N’Golo Kante menjadi penentu lolosnya Perancis ke babak final Liga Nasional Eropa. Gelandang Chelsea itu tampil dominan dalam laga melawan Portugal, Minggu dini hari WIB.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
Di awal musim 2020-2021, gelandang N’Golo Kante kembali menunjukkan permainan terbaiknya. Penampilan Kante semakin krusial bagi Chelsea dan tim nasional Perancis. Hal itu ditampilkan pemain berusia 29 tahun tersebut ketika mencetak gol tunggal Perancis untuk mengunci kemenangan atas Portugal pada laga keempat Grup 3 Liga Nasional Eropa A di Stadion Da Luz, Minggu (15/11/2020) dini hari WIB.
Kante memang membutuhkan lebih dari empat tahun untuk mencetak gol bagi tim ”Les Bleus”. Namun, gol di pertandingan kontra Portugal memastikan langkah Perancis menembus babak final Liga Nasional Eropa berkat kemenangan tipis 1-0. Gol perdana Kante berseragam Perancis tercipta pada laga uji coba melawan Rusia, 29 Maret 2016.
Dalam laga melawan Portugal, Pelatih Perancis Didier Deschamps berhenti melakukan eksperimen strategi. Deschamps kembali ke formasi favoritnya, 4-3-3, yang bertransformasi menjadi 4-2-3-1 ketika menyerang. Kante ditempatkan bersama Paul Pogba untuk mengisi duet gelandang tengah. Keduanya menopang empat bek serta empat pemain yang ditugaskan menyerang.
Pola itu telah menjadi formasi andalan Deschamps sejak Piala Eropa 2016 hingga merengkuh trofi Piala Dunia 2018. Dalam dua turnamen akbar itu, Kante dan Pogba selalu mendapat garansi dari Deschamps sebagai pemain inti.
Kepercayaan itu tidak disia-siakan oleh Kante. Selain mencetak gol dari satu-satunya kesempatan melakukan tembakan di laga tersebut, pemain bernomor punggung 13 itu adalah metronom yang menjadi jantung permainan Perancis di lini tengah.
Kante menunjukkan dua kelebihannya selama ini, yaitu tekel dan intersep. Kante menjadi pemain yang paling banyak melakukan tekel sukses, yaitu lima kali, lalu mencatatkan diri sebagai pemain yang paling banyak memotong aliran bola lawan sebanyak empat kali.
Tidak hanya dua keunggulannya itu, Kante juga aktif menjadi sumber serangan Les Bleus. Hal itu terbukti dari catatan Kante sebagai pemain yang paling banyak melakukan dribel sukses sebanyak dua kesempatan.
Penampilan luar biasa Kante itu dianugerahi gelar pemain terbaik dalam laga tersebut oleh UEFA. Selain itu, surat kabar olahraga terkemuka Perancis, L’Equipe, memberikan nilai tertinggi kepada Kante dalam laga itu dengan nilai delapan.
Halaman muka L’Equipe edisi Minggu menampilkan foto sontekan bola Kante yang menjadi gol Perancis ke gawang Portugal. Judul halaman muka itu ialah ”N’Goleador” atau N’Golo Sang Pemimpin.
”Kante menunjukkan diri sebagai pemain penting bagi Deschamps. Ia adalah pemimpin bagi lini tengah Perancis,” tulis Regis Dupont, jurnalis L’Equipe, dalam analisis laga tersebut.
Deschamps mengatakan, semua pemain Perancis telah membuktikan diri sebagai salah satu tim terbaik di dunia untuk memberikan kekalahan perdana bagi Portugal di kandang sejak 2014. Menurut Deschamps, pemain yang dimilikinya saat ini, termasuk Kante dan Pogba, adalah gelandang terbaik yang dimiliki Les Bleus.
”Memang ada beberapa pemain saya yang mengalami masalah di klub. Namun, ketika mereka bergabung dan bersama membela Perancis, mereka selalu menunjukkan semangat dan identitas sebagai juara Piala Dunia,” ucap Deschamps dilansir laman UEFA.
Sementara itu, Pelatih Portugal Fernando Santos mengakui permainan lini tengah Perancis jauh lebih baik dibandingkan dengan skuadnya. Hal itu menjadi modal bagi Perancis untuk meraih kemenangan di Da Luz.
”Kami kesulitan menemukan ruang dan menyalurkan bola di lini tengah. Pemain gelandang (Perancis) tampil superior dan bermain lebih baik dibandingkan dengan kami sehingga mereka pantas pulang dengan tiga poin,” ujar Santos yang mempersembahkan trofi Piala Eropa 2016 untuk Portugal.
Kemenangan atas Portugal memastikan Les Bleus menjadi pemuncak klasemen Grup 3 Liga Nasional Eropa A musim 2020-2021. Semua tim di grup itu memang masih menyisakan satu laga, tetapi Portugal, pesaing terdekat Perancis, tidak bisa menggeser posisi Perancis karena kalah rekor head-to-head.
Perancis akan menjalani babak final Liga Nasional Eropa tahun depan. Babak final itu akan diikuti oleh empat tim yang menjadi penguasa di empat grup Liga Nasional Eropa A.
Percaya diri
Tidak hanya di timnas Perancis, penampilan Kante di musim ini bersama Chelsea juga membaik dibandingkan dengan musim lalu. Manajer Chelsea Frank Lampard selalu memercayakan satu tempat di lini tengah untuk pemain yang telah mengoleksi dua trofi Liga Inggris itu.
Dari 13 laga Chelsea di musim ini, Lampard selalu memainkan Kante dalam 12 pertandingan. Satu laga absen disebabkan Lampard mengistirahatkan Kante dalam laga babak ketiga Piala Liga Inggris, 23 September lalu. Secara total, Kante telah dimainkan selama 905 menit. Itu adalah catatan menit bermain terbanyak bagi gelandang ”The Blues”. Hanya Timo Werner dan Kurt Zouma yang memiliki durasi bermain lebih banyak dari Kante.
Legenda Manchester United, Gary Neville, menilai Kante adalah salah satu gelandang bertahan terbaik di dunia dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Neville, Kante merupakan tipe gelandang klasik yang memiliki penempatan posisi yang baik sehingga mampu membaca serangan dan memotong penguasaan bola lawan dengan sangat baik.
”Kante terus berlari dan mengejar di mana pun bola berada. Dengan gaya bermain itu, Kante selalu memberikan kepercayaan diri bagi rekan setimnya,” kata Neville kepada Mirror. (REUTERS)