Seri penutup MotoGP 2020 di Portimao seperti balapan buta bagi para pebalap dan timnya karena tidak memiliki segudang data seperti sirkuit lainnya. Karakter itu membuat para pesaing ”runner-up” rontok di kualifikasi.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
ALGARVE, SABTU — Sirkuit Portimao membuat para pebalap MotoGP merasakan kilatan rasa takut, bahkan bagi pebalap nekat seperti Jack Miller. Trek yang naik turun, sangat teknikal, serta titik buta di beberapa tikungan memaksa para pebalap menguras nyali dan fisik untuk tetap memacu motor dengan kencang. Tantangan itu membuat sejumlah pesaing runner-up kehilangan momentum.
Perebutan posisi kedua menjadi target utama enam pebalap di bawah Joan Mir yang sudah mengunci gelar juara akhir pekan lalu di Valencia. Namun, kini tersisa Franco Morbidelli untuk meraih posisi kedua klasemen akhir dengan meraih posisi start kedua. Sedangkan para pesaingnya termasuk rekan satu tim Morbidelli di Petronas SRT Yamaha, Fabio Quartararo, yang start dari posisi lima.
Sementara empat pesaing lainnya, yaitu Maverick Vinales, Pol Espargaro, Alex Rins, dan Andrea Dovizioso, masing-masing start dari posisi ke-8, ke-9, ke-10, dan ke-12. Keempat pebalap ini kehilangan momentum untuk mengakhiri musim ini sebagai runner-up karena di Portimao akan sulit mendahului pebalap di depan. Karakter sirkuit yang naik turun dan tikungan yang sulit melakukan pengereman lambat mempersulit manuver mendahului lawan.
Dengan kondisi itu, Morbidelli menjadi pebalap paling berpeluang meraih runner-up. Bahkan, dia juga berpeluang meraih kemenangan keempat musim ini dan menjadi pebalap Yamaha pertama yang melakukan itu setelah Jorge Lorenzo pada 2016. Jika itu terjadi, dia juga akan menjadi pebalap tim satelit pertama yang meraih empat kemenangan dalam semusim setelah Sete Gibernau.
”Ini hari yang sulit, tetapi positif karena berakhir dengan baik. Saya berusaha memperbaiki rasa pengendalian dan mencoba sesuatu yang berbeda, tetapi saya tidak menyukai itu. Pada FP4 saya mencoba sesuatu yang baru dan saya tahu bisa lebih cepat, bisa memacu hingga limit. Pada Q1 saya kurang cepat di sektor empat, tetapi di Q2 saya merasa bagus dan bisa mendorong lebih dan bisa bersaing untuk posisi start terdepan,” ujar Morbidelli.
Morbidelli meraih posisi start di baris terdepan setelah jeblok di FP3 sehingga harus bersaing dari Q1 di mana dia menjadi pebalap kedua tercepat. Dia sempat memimpin catatan waktu tercepat pada Q2, tetapi kemudian digusur oleh pebalap KTM Tech3 Miguel Oliveira yang familier dengan Portimao karena berasal dari Portugal. Posisi start ketiga diraih oleh pebalap Pramac Ducati, Jack Miller.
”Jujur saya senang bisa melakukan itu di sini. Sesi sore ini sangat sulit menikung dengan angin yang bertiup, terutama di tikungan terakhir yang cukup menakutkan. Ini akan menjadi balapan yang panjang dan sulit, tetapi di sini akan sulit mendahului pebalap yang start di baris terdepan,” ucap pebalap asal Australia yang terkenal agresif itu.
Jujur ini terasa sangat bagus. Setiap kali di trek ini, saya selalu merasa menikmati di atas motor dan itu kunci performa hari ini.
Oliveira yang familier dengan Portimao memaksimalkan keunggulannya itu untuk memacu motornya tanpa kesalahan dan mencatatkan waktu 1 menit 38,892 detik. ”Jujur ini terasa sangat bagus. Setiap kali di trek ini, saya selalu merasa menikmati di atas motor dan itu kunci performa hari ini. Saat menikmati di atas motor, semua akan lebih mudah dan hasilnya akan lebih baik. Senang bisa start terdepan di Portugal dan semoga bisa mendapat hasil bagus (saat balapan),” ujarnya.
