Italia, Belanda, dan Polandia masih punya peluang untuk lolos ke babak semifinal Liga Nasional Eropa. Namun, Italia, yang akan bertemu Bosnia, punya kans yang paling besar.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
SARAJEVO, SELASA — Italia memegang kendali persaingan Grup A1 Liga Nasional Eropa pada laga terakhir fase penyisihan grup, Kamis (19/11/2020) pukul 02.45 WIB. Mereka tinggal mengalahkan Bosnia sebagai tim terlemah di grup untuk maju ke semifinal dan membuat Polandia serta Belanda gigit jari.
Italia belum terkalahkan dalam lima laga selama fase grup ini dan berada di puncak klasemen dengan 9 poin. Posisi mereka belum aman karena Belanda yang berada di peringkat kedua telah mengantongi delapan poin dan Polandia di peringkat ketiga memiliki tujuh poin.
Pada waktu yang sama, Polandia akan menjamu Belanda di Stadion Silesian dalam laga yang bisa saja berakhir sia-sia apabila Italia tetap bisa mengalahkan Bosnia. Jika menang, Italia akan mengumpulkan total 12 poin dan tidak bisa lagi dikejar tim lain. Apabila Belanda menang atas Polandia, nilai maksimal Belanda hanya 11 poin.
Belanda juga tidak bisa maju ke semifinal jika mereka bermain imbang dan Italia kalah sehingga poin kedua tim sama-sama 9 poin. Italia akan tetap melaju karena unggul dalam perhitungan head to head. Pada dua pertemuan sebelumnya, Italia mengalahkan Belanda, 1-0, dan bermain imbang 1-1 pada laga kedua.
Dengan demikian, tiga tim di Grup A1 ini masih berpeluang lolos ke semifinal, tetapi semua bergantung bagaimana Italia menjaga konsistensinya. ”Kami tidak punya kendali atas nasib kami. Kami berharap Italia terpeleset. Namun, jika mereka bisa bermain seperti saat melawan Polandia, artinya mereka benar-benar bagus,” kata pelatih Belanda Frank de Boer, seperti dikutip UEFA.
Kemenangan Italia atas Polandia, 2-0, pada laga sebelumnya merupakan bukti bahwa pelatih Italia Roberto Mancini telah berhasil membangun struktur tim yang solid. Mereka tetap bisa meredam bomber Polandia, Robert Lewandowski, meski kehilangan banyak pemain termasuk bek Leonardo Bonucci.
Lini serang Italia masih jadi ancaman meski tidak ada Ciro Immobile yang absen karena positif Covid-19. Bahkan, Italia waktu itu tampil tanpa Mancini yang juga terpapar Covid-19 sehingga harus digantikan asistennya, Alberico Evani. Cedera maupun Covid-19 membuat skuad Italia yang semula berjumlah 41 pemain kemudian berkurang hingga menjadi 28 pemain.
Kondisi skuad tersebut mencerminkan wajah Italia yang memang sedang berjuang melawan gelombang baru pandemi. Namun, Evani mengatakan, situasi itu justru memperkuat mental tim. ”Orang Italia memberikan yang terbaik ketika mereka berada di dalam situasi yang sulit dan justru menjadi lebih kompak,” ujar Evani.
Mancini telah membuat suasana nyaman bagi pemain muda, seperti Nicolo Barella, untuk bisa memberikan kemampuan terbaiknya sebagai gelandang. Barella mampu membuat Italia bisa mengontrol bola lebih baik. ”Bermain bersama Barella dan Jorginho (gelandang Italia dan Chelsea) menjadi pengalaman luar biasa dan kami bisa bersenang-senang,” kata gelandang Italia, Manuel Locatelli, dikutip Football-Italia.
Kontrol bola dan peningkatan kekuatan di lini tengah merupakan kunci keberhasilan Italia pada era Mancini. Kesalahan pelatih sebelumnya, Gian Piero Ventura, yang membuat Italia gagal lolos ke Piala Dunia Rusia 2018, sedikit demi sedikit dibenahi.
Kini mereka menatap era baru di Liga Nasional Eropa, yang menjadi ”pemanasan” tim sebelum tampil di Piala Eropa 2020. Namun, kali ini Italia hanya perlu mengingat untuk tidak meremehkan Bosnia yang bisa tampil tanpa beban karena sudah pasti terdegradasi ke Liga B, kasta kedua di Liga Nasional Eropa.
Perubahan tim
Sementara itu, De Boer merombak susunan pemain untuk melawan Polandia. Ia wajib merotasi tim yang kelelahan. ”Bermain tiga laga dalam delapan hari (jeda internasional) sangat berat. Hal ini perlu dipertimbangkan,” kata De Boer pada NOS.
Rotasi menjadi tugas yang tidak mudah karena beberapa pemain cedera atau positif Covid-19. Belanda sudah kehilangan Virgil van Dijk dan Nathan Ake di lini belakang. Jelang laga Polandia, Ryan Babel absen karena Covid-19 dan De Boer semakin kehilangan pilihan.
Kemenangan atas Bosnia, 3-1, pada laga sebelumnya juga tidak bisa menjamin bahwa Belanda sudah stabil karena De Boer belum menemukan susunan tim yang ideal. ”Kami perlu melihat kekuatan setiap lawan dan kami masih punya lebih dari 11 pemain yang berkualitas,” katanya.
Sejak menangani Belanda dalam lima laga terakhir, De Boer baru merasakan satu kemenangan (atas Bosnia). De Boer kini berusaha mengulang sukses pelatih sementara Belanda, Dwight Lodeweges, yang bisa membawa Belanda menang atas Polandia, 1-0, pada pertemuan pertama yang berlangsung awal September. (AFP/REUTERS)