Gagal Diakuisisi Putra Mahkota Arab Saudi, Newcastle United Tempuh Jalur Hukum
Rencana akusisi Newcastle United oleh Putra Mahkota Arab Saudi memasuki babak baru. Pemilik Newcastle, Mike Ashley, menuntut Premier League agar rencana pengambilalihan itu bisa diproses kembali.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·3 menit baca
NEWCASTLE, JUMAT — Pemilik Newcastle United, Mike Ashley, telah mempersiapkan langkah hukum untuk menuntut Premier League, operator Liga Utama Inggris, terkait kegagalan rencana akuisisi klub oleh Dana Investasi Publik Arab Saudi yang dipimpin Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman. Untuk itu, Ashley menggandeng dua pengacara hukum olahraga paling terkemuka di Inggris.
Ashley tentu meradang sebab nilai akuisisi itu telah disepakati oleh dirinya dengan Dana Investasi Publik Arab Saudi (PIF) sebesar 300 juta pound sterling (Rp 5,64 triliun) sejak April lalu. Menurut Ashley, Premier League tidak menjalani dengan benar pengecekan terhadap aturan Tes Pemilik dan Direktur yang ditujukan kepada calon pemilik baru sebuah klub di kasta tertinggi kompetisi Inggris.
Dalam pernyataan resmi Newcastle United yang dikeluarkan pada Kamis (19/11/2020), klub menolak mengungkapkan detail tuntutan yang ditujukan kepada Premier League.
”Namun, klub mengonfirmasi bahwa tuntutan arbitrase terhadap Premier League telah diajukan. Meski begitu, belum jelas kapan proses hukum itu akan diproses. Klub akan melakukan usaha terbaik untuk menuntut keadilan dan mendengarkan secara jelas klaim penolakan Premier League beberapa waktu lalu,” tulis pernyataan resmi klub dilansir Daily Mail.
Langkah hukum itu dilakukan Ashley bukan untuk memenangkan kompensasi dari kerugian materi akibat kegagalan akuisisi klub berjuluk ”The Magpies” itu. Ashley berharap bisa memenangkan tuntutan hukum itu agar konsorsium calon pemilik baru Newcastle yang dipimpin PIF bisa melanjutkan proses akuisisi dan mendapatkan garansi persetujuan dari Premier League.
Selain itu, Blackstone Chambers, firma hukum yang bermarkas di London, juga telah mengonfirmasi adanya tuntutan hukum yang ditempuh Ashley.
Shaheed Fatima QC dan Nick De Marco QC mewakili Newcastle United dan Mike Ashley dalam perselisihan dengan Premier League tentang penolakan terhadap tawaran pengambialihan yang dibuat oleh PCP Capital Partners, Reuben Brothers, dan PIF berdasarkan Tes Pemilik dan Direktur.
”Shaheed Fatima QC dan Nick De Marco QC mewakili Newcastle United dan Mike Ashley dalam perselisihan dengan Premier League tentang penolakan terhadap tawaran pengambialihan yang dibuat oleh PCP Capital Partners, Reuben Brothers, dan PIF berdasarkan Tes Pemilik dan Direktur,” tulis pernyataan itu.
Seperti diketahui, Premier League menolak tawaran konsorsium yang dipimpin PIF untuk mengakuisisi Newcastle United pada Juni lalu. Dalam surat resmi Premier League yang disampaikan kepada Ashley dan konsorsium calon pemilik baru, pihak Premier League menjelaskan masih membutuhkan sejumlah informasi penting terkait identitas calon pemilik baru serta asal dana yang digunakan konsorsium untuk mengambil alih saham mayoritas Newcastle United dari Ashley.
Pendukung bertindak
Tidak hanya klub dan pemilik, pendukung The Magpies yang tergabung dalam Newcastle Consortium Supporters Ltd (NCSL) juga berencana menempuh jalur hukum untuk menuntut Premier League membuka kembali proses penilaian akuisisi Newcastle. NCSL pun telah meminta penjelasan resmi dari pengacara Premier League, Bird & Bird QC, yang diberi tanggung jawab untuk menghadapi tuntutan hukum Newcastle.
”Bird & Bird mengonfirmasi bahwa klub tengah dalam sengketa hukum dengan Premier League yang dapat menyebabkan bertambahnya masalah apabila kelompok fans juga menempuh jalur hukum. Premier League mengatakan, klaim kami untuk melakukan tuntutan hukum masih terlalu dini diajukan saat ini,” tulis pernyataan NCSL dikutip BBC.
Sejak Ashley mengambil alih kepemilikan Newcastle pada 2007, para fans kecewa dengan kepemimpinan pengusaha properti itu. Pasalnya, klub gagal berprestasi, termasuk dua kali mengalami degradasi dari Liga Utama Inggris, yaitu pada akhir musim 2009-2010 dan 2016-2017.
Di musim ini, Newcastle juga masih berkutat di papan tengah. Dari delapan laga yang telah dijalani, The Magpies baru mengumpulkan 11 poin berkat hasil tiga menang, dua imbang, dan tiga kali kalah.