Tantangan
Namun, balapan di Sirkuit Portimao tidak pernah mudah, bahkan bagi Oliveira yang sangat familier. Trek yang naik turun mengikuti kontur tanah dan tidak memiliki lintasan yang datar membuat para pebalap serta timnya kesulitan menemukan setelan yang ideal. Mereka datang ke sirkuit di Algarve, Portugal, ini tanpa data yang cukup untuk menyetel motor. Sesi latihan Jumat menjadi kesempatan terbesar untuk mencari data, mulai dari pengereman, kecepatan di tikungan, pilihan ban, hingga setelah suspensi.
Bahkan, Quartararo mengganti lengan ayun karbon dan hampir semua pebalap mengganti girbok. Perubahan gigi transmisi itu sangat krusial untuk membantu pengereman, sekaligus akselerasi. Dovizioso mengatakan, pengereman dan akselerasi tidak bisa dilakukan saat posisi motor benar-benar tegak. Itu menuntut perubahan setelan geometri motor dan gaya membalap yang lebih lembut.
Sirkuit dengan 6 tikungan ke kiri dan 9 ke kanan itu juga membuat pilihan ban sangat sulit, antara kompon lunak, medium, dan keras serta simetris dan asimetris. Michelin menyediakan empat pilihan ban depan dan belakang, dengan daya cengkeram aspal yang minim tetapi abrasif, membuat pilihan ban semakin sulit. Ban depan medium, misalnya, memberikan keseimbangan dan kecepatan, tetapi tidak bertahan lama di aspal Portimao.
Ban depan keras memberikan daya tahan lebih, tetapi membuat pebalap ekstra presisi saat pengereman, terutama di tikungan 1. Para pebalap memasuki tikungan ini dalam kecepatan di atas 300 kilometer per jam dan tidak boleh terlambat melakukan pengereman karena trek yang menurun akan mendorong motor melebar. Jika keluar lintasan, banyak waktu yang terbuang.
Bahkan, bagi peraih posisi start terdepan, Miguel Oliveira (KTM Tech3), yang sangat familier dengan sirkuit ini, melewati tikungan 1 selalu membuat jantung berdebar, khususnya dengan motor MotoGP. ”Pengereman saat memasuki tikungan pertama, saya tidak pernah merasakan perasaan seperti ini, tetapi ini seperti Anda tidak memiliki penopang dan ada sesuatu yang terasa di perut Anda,” ucap pebalap asal Portugal itu, dikutip Motomatters.
Sirkuit ini juga menuntut daya tahan fisik dan mental yang prima. ”Secara fisik dan mental ini penuh tekanan karena ada banyak tempat di mana Anda kesulitan dengan motor, tikungan cepat, pengereman ekstrakeras, dan trek lurus yang langsung anjlok. Ini menguras fisik dan sangat menantang,” ujar pebalap KTM Pol Espargaro.
Tantangan lainnya adalah segmen buta setelah keluar dari tikungan 8 yang berada di ujung gundukan, kemudian langsung turunan menuju tikungan 9. Ini membuat ban depan motor MotoGP yang baru saja mengalami akselerasi terangkat. Sektor ini membuat MotoGP seperti balapan jalan raya Isle Man TT.
Karakter Portimao itu bahkan membuat peraih juara musim ini, Joan Mir, hanya bisa start dari posisi ke-20 dari 22 pebalap. Sedangkan Valentino Rossi yang bertekad memberikan kenangan manis dalam perpisahan dengan tim pabrikan Yamaha hanya bisa start dari posisi ke-17. Ini sudah pasti bukan balapan yang akan dikenang dengan manis oleh Rossi yang musim depan membela Petronas SRT.
Sebaliknya, balapan seri ke-14 MotoGP 2020 ini bisa menjadi sesuatu yang berkesan bagi pebalap LCR Honda Cal Crutchlow yang akan pensiun. Dia kompetitif sejak Q1 dan meraih posisi start keempat pada Q2. Podium akan menjadi akhir karier yang manis bagi Crutchlow yang musim depan menjadi pebalap penguji Yamaha, menggantikan Jorge Lorenzo.
Tangkapan layar hasil kualifikasi balapan MotoGP Seri Portugal, Sabtu (21/11/2020).