Setelah selalu kalah dalam tiga laga penyisihan grup pada 2019, Medvedev menjadi semifinalis pertama dari grupnya setelah meraih dua kemenangan di penyisihan Final ATP. Medvedev menang 6-3, 6-3 atas Novak Djokovic.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
LONDON, RABU — Meski turnamen masih berlangsung dalam babak penyisihan grup, Daniil Medvedev memperlihatkan bahwa dia mulai bisa menikmati persaingan Final ATP. Setelah selalu kalah dalam tiga laga penyisihan grup pada 2019, kali ini, Medvedev menjadi semifinalis pertama dari grupnya setelah meraih dua kemenangan.
Kemenangan kedua, yang menjadi penentu langkahnya ke empat besar, didapat dari petenis nomor satu dunia yang juga lima kali juara Final ATP, Novak Djokovic. Di O2 Arena, London, Inggris, Rabu (18/11/2020) malam waktu setempat atau Kamis dini hari waktu Indonesia, Medvedev menang, 6-3, 6-3.
Sisa satu pertandingan, melawan Diego Schwartzman, Jumat, tak akan mengubah posisi Medvedev pada posisi dua besar Grup Tokyo 1970 sebagai syarat lolos ke semifinal. Satu tiket lagi akan diperebutkan Djokovic dan Alexander Zverev, yang masing-masing satu kali menang dan satu kali kalah.
Setelah dikalahkan Medvedev, pada Senin, Zverev membuka peluang lolos dari penyisihan grup dengan mengalahkan Scwhartzman, 6-3, 4-6, 6-3. Schwartzman pun tersingkir dengan dua kekalahannya. Ini menjadi penampilan perdana petenis Argentina tersebut pada turnamen akhir musim yang diikuti delapan petenis terbaik sepanjang tahun.
Solidnya penampilan Medvedev di lapangan keras diperlihatkan ketika dia merebut enam gim beruntun sejak skor 3-3 pada set pertama hingga unggul 3-0 pada set kedua. ”Daniil tampil lebih baik, tak diragukan lagi, sementara saya tak bisa bermain seperti yang diinginkan,” komentar Djokovic.
Saya senang bermain melawan Novak karena dia adalah salah satu atlet terbaik dalam sejarah tenis. Saat berumur delapan tahun, saya menonton Novak bermain di Grand Slam melalui TV.
Bermain melawan Djokovic selalu menjadi penambah motivasi bagi Medvedev. ”Saya senang bermain melawan Novak karena dia adalah salah satu atlet terbaik dalam sejarah tenis. Saat berumur delapan tahun, saya menonton Novak bermain di Grand Slam melalui TV. Selalu menjadi impian saya untuk bisa melawannya dan tentu saja sangat senang ketika bisa mengalahkannya,” ujar Medvedev.
Tampil baik pada 2019, dengan mencapai final Grand Slam Amerika Serikat Terbuka, Medvedev meragukan dirinya ketika mendapat hasil yang tak sesuai harapan pada tahun ini. Dia tersingkir pada babak keempat Australia Terbuka, semifinal AS Terbuka, dan babak pertama Perancis Terbuka.
Final pertamanya, yang akhirnya menghasilkan gelar juara, terjadi pada Paris Masters, 2-8 November. ”Sebelum ini, saya bercerita kepada istri betapa buruknya penampilan tahun ini. Saya bahkan tak bisa menembus final,” ujar Medvedev seusai mengalahkan Zverev pada final Paris Masters.
Penampilan buruk pada Final ATP 2019 juga membuatnya tak percaya diri ketika menginjakkan kaki di London pada tahun ini. Saat itu, Medvedev selalu kalah dalam tiga pertandingan grup, salah satunya dari Rafael Nadal, 7-6 (3), 3-6, 6-7 (4), setelah unggul 5-1 pada set ketiga.
”Selalu ada keraguan di benak saya, apakah hasilnya akan sama seperti tahun lalu, selalu bermain ketat dan akhirnya tak pernah menang. Saya senang, akhirnya tak seperti itu. Bisa menjuarai grup adalah hasil yang bagus,” ujar Medvedev.
Dengan posisi juara grup, Medvedev akan berhadapan dengan peringkat kedua Grup London 2020 pada semifinal. Posisi tersebut akan diperebutkan oleh Nadal dan Stefanos Tsitsipas pada pertandingan Kamis malam waktu London atau Jumat dini hari waktu Indonesia. Tak ada syarat lain kecuali menang dengan skor berapa pun.
”Melawan Rafa akan membutuhkan banyak upaya fisik. Itu akan menjadi pertandingan yang berat dan saya akan berusaha untuk berjuang,” ujar Tsitsipas yang dikalahkan Nadal, 7-6 (4), 4-6, 5-7, pada penyisihan Final ATP 2019.
Kekalahan tersebut terjadi setelah Tsitsipas unggul 5-4 pada set ketiga. Dari pengalaman itulah, petenis Yunani peringkat keenam dunia tersebut mewaspadai Nadal yang selalu memberi perlawanan sengit sejak awal hingga akhir pertandingan.
Nadal dan Tsitispas menjalani dua pertandingan berbeda untuk mendapat peluang lolos ke semifinal. Nadal membuka penampilan dengan kemenangan atas Andrey Rublev, lalu kalah dari Dominic Thiem. Adapun Tsitipas dikalahkan Thiem, lalu menang atas Rublev.
Meski demikian, Nadal masih memiliki keyakinan untuk menang berdasarkan penampilannya melawan Thiem. Meski kalah, dia puas karena bisa tampil baik dalam persaingan level tinggi.
”Tanpa bermaksud arogan, rasanya saya bisa menang di semua jenis lapangan jika bisa mengeluarkan kemampuan terbaik,” kata Nadal yang tak pernah menjuarai Final ATP, turnamen di lapangan keras dalam ruangan.
”Yang harus saya lakukan adalah tampil dengan berani berdasarkan pengalaman yang saya miliki,” pungkasnya. (AP)