Peserta lari virtual Borobudur Marathon 2020 tetap antusias meskipun tidak merasakan euforia berlari di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Lari virtual tak menyurutkan antusiasme peserta Borobudur Marathon 2020. Mereka menjajal habis rute lintasan sesuai kategori. Ada asa berpartisipasi lagi sekaligus dapat berlari di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Borobudur Marathon 2020 berlangsung Minggu (15/11/2020) dalam dua format. Elite Race dengan 26 pelari profesional berlangsung di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur dan lari virtual dengan 9.090 pelari dalam dan luar negeri.
Exi Suandri (30) terlebih dahulu menyaksikan siaran langsung pembukaan Borobudur Marathon sebelum menjajal rute lari di Perumahan Vida, Kota Bekasi, Jawa Barat. Peserta maraton penuh itu menyelesaikan setengah dari ketentuan berlari sejauh 42,195 kilometer. Sisa setengahnya lagi akan berlanjut Senin atau Selasa.
Rute larinya melewati perkampungan dan kebun warga di sekitar perumahan. Suasana sepi di kawasan itu membawa kembali ingatannya ketika berlari di lokasi perhelatan Borobudur Marathon. ”Cukup seru, rute lari membuat flashback karena suasananya seperti di sana (Magelang). Ada sedikit euforianya, jadi tetap semangat,” ucap Exi.
Ia berlari dengan pace 8 karena tidak punya target khusus untuk lari virtual. Waktu tempuhnya 2 jam 25 menit. Hal itu berbeda dari rencana awal jika tidak terjadi pandemi Covid-19. ”Tahun depan ikut lagi. Kangen melewati tanjakan cinta,” katanya. Tanjakan cinta merupakan salah satu spot di rute Borobudur Marathon.
Indah Winahyu Timur (29) menuntaskan lari virtual setengah maraton di Jalan Raya Ponorogo, Ponorogo, Jawa Timur. Waktu tempuhnya 2 jam 30 menit dengan pace 8. Capaian yang memuaskan untuk pengalaman pertama berlari sepanjang 21,097 kilometer. ”Rasanya berbeda (lari virtual), tetapi tetap semangat. Berjalan lancar meskipun sempat lemas setelah 10 kilometer,” ucap Indah.
Rasa lemas setelah 10 kilometer tak menyurutkan langkahnya untuk menuntaskan rute lari. Sebab, baginya, Borobodur Marathon merupakan salah satu ajang yang prestisius. Bahkan, di antara teman-temannya bersaing waktu tempuh paling cepat. ”Prestise bisa berpartisipasi. Kami saingan waktu lari. Ada yang menuntaskan dalam sekali lari, ada juga yang tiga kali,” ujarnya.
Sama halnya dengan Mahendra (28) yang pertama kali mengikuti Borobudur Marathon. Lintasan sepanjang 10 kilometer di Ngrambe, Ngawi, Jawa Timur, ditempuhnya dalam waktu 1 jam 28 menit. ”Belum pernah ikut sebelumnya. Bangga bisa ikut meskipun virtual,” kata Mahendra.
Ia berlari seorang diri di sekitar perkampungan dekat rumahnya. Tidak ada kendala berarti karena sudah biasa menjajal area tersebut. Menurut rencana, tahun depan ia akan mendaftar untuk setengah maraton.
Sementara itu, Elite Race Borobudur Marathon 2020 di kompleks Candi Borobudur menghadirkan kejutan. Betmen Manurung menjadi yang tercepat di kategori putra dan Pretty Sihite menjadi yang terbaik di kategori putri.
Betmen, asal Pematang Siantar, Sumatera Utara, dan bertugas sebagai prajurit TNI di Bogor, Jawa Barat, menorehkan catatan waktu 2 jam 42 menit 25 detik. Di tempat kedua ada Suwandi dengan catatan waktu 2 jam 43 menit 43 detik, sedangkan posisi ketiga ditempati Hamdan Sayuti dengan 2 jam 45 menit 15 detik.
Pretty, asal Barus, Sumatera Utara, menorehkan catatan waktu 3 jam 11 menit 51 detik. Kemudian diikuti Irma Handayani (3 jam 12 menit 33 detik), Oliva Sadi (3 jam 31 menit), dan Sharfina Sheila Rosada (3 jam 38 menit 35 detik) di posisi kedua hingga keempat.
Borobudur Marathon 2020 tetap berkesan meskipun sebagian peserta berlari secara virtual. Ada kebanggaan bisa berpartisipasi dalam ajang itu, termasuk menjajal lintasan di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.