Seusai meraih kemenangan pada pekan ketiga kualifikasi Piala Dunia 2022, Brasil dan Uruguay langsung mempersiapkan diri jelang duel pada pekan keempat. Tiga poin menjadi target kedua tim di derbi ”Clasico del Rio Negro”.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
SAO PAULO, SABTU — Tim nasional sepak bola Brasil dan Uruguay tampil sempurna jelang pertemuan mereka pada laga keempat kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022 zona Conmebol (Amerika Selatan), Rabu (16/11/2020) WIB. Brasil berhasil menjaga tren kemenangan setelah unggul 1-0 atas Venezuela, sedangkan Uruguay menumbangkan Kolombia, 3-0.
Tidak ingin larut merayakan kemenangan itu, kedua tim telah fokus untuk menjalani laga sarat gengsi di Stadion Centenario, Montevideo, Uruguay.
Meskipun rivalitas Brasil dengan Uruguay tidak sebesar duel Brasil dengan Argentina, tim ”Selecao” selalu menganggap laga melawan Uruguay istimewa. Akibat kekalahan pada partai final Piala Dunia 1950 yang dikenal dengan peristiwa ”Maracanazo”, Brasil selalu menyimpan ambisi balas dendam kepada tim berjuluk ”La Celeste” itu.
Sejak pertama kali bertemu pada Juli 1916, Brasil telah 76 kali bertemu dengan Uruguay. Dari pertemuan itu, Brasil unggul 38 kali, lalu kedua tim bermain seri dalam 17 kali kesempatan, sedangkan Uruguay 21 kali meraih kemenangan.
Terakhir kali tim ”Selecao” menderita kekalahan dari Uruguay terjadi pada laga kualifikasi Piala Dunia 2002 pada 1 Juli 2001. Kala itu, Uruguay unggul 1-0 dalam laga yang berlangsung di Stadion Centenario, Montevideo.
Setelah mampu mengalahkan Venezuela dan menjadi satu-satunya tim yang memegang 100 persen kemenangan di tiga laga awal kualifikasi Piala Dunia 2022, Brasil langsung mengalihkan fokus pada laga melawan Uruguay di Stadion Centenario.
Bak perang
Bek Brasil, Marquinhos, menjelaskan, pertandingan melawan Uruguay, yang bertajuk Clasico del Rio Negro, tidak akan berjalan satu sisi seperti duel melawan Venezuela yang didominasi timnya. Alhasil, kedua tim akan menunjukkan permainan terbuka dan saling serang untuk memperebutkan tiga poin.
”Pertandingan melawan Uruguay selalu seperti sebuah perang. Mereka adalah tim dengan materi pemain berkualitas, memiliki tradisi di Piala Dunia, serta pertahanan kuat,” kata Marquinhos seusai laga melawan Venezuela yang berlangsung di Stadion Morumbi, Sao Paulo, Brasil, Sabtu (14/11/2020). Dalam laga itu, Marquinhos mencatatkan penampilan ke-50 bersama Brasil.
Gelandang Brasil, Allan, menilai, Brasil menjalani laga yang tidak mudah saat menghadapi Venezuela karena mayoritas pemain lawan berkumpul di zona pertahanannya. Hal itu menyulitkan pemain depan Brasil untuk membongkar pertahanan Venezuela. Bahkan, tiga gol tim ”Selecao” pada babak pertama dianulir wasit setelah berkonsultasi dengan VAR (asisten wasit peninjau video).
Setelah laga yang menguras mental dan menuntut kesabaran itu, Allan berharap pertemuan melawan Uruguay akan menghadirkan nuansa duel yang berbeda. Kualitas pemain kedua negara yang setara, lanjutnya, akan menghadirkan laga sepak bola yang positif.
”Saya berpikir laga melawan Uruguay akan sangat berbeda dibandingkan dengan tiga laga kami sebelumnya. Uruguay akan bermain menyerang dan meninggalkan ruang bagi pemain depan kami untuk menciptakan peluang. Pertandingan di Uruguay tentu akan berjalan sulit,” ucap pemain klub Liga Inggris, Everton, itu.
Adapun kemenangan atas Venezuela membuat Brasil hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk menyamai permulaan terbaik pada ajang kualifikasi Piala Dunia. Prestasi itu terjadi 38 tahun lalu atau pada kualifikasi Piala Dunia 1982. Kala itu, Brasil mampu meraih kemenangan di empat laga awal.
Klub ”100”
Adapun kemenangan 3-0 Uruguay atas Kolombia dalam laga yang berlangsung di Stadion Metropolitano, Barranquilla, Kolombia, dipastikan lewat gol dari Edinson Cavani, Luis Suarez, dan Darwin Nunez. Raihan tiga poin itu menjadi sejarah baru bagi Uruguay yang baru pertama kali menang dalam laga tandang di Barranquilla. Dalam empat laga sebelumnya, Uruguay tiga kali menderita kekalahan dan satu kali membawa pulang satu poin.
Sejarah tak hanya diciptakan oleh tim Uruguay, tetapi juga oleh sang pelatih, Oscar Washington Tabarez. Tiga poin dari Kolombia membuat Tabarez mencatatkan kemenangan ke-100 dalam 205 laga memimpin timnas Uruguay. Ia menjadi pelatih kedua yang meraih 100 kemenangan untuk satu timnas di abad ke-21 setelah Pelatih Jerman Joachim Loew. Di sisi lain, ia adalah pelatih timnas Uruguay pertama yang meraih catatan itu.
Tabarez membutuhkan waktu 32 tahun untuk meraih catatan bersejarah itu. Pelatih berusia 73 tahun itu telah menjalani dua periode menangani ”La Celeste”, yaitu 1988-1990 dan 2006 hingga saat ini. Kemenangan perdana untuk Uruguay dipersembahkan Tabarez ketika mengalahkan Ekuador, 2-1, pada laga Piala Boqueron, 27 September 1989.
”Rekor statistik tidak penting bagi saya karena rekor itu tidak akan bertahan selamanya. Hal terpenting bagi kami adalah terus bermain baik dan mencapai target kami bermain di (Piala Dunia) Qatar,” kata Tabarez dilansir El Pais.
Oscar Tabarez menjadi pelatih kedua yang meraih 100 kemenangan untuk satu timnas pada abad ke-21 setelah Pelatih Jerman Joachim Loew.
Pelampiasan Uruguay
Menurut Tabarez, mengalahkan Kolombia adalah wujud pelampiasan skuadnya setelah dikalahkan Ekuador, 2-4, pada laga kedua, 14 Oktober lalu. Setelah menang atas Kolombia, Uruguay berambisi meraih poin penuh ketika menjamu Brasil di Stadion Centenario.
”Kami berhasil menjalankan rencana pertandingan dengan baik di Kolombia. Kami harus segera melupakan kemenangan ini demi fokus ke laga penting selanjutnya,” ucap Tabarez, pelatih yang pernah menangani sejumlah klub legendaris, seperti AC Milan (1996) dan Boca Juniors (1991-1993).
Hingga laga ketiga, Brasil masih menguasai puncak klasemen Conmebol dengan 9 poin. Tim ”Selecao” unggul dua poin atas Argentina di urutan kedua. Sementara itu, Uruguay berada di peringkat keempat dengan raihan poin serupa Ekuador di urutan ketiga, yakni 6 poin. (REUTERS)