Belgia kembali menghambat langkah Inggris di kompetisi mayor. Setelah mengalahkan Inggris dalam perebutan peringkat ketiga Piala Dunia Rusia 2018, Belgia kini menghentikan langkah Inggris di Liga Nasional Eropa.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
LEUVEN, SENIN — Tim nasional Inggris sudah tidak bisa lagi melangkah lebih jauh di ajang Liga Nasional Eropa musim ini. Akibat dikalahkan Belgia, 0-2, Senin (16/11/2020) dini hari waktu Indonesia, Inggris sudah kehilangan kans untuk menduduki peringkat pertama Grup A2 agar lolos ke babak semifinal.
Dengan satu laga tersisa, tim ”Tiga Singa” itu kini baru mengumpulkan tujuh poin dan berada di peringkat ketiga. Belgia berada di puncak klasemen dengan 12 poin dan Denmark di posisi kedua dengan 10 poin. Kedua tim itu akan bertemu dan menjalani laga terakhir yang sangat menentukan pada Kamis (19/11/2020) dini hari WIB.
Pelatih Timnas Inggris Gareth Southgate merasa timnya sudah bermain dengan sangat bagus, tetapi penampilan tersebut tidak cukup untuk menaklukkan tim peringkat satu dalam daftar tim terbaik dunia versi FIFA itu. ”Kami tidak suka kalah, tetapi saya harus mengapresiasi tim. Kami tetap bisa mengancam ketika membawa bola dan bertahan dengan baik,” katanya.
Menurut statistik pertandingan, Inggris bisa menguasai bola hingga 57 persen dan melepas total sebanyak 15 tembakan. Sementara Belgia hanya melakukan total delapan tembakan, tetapi serangan yang mereka bangun lebih efektif.
Gelandang Belgia, Youri Tielemans, misalnya, langsung bisa mencetak gol pada menit ke-10 ketika mendapat kesempatan menembak dari luar kotak penalti. Tendangan kerasnya mengarah ke sisi kiri gawang yang sulit dijangkau kiper Inggris, Jordan Pickford.
Senjata maut Belgia
Tendangan jarak jauh tampaknya menjadi senjata maut Belgia. Pada menit ke-23, Belgia kembali mencetak gol melalui tendangan bebas Dries Mertens. ”Selalu menyenangkan bisa mencetak gol terutama kalau itu terjadi di tempat kelahiran. Sudah lama saya tidak mencetak gol di sini,” kata Mertens, dikutip UEFA.
Mertens melengkapi deretan pemain Belgia yang berbahaya pada laga kontra Inggris itu. Ia berada di lini depan mendampingi Romelu Lukaku dan Kevin De Bruyne. Dengan lini serang yang dilengkapi bomber Inter Milan (Lukaku), inisiator serangan Manchester City (De Bruyne), dan ujung tombak Napoli (Mertens), wajar apabila serangan Belgia sangat efektif.
”Kemenangan ini menjadi hadiah terbaik bagi saya yang telah menjalankan tugas sebagai pelatih Belgia hingga laga ke-50. Kami memulai laga ini dengan baik, tetapi sempat kesulitan pada babak kedua,” kata Pelatih Timnas Belgia Roberto Martinez.
Disokong para pemain bertalenta, skuad Belgia racikan Martinez ini masih konsisten berada di jalur kemenangan. Generasi emas Belgia ini pula yang mengantar mereka hingga peringkat ketiga Piala Dunia Rusia 2018. Kala itu, mereka juga mengalahkan Inggris dengan skor sama, 2-0.
Bersinarnya Grealish
Meski kalah dan langkah Inggris terhenti, Southgate tetap merasa bangga karena timnya masih bisa memberi perlawanan sengit meski kehilangan sejumlah pemain penting. Inggris kehilangan Raheem Sterling, Marcus Rashford, Trent Alexander-Arnold, dan Joe Gomez yang cedera.
Namun, Southgate memiliki pemain baru yang semakin bersinar, seperti Jack Grealish. Kapten Aston Villa ini tampil sebagai pemain kreatif yang bisa mengembangkan serangan tim. Grealish mampu mengompensasi peran Sterling dan Rashford yang hilang pada laga itu.
”Kami ternyata mampu menciptakan lebih banyak peluang gol daripada saat tampil di Wembley. Grealish mampu membawa bola di area yang sulit dan tekniknya sangat bagus,” kata Southgate. Laga di Stadion Wembley yang dimaksud Southgate adalah kontra Belgia yang dimenangi Inggris, 2-1, pada pertengahan Oktober lalu.
Grealish menjadi pilihan utama Southgate untuk diduetkan dengan Mason Mount. Sementara Jadon Sancho, pemain Borussia Dortmund yang menjadi incaran Manchester United, tampil sebagai pemain pengganti dan baru bermain pada menit ke-70.
Inggris kehilangan Raheem Sterling, Marcus Rashford, Trent Alexander-Arnold, dan Joe Gomez yang cedera.
Melalui laga ini, Southgate setidaknya memiliki harapan dan potensi tim untuk mengejar kejayaan di Liga Eropa 2020 pada pertengahan 2021. Ia sudah menggengam modal berharga. (AFP/REUTERS)