Para petenis putra unggulan, seperti Novak Djokovic dan Daniil Medvedev, menunjukkan sinarnya di Final ATP, London. Mereka kompak memenangi laga pertama penyisihan grup dengan dua set langsung.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
LONDON, SENIN — Belum ada kejutan pada laga pertama penyisihan grup turnamen Final ATP di London. Para petenis dengan status unggulan yang lebih tinggi mampu meraih kemenangan dengan mudah. Dua laga pada Grup Tokyo 1970 dimenangi Novak Djokovic dan Daniil Medvedev, masing-masing, dalam dua set.
Pada laga di Arena O2, London, Inggris, Senin (16/11/2020) waktu setempat, Djokovic mendominasi permainan ketika berhadapan dengan Diego Schwartzman, debutan dalam turnamen akhir musim tersebut. Djokovic, yang ditempatkan sebagai unggulan teratas, menang, 6-3, 6-2, dalam waktu 1 jam 18 menit. Selang sekitar 5,5 jam kemudian, Medvedev (unggulan keempat) mampu mengalahkan juara Final ATP 2018, Alexander Zverev (6), 6-3, 6-4.
Sehari sebelumnya, kemenangan didapat unggulan kedua, Rafael Nadal, atas Andrey Rublev (7); dan Dominic Thiem (3) atas juara bertahan, Stefanos Tsitsipas (5). Mereka bersaing dalam Grup London 2020.
”Permainan saya tak begitu bagus di awal. Diego mematahkan servis saya pada gim ketiga, meski setelah itu saya bisa membalasnya. Pertandingan berjalan cukup ketat pada set ini. Pada set kedua, saya mulai percaya diri untuk memukul dari sudut lapangan dan bermain dengan lebih baik,” komentar Djokovic, lima kali juara Final ATP.
Schwartzman mengakui selalu kesulitan saat berhadapan dengan petenis nomor satu dunia itu. Ia pun tak pernah menang dalam tujuh pertemuan. ”Melawan Novak sangat sulit dari semua sisi. Dia bisa mengarahkan bola ke mana pun hingga saya kesulitan untuk memenangi poin,” ujar Schwartzman, yang ditempatkan sebagai unggulan kedelapan.
Persentase terbesar
Petenis berusia 28 tahun itu datang ke London sebagai petenis dengan persentase kemenangan terkecil, yaitu 67,56 persen, hasil 25 kali menang dan 12 kali kalah. Sebaliknya, Djokovic mencatat persentase terbesar, 92,85 persen, dengan hanya tiga kali kalah dari 42 pertandingan.
Schwartzman menjadi petenis Argentina pertama yang tampil dalam Final ATP sejak Juan Martin Del Potro pada 2013. Diselenggarakan sejak 1970, Final ATP adalah turnamen pada pengujung musim yang diikuti delapan petenis terbaik sepanjang tahun.
Dengan kemenangan tersebut, Djokovic berhak atas posisi teratas Grup Tokyo 1970 karena unggul dalam selisih gim yang dimenangi atas Medvedev, petenis di posisi kedua grup itu. Jika bisa bertahan pada posisi dua teratas setelah dua laga berikutnya, mereka berhak tampil pada semifinal.
Sementara Zverev dan Schwartzman harus bersaing membuka kembali peluang untuk melewati penyisihan grup. Meski Zverev berpengalaman menjuarai turnamen ini dan Schwartzman baru tampil pada turnamen pertamanya, keduanya memiliki statistik kemenangan imbang, 2-2. Zverev memenangi pertemuan terakhir yang terjadi pada final ATP 250 Cologne, Jerman, Oktober lalu.
Medvedev juga sempat kesulitan ketika berhadapan dengan Zverev meski akhirnya menang. Servis petenis Rusia itu selalu bisa dikembalikan Zverev meski telah diarahkan dengan sudut lebar agar pantulan bolanya menjauhi lapangan.
Novak Djokovic mencatat persentase terbesar, 92,85 persen, dengan hanya tiga kali kalah dari 42 pertandingan.
Servis di bawah lengan
Guna mengubah ritme permainan, Medvedev melakukan servis di bawah lengan saat unggul, 4-3 (30-30), pada set kedua. Zverev bisa mengembalikannya dengan berlari ke arah net, tetapi tetap kehilangan poin.
”Taktik untuk mengarahkan servis dengan lebar tak berjalan baik karena Sascha (panggilan Zverev) bisa mengembalikannya. Ketika melihat dia berdiri lima meter di belakang baseline, saya berpikir untuk melakukannya (servis di bawah lengan) dan itu berhasil,” ujar Medvedev, yang akan bertemu Djokovic pada laga berikutnya, Rabu.
Selasa ini, persaingan akan berlanjut pada Grup London 2020 yang mempertemukan Nadal dengan Thiem serta Tsitsipas melawan Rublev. Nadal unggul 9-5 atas Thiem, tetapi kalah dalam pertemuan terakhir di perempat final Australia Terbuka, Januari. Sementara Tsitsipas dan Rublev berbagai dua kemenangan dari empat pertemuan sebelumnya.