Lapangan keras dalam ruangan bukan jenis lapangan favorit Rafael Nadal, yang dibesarkan bermain di lapangan tanah liat. Namun, petenis nomor dua dunia ini tetap berpeluang menjadi juara turnamen Final ATP 2020.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
LONDON, MINGGU — Belajar dari momen Final ATP 2019, ketika kekalahan pada laga pertama menggagalkanya ke semifinal, Rafael Nadal memulai penampilan pada Final ATP 2020 dengan lebih solid. Namun, Nadal harus tetap waspada karena lapangan keras dalam ruangan di The O2 Arena, London, Inggris, adalah ”musuhnya” selama ini.
Setahun lalu, di tempat yang sama, Nadal menang atas Daniil Medvedev dan Stefanos Tsitsipas, keduanya dalam laga ketat tiga set. Namun, kekalahan 2-6, 4-6 dari Alexander Zverev pada laga pertama Grup Andre Agassi memupus peluangnya menempati peringkat dua besar, syarat lolos ke semifinal.
Sadar betapa pentingnya kemenangan pada laga awal penyisihan grup dengan format round robin, Nadal tak menyia-nyiakan kesempatan saat berhadapan dengan Andrey Rublev, satu dari debutan dalam Final ATP 2020. Pada laga Minggu (15/11/2020) malam waktu setempat atau Senin dini hari WIB, Nadal menang 6-3, 6-4 pada persaingan Grup London 2020.
Hasil itu menjadi awal positif bagi petenis peringkat kedua dunia yang masih mengejar gelar pertama dari Final ATP meski telah lolos 16 kali. Dengan format round robin, setiap angka yang dimenangi akan menentukan. Selisih set hingga poin akan diperhitungkan jika terdapat dua atau tiga pemain dengan jumlah kemenangan sama.
Meski demikian, kemenangan awal juga tak menjamin tiket semifinal. Dengan lawan lebih berat, tantangannya berlipat karena pertandingan berlangsung di jenis lapangan yang tak sesuai dengan gaya main Nadal. Lahir dan besar di Spanyol, yang para petenisnya lebih banyak ditempa di lapangan tanah liat, Nadal selalu kesulitan bermain di lapangan keras indoor yang pantulan bolanya lebih cepat dan rendah.
”Rekor memperlihatkan, dia tak tampil dengan baik di lapangan keras dalam ruangan. Namun, Nadal pernah ke final dan itu membuatnya masih berpeluang juara meski bukan favorit,” komentar mantan petenis Inggris, Tim Henman.
Pelatih Serena Williams, Patrick Mouratoglou, menilai, pantulan bola yang begitu rendah di The O2 mempersulit Nadal yang ”dibesarkan” di lapangan tanah liat dengan pantulan bola tinggi dan lambat. ”Ada alasan pembagian kategori lapangan keras dalam ruangan dan luar ruangan di tenis. Meski sama-sama lapangan keras, keduanya sangat berbeda. Pantulan bola di dalam ruangan lebih rendah daripada di luar. Ini mempersulit Nadal,” katanya.
Dua lawan berikut Nadal, Tsitsipas dan Thiem, menambah level kesulitan itu. Keduanya berpengalaman mengalahkan Nadal, Tsitsipas dengan statistik menang-kalah 1-5 dan Thiem 5-9. Thiem menang pada pertemuan terakhir di lapangan keras Melbourne Park pada perempat final Australia Terbuka.
”Permainan Dominic berkembang setiap tahun karena dia adalah pekerja keras. Bermain melawan dia akan menjadi tantangan yang sangat besar. Saya harus bermain dalam level sangat tinggi. Jika tidak, tak mungkin saya bisa mengalahkannya,” ujar Nadal yang akan berhadapan dengan Thiem pada Selasa.
”Kita tak dapat lagi menyebutnya spesialis lapangan tanah liat setelah dia mencapai final Australia Terbuka, juara di Indian Wells dan AS Terbuka. Dominic bermain sangat baik di semua jenis lapangan,” lanjut finalis Final ATP 2010 dan 2013 itu.
Juara AS Terbuka memberi Thiem kepercayaan diri yang tinggi, faktor tak kasatmata yang harus diwaspadai Nadal. Kemenangan atas Tsitsipas di O2 Arena, 7-6 (7-5), 4-6, 6-3, Minggu, membalas kekalahan Thiem dari Tsitsipas pada laga pemuncak Final ATP 2019.
Namun, Nadal pernah ke final dan itu membuatnya masih berpeluang juara meski bukan favorit.
Di sisi lain, Tsitsipas yang datang dengan kepercayaan diri dan pola pikir tanpa beban menyesali kekalahan pada penampilan pertamanya. Dia harus membuka kembali peluang untuk lolos dari penyisihan grup ketika berhadapan dengan Rublev pada persaingan sesama pemain muda. Mereka berbagi dua kemenangan pada empat pertemuan sebelumnya.
Adapun persaingan di Grup Tokyo 1970 dimulai Senin malam hingga Selasa dini hari WIB. Lima kali juara, Novak Djokovic ditantang Diego Schwartzman, sedangkan Medvedev bertemu Zverev.
Di Victoria
Asosiasi Tenis Australia (TA) memastikan, turnamen pemanasan untuk Grand Slam Australia Terbuka, Januari 2021, akan dipusatkan di Negara Bagian Victoria. Ini dilakukan untuk memudahkan pergerakan petenis menuju Australia Terbuka sebagai puncak persaingan, 18-31 Januari, karena perbatasan antarnegara bagian ditutup menyusul pandemi Covid-19.
Turnamen yang dipindahkan adalah turnamen yang biasanya diselenggarakan di Sydney, Brisbane, Perth, Hobart, Adelaide, dan Canberra. Namun, penyusunan jadwal masih dibahas, termasuk dengan asosiasi tenis putra dan putri, ATP dan WTA.
Direktur Turnamen Autralia Terbuka yang juga Ketua TA, Craig Tiley, mengatakan, pemusatan turnamen di Victoria dilakukan setelah Pemerintah Australia tak bisa menjamin kebebasan pemain bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Apalagi, petenis harus menjalani karantina dua pekan saat tiba di Australia dan dua kali menjalani tes Covid-19. Setelah dua kali mendapat hasil negatif, baru setiap partisipan bebas bergerak di Victoria.
Meski pembatalan turnamen di sejumlah negara bagian disesalkan, TA melihat sisi positif dari kebijakan pemerintah tersebut. ”Saat ini setidaknya ada kepastian bahwa petenis akan bermain di Australia Terbuka. Sebelumnya tak ada jaminan itu,” ujar Tiley. (AFP/REUTERS)