Seri penutup MotoGP 2020 di Sirkuit Portimao, akhir pekan ini, akan menjadi momen spesial bagi Valentino Rossi. Juara dunia sembilan kali di semua kelas itu akan meninggalkan tim pabrikan Yamaha yang dia bela 15 musim.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
ALGAVERE, JUMAT — Seri penutup MotoGP musim 2020 di Portugal, akhir pekan ini, akan menjadi momen spesial bagi Valentino Rossi. Juara dunia sembilan kali di semua kelas Grand Prix itu akan meninggalkan tim pabrikan Yamaha yang dia bela selama 15 musim. Rossi pun bertekad menjadikan seri pamungkas itu sebagai perpisahan yang indah.
Meskipun gelar juara dunia pebalap musim 2020 ini sudah diraih Joan Mir (tim Suzuki), seri pamungkas itu masih menarik diikuti. Sorotan akan tertuju ke Rossi, pebalap veteran 41 tahun yang akan menjalani balapan terakhirnya bersama tim pabrikan Yamaha.
Mulai musim depan, ia akan membela tim satelit, Petronas Yamaha SRT. Rossi akan bertukar posisi dengan yuniornya, Fabio Quartararo, di tim itu.
”Minggu ini akan jadi momen yang spesial karena perjalanan panjang kami bersama (dengan Yamaha). Banyak kenangan tidak terlupakan. Saya akan merindukan tim ini (Yamaha),” ungkap Rossi, dikutip Crash, Kamis (19/11/2020) malam.
Tahun ini bukanlah musim bagus bagi Rossi. Dari 13 seri yang telah bergulir sejauh ini, Rossi hanya enam kali finis. Ia bahkan hanya sekali tampil di podium, yaitu finis ketiga pada seri Andalusia, Juli lalu.
Sialnya pula, ia dua kali absen di Sirkuit Motorland Aragon akibat positif Covid-19. Ia pun kini hanya menempati peringkat ke-15 dalam klasemen pebalap MotoGP. Peringkat itu adalah yang terburuk sepanjang 21 tahun kariernya di kelas elite Grand Prix (500cc dan MotoGP).
Namun, ia bertekad memberikan salam perpisahan yang indah untuk Yamaha pada seri Portugal, akhir pekan ini. Tim pabrikan asal Jepang itu telah membantunya meraih empat dari total tujuh gelar juara dunia di kelas elite Grand Prix, yaitu pada 2004, 2005, 2008 dan 2009 silam.
”Target saya (di Portugal) adalah bisa kompetitif. Ini seri terakhir musim ini. Saya tidak punya posisi penting di dalam kejuaraan saat ini. Jadi, saya hanya ingin berupaya tampil kuat dan cepat sepanjang akhir pekan ini,” ucap Rossi.
Pebalap asal Italia itu ingin memperbaiki performanya pada musim depan. Meskipun tidak lagi muda, ia masih berambisi menggenapi gelar juara dunia di berbagai kelas Grand Prix menjadi sepuluh kali.
Sudah sangat lama sejak terakhir kali Rossi membela tim satelit. Kami akan berupaya sebaik mungkin untuk membantunya seperti seorang pebalap muda lagi.
Meskipun bergabung dengan tim satelit, Rossi tetap bakal mendapatkan fasilitas yang biasa diterimanya dari tim pabrikan. Fasilitas itu, antara lain, tunggangan Yamaha YZR-M1 spesifikasi pabrikan. Rossi juga diizinkan membawa trio mekanik atau teknisi kepercayaannya, yaitu David Munoz, Matteo Flagmini, dan Idalio Gavira.
Tidak lagi asing
Pengalaman bergabung dengan tim satelit ini sebetulnya bukan hal asing bagi Rossi. Ia pernah merasakannya saat debutnya di kelas elite, yaitu pada musim 2000 silam. Kala itu, ia membela tim satelit Honda asal Italia, Nastro Azzuro.
Rossi tampil mengejutkan. Di tahun pertamanya promosi di kelas 500cc, ia finis kedua di bawah Kenny Roberts Jr, pebalap Suzuki yang menjadi juara dunia kala itu. Pada musim keduanya di kelas elite, masih bersama Nastro Azzurro, Rossi lantas meraih gelar juara dunia dengan memakai NSR500. Ia unggul telak, yaitu 106 poin, dari rival terberatnya kala itu, Max Biaggi (tim Yamaha).
Pihak Petronas SRT, salah satu tim hijau di MotoGP, pun berambisi membuat Rossi seolah kembali muda, seperti pada masa debutnya dulu. ”Sudah sangat lama sejak terakhir kali Rossi membela tim satelit. Kami akan berupaya sebaik mungkin untuk membantunya seperti seorang pebalap muda lagi,” tutur Direktur Petronas Yamaha SRT Johan Stigefelt dikutip Drivemag Riders.
Di Petronas, pada tahun depan, Rossi akan ditemani pebalap muda asal Italia, Franco Morbidelli. Ia juga akan bersaing dengan adik tirinya, Luca Marini (23) di lintasan balap. Marini kini masih berkarier di Moto2 dan menempati peringkat ketiga dalam klasemen pebalap kelas itu. Musim depan, ia akan bergabung dengan Avintia Ducati di kelas MotoGP.
Rossi diketahui menginginkan kontrak dua tahun di Petronas. Namun, pihak Petronas saat ini hanya menyetujui setahun kontraknya. ”Valentino bukanlah pebalap kebanyakan. Ia seorang legenda hidup. Namun, di saat sama, tiada yang lebih tinggi dari tim. Ia pun demikian. Musim depan, pebalap utama kami adalah Morbidelli,” ungkap Razlan Razali, kepala tim Petronas SRT yang bersikap keras ke Rossi.
Akhir dari Crutchlow
Balapan di Sirkuit Portimao, Portugal, itu juga akan menjadi perpisahan bagi Cal Crutchlow yang memutuskan pensiun dari MotoGP. Pebalap asal Inggris Raya itu tidak diperpanjang kontraknya—yang berakhir tahun ini—oleh LCR Honda. Posisinya di tim itu akan digantikan Alex Marquez.
”Saya mendapatkan keistimewaan bekerja dengan sejumlah orang, tim, dan motor hebat. Saya berada di sini selama 10 tahun. Adalah sebuah keistimewaan bisa melakukan itu,” ujar Crutchlow, yang akan menjadi pebalap penguji Yamaha pada 2021, menggantikan Jorge Lorenzo.
Selain Crutchlow, pebalap veteran MotoGP lainnya, Andrea Dovizioso, juga akan meninggalkan Ducati akhir musim ini. Ia belum mendapatkan tim untuk musim 2021 dan dia tidak ingin menjadi pebalap penguji. Peraih tiga kali runner-up pada musim 2017-2019 itu kemungkinan besar akan menjalani sabatikal pada musim depan dan berusaha kembali pada 2022.
Rossi pun angkat bicara terkait kondisi dua rekannya itu yang di penghujung kariernya. Ia sedih mendengarnya. ”Akhir karier atau berpisah dari karier adalah sesuatu yang sangat tidak saya sukai, sungguh,” ujar Rossi. (JON)