Kedatangan pemain lebih muda di Lakers seperti pedang bermata dua. Peremajaan itu diikuti perombakan besar skuad yang diisi para veteran. Tim juara yang sudah stabil pun dipaksa mencari keseimbangan lagi.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
LOS ANGELES, MINGGU – Los Angeles Lakers berbenah total menyambut musim depan. Sang juara bertahan serius meremajakan skuadnya dengan pergerakan aktif di free agency. Perombakan skuad bisa berarti dua hal untuk Lakers, semakin menjanjikan dengan pemain lebih muda atau justru gagal menemukan keharmonisan.
Setelah free agency NBA dibuka dua hari lalu, pada Jumat (20/11/2020), Lakers langsung bergerak cepat melakukan transaksi pemain. Tim asuhan Frank Vogel ini menjadi gravitasi perputaran pemain di liga, dengan merekrut pemain bebas kontrak dan melepas pemain veteran.
Hingga Minggu WIB, sehari sebelum peresmian kontrak, Lakers sudah melepas lima pemain. Mereka antara lain pebasket veteran Danny Green (33) dan Dwight Howard (34) yang menyeberang ke Philadelphia 76ers, serta Rondo (34) ke tim muda potensial Atlanta Hawks.
Sebagai gantinya, mereka baru saja mendatangkan bakat potensial, pemenang 6th man of the year, Montrezl Harrell (26) langsung dari tim rival sekota, Los Angeles Clippers. Dia menyusul Dennis Schroder (27) dan Wesley Matthews (34) yang telah dipastikan datang lebih dulu.
Dengan tambahan itu, Lakers akan lebih muda dan bertalenta dibandingkan tim juara musim lalu. Mereka sedang dalam perjalanan menuju gelar kedua.
“Dengan tambahan itu, Lakers akan lebih muda dan bertalenta dibandingkan tim juara musim lalu. Mereka sedang dalam perjalanan menuju gelar kedua,” kata legenda hidup Lakers, Magic Johnson di Twitter.
Johnson menyanjung kerja brilian dari Manajer Umum Lakers Rob Pelinka. Menurut dia, Harrell bisa menggantikan Howard di posisi center dan Schroder mampu mengisi tempat Rondo sebagai point guard. Kedua pemain baru itu tidak hanya lebih muda, tetapi juga punya potensi yang lebih baik.
Hanya Matthews yang merupakan penurunan dari Green di pos shooting guard. Meski begitu, kedatangan Matthews dari Milwaukee Bucks sangat penting karena gajinya jauh lebih rendah dibandingkan Green.
Megabintang Lakers LeBron James begitu antusias kedatangan pebasket muda berbakat. Dia begitu yakin bisa meraih gelar juara NBA ke-5 baginya pada musim depan. Keyakinan pebasket 35 tahun itu ditunjukkan dengan menampilkan wajah tiga calon rekannya di Instagram. “Mari kita raih (trofi) itu,” tulisnya.
Perjudian gelar
Meski begitu, perubahan drastis dalam skuad harus diantisipasi Lakers. Jika tidak bisa menemukan keharmonisan pemain lama dan baru, gelar juara mereka terancam hilang. Tantangan itu bertambah karena waktu adaptasi yang singkat. Musim depan kompetisi akan lebih pendek dari biasanya.
Hal yang dilakukan Lakers cukup unik bagi tim juara bertahan. Biasanya, tim juara tidak mengubah banyak skuad di musim baru. Setidaknya, tim akan mempertahankan pemain bintang dan pelengkap yang berkontribusi besar mengantar gelar.
Contohnya saja, klub penguasa dekade ini, Golden State Warriors. Mereka bisa masuk lima kali final beruntun dengan tiga kali juara karena tidak mengubah komposisi utama tim. Dalam setiap musim, tetap ada pondasi utama Stephen Curry, Klay Thompson, dan Draymon Green, serta pelengkap Shaun Livingston dan Andre Iguodala.
Hal ini yang tidak dilakukan Lakers. Mereka melepas veteran yang berperan vital sebagai pelengkap tim. Green adalah pemain inti reguler, sementara Rondo dan Howard sering menjadi penyelamat dari bangku cadangan. Meski tidak muda, pengalaman bermain mereka sangat membantu di playoff.
Mereka akan sangat merindukan peran Rondo. Guard veteran ini sering kali menjadi pemain terbaik ketiga, setelah Anthony Davis dan James. Mentalitas juara dan pemahaman taktik miliknya membuat Lakers bisa berbicara banyak.
“Saya akan menjadi orang pertama yang mengatakan bahwa Dennis Schroder memiliki sosok anjing dalam dirinya. Dia bermain dengan kenakalan dan keuletan yang saya sukai. Tapi, Rondo pemain yang lebih baik secara keseluruhan,” kata pengamat NBA Skip Bayless.
Rondo sudah terbukti bisa beradaptasi di segala kondisi. Berbeda dengan Schroder. Pebasket asal Jerman itu tampil mengesankan musim lalu bersama di Oklahoma City Thunder. Namun, dia berada di balik bayang-bayang dukungan salah satu guard terbaik NBA, Chris Paul. Tanpa Paul, dia belum terbukti.
Pelinka mengatakan, kedatangan Schroder bertujuan untuk menambah sosok pengatur serangan yang bisa mendukung James. “Dia juga bisa mencetak angka dan menjadi pemain bertahan yang baik. Dia memenuhi kriteria yang kami butuhkan untuk posisi itu,” katanya kepada ESPN.
Di posisi pemain besar, Harrell lebih baik dari kualitas serangan dibandingkan Howard. Namun, dia merupakan bencana musim lalu bagi Clippers, ketika tidak bisa menjaga Nikola Jokic dengan baik. Hasilnya Clippers dikejutkan Denver Nuggets yang bangkit dari ketinggalan, 1-3, di Semifinal Wilayah Barat.
Sebaliknya, Howard justru menjadi kunci bagi Lakers untuk menahan Jokic di Final Wilayah. Jokic tidak berkutik menghadapi fisik yang dominan dari Howard. Lakers pun melewati hadangan Nuggets tanpa kesulitan berarti ke partai puncak.
Tugas Lakers masih jauh dari selesai adalam freeagency. Mereka masih mengejar perpanjangan kontrak dari pemain pelengkap yang cukup vital, Markieff Morris. Namun, Morris kemungkinan besar mencari klub lain karena Lakers tidak bisa menawarkan gaji besar.
Tim dengan ciri seragam ungu dan kuning itu pun masih menunggu tanda tangan sang megabintang, Davis. Meski sang pemain berkomitmen tetap bersama tim musim depan, kedua pihak belum menemui kesepakatan. Davis ingin mendapat super maksimal kontrak, dari 28 juta dolar AS (sekitar Rp 397 miliar). Kontraknya bisa mencapai 106 juta dolar AS (sekitar Rp 1,5 triliun) untuk tiga tahun.
Beruntungnya, Lakers sudah mengamankan kontrak baru dari guard inti Kentavious Caldwell-Pope, dengan besaran 40 juta dollas AS untuk 3 tahun (sekitar Rp 567 miliar). Pope merupakan salah satu pemain kunci mereka di playoff. (AP)