoko.
Moukoko jadi perbincangan terhangat setelah masuk dari bangku cadangan menggantikan striker Erling Haaland pada menit ke-85, saat Dortmund menjamu Hertha Berlin, Minggu (22/11/2020) WIB. Penampilan yang hanya 5 menit menjadikan remaja yang baru berulang tahun ke-16 itu sebagai pemain termuda di sepak bola profesional Jerman.
Dia melewati rekor milik mantan punggawa Dortmund, Nuri Sahin, yang sudah bertahan selama 14 tahun. Sahin, gelandang asal Turki, mencatatkan rekor sebelumnya di usia 16 tahun 11 bulan ketika tampil melawan Schalke pada Agustus 2006.
Bagi Moukoko, kesempatan tampil di tim senior seperti mimpi. Beberapa pekan lalu, bocah ajaib kelahiran Kamerun ini masih berstatus pemain tim U-19. Dia hanya bisa bermain dengan bintang Dortmund, seperti Haaland dan Marco Reus, di konsol gim. Sekarang imajinasi itu menjadi kenyataan.
”Sangat menakjubkan. Saya pulang ke rumah dan masih mencerna apa yang sedang terjadi. Sangat senang, tetapi setelah itu saya sadar. Harus bekerja keras di sini dan melakukan yang terbaik,” katanya kepada Dortmund TV.
Meski masih sangat muda, bakat Moukoko sudah dipantau sejak beberapa tahun terakhir. Penampilannya di level remaja begitu memukau dengan mencetak 141 gol dalam 88 laga, termasuk 13 gol dalam 4 penampilan di U-19. Hal itu yang membuat Pelatih Dortmund Lucien Favre memasukkannya ke skuad senior ketika sang pemain menginjak 16 tahun, batas usia minimal di Jerman.
Haaland, peraih penghargaan Golden Boy 2020, pemain terbaik U-21 di Eropa, meyakini bakat Moukoko lebih besar darinya. Dia sangat percaya sang bocah ajaib punya karier fantastis di masa depan.
”Dia adalah talenta terbesar di dunia saat ini. Kami beruntung memilikinya. Moukoko jelas lebih baik daripada saya di usianya. Dia sudah bermain di Dortmund, sementara saya masih di tim tempat asal, kota Bryne (Norweigia),” ucap bomber yang mencetak quattrick atau 4 gol ke gawang Berlin sebelum diganti Moukoko.
Paket bintang
Moukoko lahir pada 20 November 2004 di Yaounde, Kamerun. Dari negara yang melahirkan bomber top dunia, seperti Samuel Eto’o dan Roger Milla, itu dia tumbuh bersama kakek yang mencintai sepak bola.
Baru pada usia 10 tahun, dia pindah dan tinggal bersama sang ayah di St Pauli, Jerman. Moukoko kecil sempat setahun bermain di tim yunior St Pauli. Setelah itu, dia menyeberang ke tim yunior Dortmund.
Di Dortmund, pemain kidal ini memperlihatkan bakat terbaiknya. Dia sudah menunjukkan insting tajam seorang striker sejak berusia 12 tahun. Ketika itu, dia bermain untuk tim U-16.
Saking dominannya, koran nasional Jerman, Bild, sampai meragukan usia Moukoko yang masih 12 tahun. Hal itu sempat membuat ayahnya menunjukkan akta kelahiran yang dikeluarkan oleh Konsulat Jerman di Yaounde. Isu tersebut justru membangun mentalnya lebih kuat saat tampil. Dia terbiasa menjadi target cemoohan penonton yang sering menuduh pemalsuan umur.
Moukoko semakin menjadi pusat perhatian ketika dipanggil ke tim nasional U-20 Jerman. Dia menjadi pemain termuda, 15 tahun, di antara rekan-rekannya yang rata-rata sudah mencapai 18 tahun.
Menurut pelatih timnas U-20, Guido Streichsbier, Moukoko punya kelebihan dalam fisik dan visi bermain. ”Dia adalah talenta besar dengan kemampuan pengambilan keputusan dan kecepatan yang impresif. Dia juga cerdik untuk mencari celah dan menghindari pertarungan fisik,” pujinya, seperti dikutip BBC.
Pemain setinggi 1,79 meter itu juga punya kelebihan unik. Walaupun lebih condong kidal, dia bisa menggunakan dua kaki sama baiknya. Kemampuan itu, menurut Favre, sangat berharga karena bisa membuat lawan kebingungan.
Gaya bermainnya sedikit mirip dengan bintang Barcelona, Lionel Messi. Hanya saja, dia masih kalah teknik dan kalah lincah dibandingkan dengan Messi ketika masih remaja. Keunggulannya adalah fisik dan insting mencetak gol yang merupakan senjata utama para ujung tombak.
Sangat menakjubkan. Saya pulang ke rumah dan masih mencerna apa yang sedang terjadi.
Kejutan Moukoko belum berakhir. Tengah pekan ini, akan menjadi sangat spesial bagi sang remaja. Dia bisa memecahkan rekor lagi sebagai pemain termuda di Champions League, saat Dortmund menjamu Club Bruggee, pada Rabu (25/11/2020) dini hari WIB, di Stadion Signal Igduna Park.
Jika dimainkan Rabu nanti, Moukoko akan merebut rekor yang dipegang oleh mantan pemain Anderlecht Celestine Babayaro dengan 16 tahun 87 hari. Rekor tersebut sudah bertahan sejak musim 1994/1995.
Debut itu bisa menjadi langkah awal menuju mimpi sang bocah ajaib. Pada usia 13 tahun, Moukoko sempat berucap, ”Tujuan saya adalah menjadi pemain profesional di Dortmund. Meraih Liga Champions dan memenangi Ballon d’Or.”