Warriors Siap Keluarkan 30 Juta Dollar AS untuk Hadirkan Penonton
Golden State Warriors tengah mempersiapkan langkah maju untuk menggelar liga NBA musim 2020-2021, yakni menghadirkan 50 persen penonton di setiap arena masing-masing tim.
Oleh
korano nicolash lms
·5 menit baca
AP PHOTO/BEN MARGOT
Pebasket Los Angeles Clippers Kawhi Leonard (2) melemparkan bola dengan hadangan pemain Golden State Warriors Glenn Robinson III (22) saat laga lanjutan NBA musim 2019-2020, di Chase Center, San Francisco, Amerika Serikat, Jumat (25/10/2019) WIB.
Golden State Warriors tengah mempersiapkan langkah maju untuk menggelar liga NBA musim 2020-2021, yakni menghadirkan 50 persen penonton di setiap arena masing-masing tim. Pemilik Golden State Warriors, Joe Lacob, yang memiliki gelar master dalam kesehatan masyarakat dari UCLA menegaskan, pihaknya siap menghabiskan dana hingga 30 juta dolar AS (sekitar Rp 4,2 triliun) untuk melakukan pengujian Covid-19.
Pengujian tersebut diklaim paling akurat yang akan dilakukan bagi setiap penggemar Warriors, karyawan Warriors, pemain serta pihak lainnya yang hadir di Chase Center, San Francisco, California, setiap pertandingan kandang Warriors.
”Ini adalah masalah serius. Jadi tidak bisa dibiarkan berlangsung selama beberapa tahun. Karena jika ini berlangsung selama beberapa tahun ke depan, maka NBA tidak akan ada lagi,” tutur Lacob yang juga membangun usaha di bidang bioteknologi, Jumat (13/11/2020) waktu AS.
”Anda tidak bisa mempertahankan liga tanpa penggemar. Anda dapat melakukannya selama setahun. Kita semua akan bertahan selama satu tahun," kata Lacob dikutip ESPN.
Tetapi, tambahnya, ”Bila kita masih tetap berada dalam kondisi seperti ini pada musim berikutnya. Maka itu artinya kita tengah berada dalam kondisi kerusakan finansial yang serius, yang bakal melanda banyak orang.”
”Saya ingin orang mengerti kalau hal ini bukan upaya Warriors mendapat lebih banyak pendapatan. Tetapi hal ini kami lakukan untuk mencoba menetapkan standar, bagaimana hal ini dapat dilakukan dengan aman,” katanya.
USA TODAY SPORTS/JOHN HEFTI
Guard Golden State Warriors, Mychal Mulder (15), melepaskan tembakan dalam pertandingan NBA antara Warriors melawan LA Clippers di Chase Center, San Francisco, California, 10 Maret 2020.
”Bukan hanya bola basket, ada banyak orang yang terlibat dalam dunia olahraga, hiburan yang kehilangan pekerjaan. Mereka tidak bisa meletakkan makanan di atas meja. Mereka tidak bisa menafkahi anak-anak mereka. Anak-anak mereka tidak bisa bersekolah,” imbuhnya.
Menurut Lacob, ada begitu banyak alasan mengapa harus mencari cara, selain menunggu vaksin. Warriors memiliki 500 karyawan yang akan mencapai 1.500 orang pada saat pertandingan digelar. Selain itu masih ada banyak orang lainnya yang mengandalkan pertandingan sebagai pekerjaan mereka.
Lacob menuturkan, harus ada seseorang yang mampu menunjukkan kepada dunia bagaimana kita masih dapat melanjutkan kehidupan normal, sementara harus tetap memerangi virus korona sambil menunggu vaksinnya. Warriors telah memikirkan hal itu sejak NBA menghentikan liga musim lalu pada 11 Maret akibat pandemi Covid-19. Kegiatan tersebut diberi sandi ”Operation DubNation”.
Kegiatan Warriors tersebut sudah disampaikan kepada Komisioner NBA Adam Silver, serta Dave Weiss, Wakil Presiden Senior NBA urusan pemain yang memimpin dan menangani masalah kesehatan dan keselamatannya.
GETTY IMAGES/AFP/EZRA SHAW
Pebasket Los Angeles Clippers Kawhi Leonard (2) dibayangi pemain Golden State Warriors Glenn Robinson III (22) saat laga lanjutan laga di Chase Center, San Francisco, California, Amerika Serikat, Jumat (25/10/2019) WIB. Dalam pertandingan itu, Golden State Warriors dikalahkan LA Clippers dengan skor 122-141.
Kepada ESPN, Weiss mengatakan, ”Joe Lacob dan Warriors telah bekerja keras dan berpikir untuk mengembangkan pendekatan inovatif untuk mengujian yang dapat membantu penggemar menghadiri pertandingan Warriors musim ini”.
”Kami terus bekerja dengan Warriors dan tim lainnya dalam rencana pengujian, bersama dengan protokol yang mencakup tambahan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang penting,” lanjut Weiss.
