Perancis memberikan kekalahan perdana bagi Portugal di Liga Nasional Eropa. Gol N’Golo Kante membawa Perancis lolos ke babak final.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
LISABON, MINGGU — Gelandang Chelsea, N’Golo Kante, kembali menampilkan senyum merekah yang menjadi ciri khasnya setelah mencetak gol ke gawang Portugal dalam laga kelima Liga Nasional Eropa, Minggu (15/11/2020) dini hari WIB, di Stadion Da Luz, Lisabon, Portugal. Pada akhir laga, senyum itu menular ke semua skuad ”Les Bleus” karena kemenangan atas Portugal membawa Perancis lolos ke babak final Liga Nasional Eropa edisi 2020-2021.
Perancis datang ke Stadion Da Luz dengan misi melakukan balas dendam setelah ditumbangkan Portugal di final Piala Eropa 2016. Ketika itu, Perancis kalah di rumah sendiri, Stade de France.
Untuk menuntaskan misi itu, Pelatih Perancis Didier Deschamps menerapkan formasi andalannya ketika merengkuh gelar Piala Dunia 2018, yakni formasi 4-3-3. Dengan formasi itu, Deschamps menempatkan salah satu gelandang tengah bermain melebar di sisi sayap kiri sehingga formasi menjadi 4-2-3-1 ketika situasi menyerang. Sebanyak tujuh pemain yang diturunkan sebagai pemain inti pada laga final Piala Dunia kontra Kroasia kembali diturunkan sebagai 11 pemain utama.
Hanya Presnel Kimpembe, Adrien Rabiot, Kingsley Coman, dan Anthony Martial yang menjadi wajah baru dibandingkan skuad Perancis dua tahun lalu. Adapun Kimpembe menggantikan posisi Samuel Umtiti, Rabiot mengisi peran yang dulu dipegang Blaise Matuidi. Sementara itu, Coman dan Martial masing-masing berperan di posisi Kylian Mbappe dan Olivier Giroud.
Dari keempat pemain yang diganti itu, hanya Giroud yang masuk ke dalam daftar pemain ”Les Bleus” di Da Luz. Umtiti dan Mbappe sedang dalam masa pemulihan cedera, sedangkan Matuidi sudah tidak lagi dipanggil oleh Deschamps.
Empat pemain baru itu menjalani peran yang serupa dengan para pemain yang digantikan ketika berlaga pada Piala Dunia 2018. Rabiot, misalnya, yang selama ini bermain sebagai gelandang bertahan diinstruksikan Deschamps untuk bermain lebih melebar di sayap kiri. Ia menutup posisi Antoine Griezmann yang lebih dominan berada di posisi tengah untuk menopang Martial sebagai penyerang utama.
Meskipun baru pertama kali ditempatkan di posisi itu, Rabiot cepat beradaptasi. Gelandang Juventus itu berperan besar dalam gol yang dicetak Kante. Sepakan keras Rabiot dari sisi kanan kotak penalti Portugal gagal diantisipasi dengan sempurna oleh kiper Portugal, Rui Patricio. Alhasil, bola muntah sepakan Rabiot itu memudahkan Kante untuk menyontek bola masuk ke dalam gawang yang sudah tidak terkawal.
Kante tersenyum melihat bola masuk ke gawang ketika babak kedua baru berjalan delapan menit. Itu menjadi gol kedua Kante dalam 44 penampilan berseragam ”Les Bleus”.
Saya tidak terbiasa bermain melebar di sisi kiri. Ini adalah peran yang berbeda dibandingkan dengan posisi saya di klub. Saya juga bermain lebih menyerang dibandingkan dengan biasanya. Namun, saya senang bisa membantu tim meraih kemenangan yang pantas kami dapatkan.
”Saya tidak terbiasa bermain melebar di sisi kiri. Ini adalah peran yang berbeda dibandingkan dengan posisi saya di klub. Saya juga bermain lebih menyerang dibandingkan dengan biasanya. Namun, saya senang bisa membantu tim meraih kemenangan yang pantas kami dapatkan,” kata Rabiot dilansir L’Equipe, Minggu.
Menurut jurnalis L’Equipe, Regis Dupont, kolaborasi Rabiot dan Kante di sisi kiri Perancis menjadi jalan keluar baru bagi Deschamps untuk menduplikasi permainan terbaik ”Les Bleus” ketika merengkuh predikat juara dunia pada 2018.
”Dengan strategi itu, Kante menjadi pemimpin di lini tengah yang membantu ’Les Bleus’ mendominasi lawan, sedangkan Rabiot merupakan solusi untuk memberikan keseimbangan bagi Perancis di kedua sisi sayap,” tulis Dupont.
Deschamps pun tidak segan memuji penampilan anak asuhannya. Menurut dia, skuad ”Les Bleus” telah menunjukkan permainan yang kompetitif sehingga mampu tampil superior dibandingkan dengan Portugal yang berpredikat sebagai juara Piala Eropa sekaligus juara bertahan Liga Nasional Eropa.
”Laga ini adalah penampilan terbaik kami di tahun ini, semua pemain menunjukkan Perancis masih salah satu tim terbaik. Terpenting, kami mampu memenuhi target kami untuk memimpin grup,” ucap Deschamps.
Gol Kante itu memastikan Perancis memuncaki Grup 3 Liga Nasional Eropa A dengan 13 poin. Hasil itu memastikan Perancis menembus babak final yang akan diikuti pemuncak klasemen dari empat grup Liga Nasional Eropa A. Laga final itu akan dilangsungkan pada 2021.
Kekalahan pertama
Perancis merupakan tim yang pertama kali memberikan Portugal kekalahan di ajang Liga Nasional Eropa. Sebelum bertemu Perancis, tim ”Seleccao” meraih tujuh kemenangan dan tiga kali hasil imbang.
Kekalahan di Da Luz sekaligus memutus rekor 22 laga kandang tak terkalahkan Portugal. Sebelumnya, Portugal terakhir kali menelan kekalahan di kandang ketika tumbang 0-1 dari Albania pada laga kualifikasi Piala Eropa 2016, 9 Agustus 2014.
Menurut Pelatih Portugal Fernando Santos, Perancis mampu tampil mendominasi laga berkat penampilan di lini tengah. Portugal, lanjutnya, tidak mampu melakukan koneksi operan dengan baik, lalu lini tengah Portugal juga gagal unggul duel perebutan bola.
”Setelah kebobolan, kami mencoba bereaksi. Kami memang tampil lebih baik dan menciptakan tiga atau empat peluang, tetapi kami gagal mencetak gol untuk memaksa hasil seri,” tutur Santos dilansir laman UEFA.
Bek Portugal, Ruben Dias, menambahkan, ”Kami tidak senang dengan hasil akhir pertandingan sehingga kami akan segera melupakan hasil menyakitkan ini. Kami akan meningkatkan diri karena skuad Portugal memiliki kualitas untuk bersaing dengan tim terbaik di dunia”. (REUTERS)