Kylian Mbappe dan Neymar tidak punya banyak waktu untuk menemukan penampilan terbaiknya setelah pulih dari cedera. Kini mereka punya tugas berat saat menyambut kedatangan RB Leipzig.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
PARIS, SENIN - Paris Saint-Germain sudah bisa menurunkan pemain-pemain terbaiknya untuk melawan RB Leipzig pada laga lanjutan Liga Champions di Stadion Parc des Princes, Rabu (25/11/2020) pukul 03.00 WIB. Namun, PSG pada laga ini bagaikan sebuah mesin yang masih dingin dan langsung dipaksa bekerja ekstra keras hingga mencapai batas kemampuan terbaiknya.
PSG dituntut bermain sebaik mungkin dan meraih kemenangan atas Leipzig untuk menjaga peluang lolos ke babak 16 besar. Finalis Liga Champions musim lalu ini masih tercecer di peringkat tiga Grup H dengan tiga poin, sedangkan Manchester United dan Leipzig sudah mengantongi enam poin.
Pelatih PSG Thomas Tuchel bisa sedikit lega karena dua pemain utama di lini serang tim, yaitu Neymar dan Kylian Mbappe sudah bisa tampil setelah sempat absen karena cedera. Kedua pemain bintang itu tidak ikut bermain pada laga sebelumnya ketika mereka dikalahkan Leipzig, 1-2, di Red Bull Arena.
Laga kontra AS Monaco yang merupakan laga terakhir PSG sebelum kembali bertarung melawan Leipzig merupakan ajang pemanasan bagi kedua pemain tersebut. Mbappe bisa bermain sejak menit pertama dan menyumbang dua gol, sedangkan Neymar baru tampil pada menit ke-60. Meski mereka berdua sudah tampil kembali, PSG tetap saja kalah, 2-3.
Kini, pada laga krusial melawan Leipzig, Tuchel memastikan Mbappe dan Neymar bakal bermain sejak menit pertama. Mereka adalah bagian dari “mesin” yang masih dingin dan harus siap memikul beban berat. Tidak ada waktu, terutama bagi Neymar, untuk menemukan bentuk permainan terbaiknya untuk menghadapi laga ini.
Neymar adalah pemain kunci. Kebugarannya belum mencapai 100 persen, tetapi ia akan tetap bermain sejak awal. Dia bisa menghadapi laga seperti ini dengan baik secara mental maupun fisik.
“Neymar adalah pemain kunci. Kebugarannya belum mencapai 100 persen, tetapi ia akan tetap bermain sejak awal. Dia bisa menghadapi laga seperti ini dengan baik secara mental maupun fisik,” kata Tuchel dikutip UEFA. Kehadirannya juga memberi efek psikis yang positif bagi rekan-rekannya.
Suasana hati yang baik sangat diperlukan PSG untuk membalas dendam kekalahan sebelumnya. Lebih bagus lagi jika PSG bisa mereplika kemenangan 3-0 atas Leipzig pada laga semifinal musim lalu. Namun, sekali lagi Tuchel harus berhadapan dengan kondisi timnya yang belum sempurna.
Apalagi PSG memiliki masalah di lini belakang karena bek Presnel Kimpembe bakal absen karena mendapat kartu merah pada laga sebelumnya. “Kami ingin menang karena ini seperti laga final. Saya ingin pemain lebih berani menyerang daripada memikirkan ketakutan terhadap masalah di lini belakang,” kata Tuchel.
Peran gelandang jangkar Marquinhos kemudian menjadi sangat vital untuk menutup celah yang ditinggalkan Kimpembe. “Kami akan tampil di rumah sendiri dan kami sudah memiliki semua ‘bahan’ yang dibutuhkan untuk menghasilkan permainan terbaik melawan Leipzig,” Marquinhos berjanji.
Terasa berbeda
Kembalinya Neymar dan Mbappe serta faktor tuan rumah menjadi kewaspadaan para pemain Leipzig pada laga kali ini. Gelandang Leipzig, Amadou Haidara, merasakan betul perubahan yang terjadi jika kedua pemain itu absen.
“Ketika dua pemain itu tampil, kami menjalani laga yang berbeda dan kami harus menaikkan level permainan,” kata Haidara dikutip Le Parisien. Pada laga sebelumnya ketika Leipzig menang atas PSG, Haidara sudah merasakan sulitnya perlawanan PSG tanpa kedua pemain itu. Ia membayangkan PSG pada laga nanti akan lebih sulit ditaklukkan.
Bagaimanapun juga, Mbappe dan Neymar merupakan dua pemain yang menjadi alasan PSG untuk menjaga ambisi menjuarai Liga Champions. Mereka berani membayar mahal untuk mendapatkan keduanya untuk menggenggam trofi “Si Kuping Lebar”. Sebuah impian yang belum juga terwujud setelah tiga tahun berlalu.
Namun, terlalu fokus kepada dua pemain itu saja bisa menjadi batu sandungan Leipzig karena PSG masih memiliki sejumlah pemain berbahaya terutama Angel Di Maria. Pemain asal Argentina inilah yang mencetak satu gol ke gawang Leipzig pada laga sebelumnya dan menjadi sosok yang cerdik dalam mencari peluang gol.
Tidak dipungkiri PSG merupakan tim yang didukung modal besar dan mampu mendatangkan pemain-pemain bintang. Asisten pelatih PSG, Zsolt Loew, pun mengibaratkan PSG seperti layaknya kelompok musik rock tetapi semua pemain ingin tampil sebagai figur utama sehingga “suara” yang mereka hasilkan buruk.
“Tugas kami adalah memastikan setiap pemain mendapatkan ‘instrumen’ (perannya) masing-masing sehingga suara yang kami hasilkan bisa merdu,” ujar Loew dikutip Kicker. “Suara” yang merdu itu sangat dibutuhkan saat ini karena PSG harus bisa menjegal dua tim terkuat di grup ini, Leipzig atau MU.
Sementara MU, pada laga lainnya, juga berusaha membalas kekalahan dari Istanbul Basaksehir di Stadion Old Trafford. Pada laga sebelumnya, MU dikalahkan Basaksehir, 1-2. Bedanya dengan PSG, MU masih ada di puncak klasemen dan situasinya tidak sesulit yang dirasakan PSG. (REUTERS)