Tes cepat
Untuk menghadirkan 50 persen penonton di Chase Center, yang biasanya menampung 18.064 penonton itu, akan sangat bergantung pada penggunaan tes cepat PCR. Selain itu, ada teknologi amplifikasi setara yang yang dapat mendeteksi jejak virus korona baru (SARS CoV-2) melalui tes usap hidung atau tenggorokan dalam waktu 15 menit. Tes ini lebih akurat dari pada tes cepat antigen.
Tes PCR ini juga digunakan NBA ketika melanjutkan liga di ”gelembung” Orlando, Florida. Namun, hasilnya baru muncul dalam semalam karena sampelnya diuji pada laboratorium terdekat.
Tes cepat PCR atau sejenisnya baru tersedia dalam beberapa bulan terakhir. NBA baru menggunakan tes cepat PCR pada musim panas dan musim gugur. Hadirnya tes cepat PCR inilah yang langsung membuat Warriors menyusun rencana mereka.
Ada tiga perusahaan yaitu Mesa Biotech, Visby, dan CUEHealth, telah mendapatkan persetujuan dari FDA atau Badan Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS, untuk meningkatkan volume produksi mereka. Hal ini dapat memenuhi volume pengujian yang dibutuhkan Warriors.
ANDREW D. BERNSTEIN/NBAE VIA GETTY IMAGES/AFP
Pebasket Los Angeles Clippers, Maurice Harkless (kanan), sedang melakukan ”slam dunk” dibayangi pemain Golden State Warriors saat laga lanjutan laga di Chase Center, San Francisco, California, Amerika Serikat, Jumat (25/10/2019) WIB. Dalam pertandingan itu, Golden State Warriors dikalahkan LA Clippers dengan skor 122-141.
Karena keakuratannya mencapai angka 99 persen, Lacob lebih percaya dengan tes cepat PCR. Tes itu jauh lebih akurat dibandingkan tes cepat antigen yang sempat digunakan Gedung Putih, di mana 30 sampai 50 persen hasilnya bisa meleset.
”Gedung Putih menggunakan tes yang kurang sensitif, di mana hasilnya akan memiliki lebih banyak negatif palsunya,” kata Dr George Rutherford, profesor epidemiologi dan biostatistik di UCSF yang telah meninjau rencana Warriors.
”Warriors berencana mengunakan tes paling akurat dan paling sensitif yang kami miliki. Jadi perbedaannya besar sekali. Makanya saya rasa tidak ada orang lain yang bisa melakukan lebih dari yang mereka lakukan,” lanjut Rutherford.
Selain menjalani tes PCR, Warriors juga akan meminta agar semua orang yang masuk ke Chase Center tetap menggunakan masker dan tetap menjaga jarak. Selain itu Warriors juga akan menggunakan sistem filtrasi udara yang canggih. Sistem filtrasi udara ini memiliki kemampuan menggunakan 100 persen udara luar menggantikan udara di dalam gedung. Pergantian udara ini akan dilakukan dalam empat kali setiap jam.
Dalam memo yang dikirimkan NBA kepada masing-masing tim, Rabu (11/11/2020) lalu, juga telah menetapkan jarak kursi penggemar terdekat dengan pemain mencapai 30 kaki dari lapangan, atau 9,14 meter. Penonton juga diminta menjalani tes Covid-19 tidak lebih dari 2 hari sebelum pertandingan.
”Mari kita buktikan konsepnya. Mari kita gunakan uang kita, sumber daya kita, kerja kita tujuh hingga delapan bulan, keahlian kita untuk membuktikan konsep ini,” kata Lacob.
”Itulah yang saya coba agar negara bagian, kota dan pemerintah terhibur,” tambah Lacob, yang bersama rekan-rekannya mulai mengambil alih Warriors sejak 2010.
GETTY IMAGES/AFP/EZRA SHAW
Pebasket Golden State Warriors Stephen Curry dengan wajah tertunduk melintasi pelatih Steve Kerr ketika Warriors dikalahkan Los Angeles Clippers pada laga lanjutan NBA di Chase Center, San Francisco, Amerika Serikat, Jumat (25/10/2019) WIB.
Kepada ESPN, Departemen Kesehatan San Francisco dalam pernyataannya mengatakan, ”Kami telah menerima proposal Warriors dan sedang dalam proses meninjaunya dalam konteks lonjakan kasus Covid-19 di San Francisco, Bay Area, maupun di seluruh negara”.
”Saya pikir idenya aman dan bisa dilakukan. Kesulitannya di logistik, tetapi kalau Lacob mampu mengatur dan melakukannya dengan benar, tentu perlu mendokumentasikan semuanya karena juga penting bagi yang lainnya,” kata anggota gugus tugas Yayasan Rockefeller, Rick Klausner. Menurut Klausner, ide Warriors adalah ide bagus.
”Kita membutuhkan model yang sukses, sehingga bisa digunakan untuk membuka dan menjalankan sekolah atau membuka dan menjalankan industri hiburan serta kegiatan lainnya,” pungkas Klausner. (AP)