Gangguan eksternal kembali mengusik Messi yang mulai menemukan performa terbaik di lapangan. Gangguan itu jadi ujian bagi Messi jelang laga Barca melawan Atletico.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
MADRID, JUMAT –Lionel Messi tak henti-hentinya diusik problem eksternal sejak awal musim. Gangguan dari luar lapangan itu sempat menenggelamkan penampilan sang kapten Barcelona. Saat Messi mulai menemukan performa terbaik di bawah rezim Ronald Koeman, badai lanjutan justru kembali datang menerjang dirinya.
Emosi Messi meledak ketika menghadapi awak media, sepulang dari tugas membela tim nasional Argentina, pada Kamis (19/11/2020), di Bandara El Prat, Barcelona. “Saya lelah selalu jadi yang disalahkan atas segala hal,” tegasnya.
Pemain berjuluk “Si Kutu” ini geram karena harus merespons dari mantan agen Antoine Griezmann, Eric Olhats, yang menyudutkannya. Kepada France Football, pekan lalu, Olhats berkata, Messi adalah biang keladi di balik performa buruk Griezmann dalam musim debut di Barca.
Olhats menganggap ada yang salah dengan sikap Messi. Sebagai pemimpin klub, Messi menolak kehadiran Griezmann. Dia tidak mengajak Griezmann bicara, juga tidak mau memberikan bola kepada sang striker Perancis pada musim lalu. Sebelum Olhats, kritik serupa juga dilempar oleh mantan pelatih Barca, Quique Setien.
Badai bertubi-tubi dari luar lapangan dikhawatirkan kembali memengaruhi performa pemain berusia 33 tahun itu. Seperti diketahui, performanya awal musim ini merupakan yang terburuk sepanjang karier membela Barca. Semua tidak lepas dari gangguan eksternal, mulai dari isu kepindahan, perseteruan dengan klub, hingga berbagai kritik dari luar.
Penampilan sang kapten “Blaugrana” mulai membaik sebelum jeda internasional. Messi akhirnya bisa mencetak gol pertama dari permainan terbuka musim ini, saat Barca meremukkan Real Betis, 5-2.
Namun, dengan datangnya badai lanjutan, konsentrasi “Si Kutu” akan kembali diuji ketika Barca menghadapi tuan rumah Atletico Madrid, dalam lanjutan La Liga, Minggu dini hari WIB, di Stadion Wanda Metropolitano.
Tidak hanya konsentrasi, keharmonisan hubungan Messi dan Griezmann yang belakangan mulai membaik juga akan diuji. Kritik Olhats yang membawa-bawa nama Griezman bisa merusak keharmonisan yang sedang dibangun duet ujung tombak tim tersebut.
Barca sangat membutuhkan penampilan terbaik dari Messi. Skuad asuhan Koeman akan bermain tanpa pemain terbaik sejak awal musim, Ansu Fati, yang cedera hingga awal tahun depan. Sementara itu, laga nanti merupakan kesempatan bagi mereka untuk menipiskan jarak dengan Atletico yang belum kalah sekalipun musim ini.
Menurut mantan pelatih Barca (2001-2002) Carles Rexach, Messi bukanlah biang masalah. Dia justru akan menyelesaikan masalah itu dengan penampilan indah di lapangan. Jawaban itu akan ditunjukkan lagi saat melawan Atletico. “Dia selalu menjadi solusi bagi masalah Barca. Saya selalu mendukungnya,” ucap pelatih yang menemukan bakat terpendam Messi tersebut, kepada Marca.
Celah Atletico
Seharusnya, laga pada Minggu dini hari nanti akan mempertemukan sahabat baik yang merupakan mantan rekan setim, Messi dan Luis Suarez. Namun, Suarez terpaksa absen karena positif Covid-19 saat membela timnas Uruguay.
Kehilangan ini menjadi celah besar bagi tuan rumah. Sejak awal musim, performa mereka meningkat drastis karena kehadiran Suarez dari Barca. Striker hibahan sang rival itu membuat tim asuhan Diego Simeone sebagai satu-satunya tim yang belum terkalahkan hingga seperempat musim.
Simeone bahkan bermain dengan gaya lebih menyerang dengan Suarez. Kehilangan striker yang sudah menyumbang 5 gol itu memaksa sang pelatih asal Argentina untuk kembali ke gaya bermain awal, yaitu dengan formasi 4-4-2. Pertahanan akan menjadi kunci mereka melawan Barca.
Kami harus bermain dengan intensitas maksimal. Kuncinya melawan Barca adalah bertahan dengan baik, lalu lebih baik lagi saat menyerang.
“Kami harus bermain dengan intensitas maksimal. Kuncinya melawan Barca adalah bertahan dengan baik, lalu lebih baik lagi saat menyerang. Tim ini sedang berkembang sangat baik. Kami akan datang ke laga itu untuk memenanginya. Kami sadar tantangan apa yang akan kami hadapi,” ucap kiper Atletico Jan Oblak.
Atletico hingga saat ini menjadi tim dengan kualitas serangan dan pertahanan terbaik di liga. Mereka memasukan 2,4 gol setiap laga dan hanya kemasukan sekitar 0,3 gol setiap laga. Jumlah itu di atas rata-rata penguasa Spanyol, Barca dan Real Madrid. (AP/REUTERS)