Bek Spanyol dan Real Madrid, Sergio Ramos, dua kali gagal saat mengambil tendangan penalti pada laga kontra Swiss. Jiwa kepemimpinannya sebagai kapten tim dan pemain paling berpengalaman sedang diuji melalui laga ini.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
BASEL, MINGGU — Sehebat apa pun pemain sepak bola yang ada saat ini tetap tidak bisa menghindar dari kegagalan seperti yang dialami bek Spanyol, Sergio Ramos. Pada laga kontra Swiss di Basel, Minggu (15/11/2020) pagi waktu Indonesia, Ramos menjadi pemain Eropa yang paling banyak tampil sekaligus pemain Spanyol pertama yang dua kali gagal menendang penalti dalam satu laga.
Laga tersebut berakhir imbang 1-1 dan Spanyol gagal memperkokoh posisi di puncak klasemen Grup A4 Liga Nasional Eropa karena dua peluang gol terbaik dari Ramos sudah terbuang. Pada laga inilah jiwa kepemimpinan kapten Real Madrid dan Spanyol ini benar-benar diuji dan menjadi momentum baginya memberikan contoh terbaik bagi rekan-rekannya.
Ramos seharusnya bergembira karena pada laga itu ia mencatat rekor penampilan untuk Spanyol yang ke-177. Ia berhasil mematahkan rekor penampilan yang dipegang kiper Gianluigi Buffon (166 laga). Ini merupakan bagian indah dari perjalanan panjang Ramos yang memulai debutnya di tim senior Spanyol pada 2005.
Namun, Yann Sommer yang menjadi kiper Swiss malam itu telah merusak momen indah Ramos. Ia mampu menebak arah kedua tendangan penalti Ramos malam itu dan menjadi kiper kedua yang bisa menggagalkan tendangan penalti Ramos setelah Danijel Subasic, kiper Kroasia. Subasic melakukan hal yang sama pada 2016.
Saya sudah bertemu Ramos di ajang Liga Champions, jadi saya sudah bersiap jika ia melakukan tendangan penalti.
”Saya sudah bertemu Ramos di ajang Liga Champions, jadi saya sudah bersiap jika ia melakukan tendangan penalti,” kata Sommer, yang juga menjadi kiper Borussia Muenchengladbach dikutip BBC. Real dan Muenchengladbach berada dalam satu grup pada musim ini, dan pada akhir Oktober lalu kedua tim bermain imbang 2-2.
Sommer sudah mempelajari karakter tendangan penalti Ramos bersama Muenchengladbach. Ini merupakan tugas yang berat karena Ramos adalah penendang penalti terbaik yang dimiliki Spanyol dan Real. Ia selalu berhasil mencetak gol dari 25 tendangan penalti beruntun dan pencapaian itu terhenti akibat Sommer.
Ketika Ramos mendapat kesempatan menendang penalti yang pertama pada menit ke-57, ia menendang tidak terlalu kencang ke sisi kanan gawang dan masih bisa dijangkau Sommer. Padahal, Ramos sudah menggunakan teknik ”berlari dan diam sesaat” sebelum menendang agar kiper lawan bingung.
Tendangan penalti pertama itu, jika bisa dilakukan, bisa menyamakan kedudukan laga menjadi 1-1 karena Swiss lebih dulu unggul pada menit ke-26 melalui tendangan Remo Freuler. Gol itu terjadi karena Spanyol membiarkan Swiss membangun serangan dari sektor sayap.
Ramos pun mendapat kesempatan menendang penalti lagi pada menit ke-80, tetapi kali ini tendangannya tetap pelan dan mengarah sedikit ke tengah sehingga Sommer dengan mudah menangkapnya. ”Saya rasa ia (Ramos) mau mencungkil bola pada kesempatan kedua itu (melakukan tendangan Panenka),” ujar Sommer.
Dukungan tim
Meski gagal, Ramos tetap mendapat dukungan penuh dari Pelatih Spanyol Luis Enrique dan rekan-rekannya. Tim tetap menaruh kepercayaan besar terhadap kaptennya tersebut. ”Jika kami mendapat penalti ketiga atau keempat, Ramos tetap akan mengambilnya. Dia berhasil dalam 25 tendangan penalti sebelumnya, tetapi sepak bola memang kerap menyajikan momen pahit seperti ini,” kata Enrique.
Menurut Enrique, tidak adil apabila momen ini digunakan menyalahkan Ramos yang selama ini tampil mendekati sempurna di titik putih. Pada laga-laga selanjutnya, Enrique tetap memasang Ramos dalam urutan teratas daftar pengambil tendangan penalti Spanyol.
Pemain muda Spanyol, Dani Olmo, juga yakin bahwa Ramos tidak akan menyerah begitu saja. ”Dia sangat kuat secara mental, dan saya yakin pada laga berikutnya ketika mengambil tendangan penalti lagi ia akan mencetak gol,” ujar gelandang serang RB Leipzig ini.
Optimisme di dalam tim memang harus dipupuk karena langkah Spanyol berikutnya di ajang Liga Nasional Eropa tidak mudah. Hasil imbang ini membuat posisi mereka melorot ke posisi kedua dengan delapan poin. Sementara Jerman yang mengalahkan Ukraina 3-1 pada laga lainnya berhasil naik ke puncak klasemen dengan 9 poin.
Penyerang Jerman, Timo Werner, menyumbang dua gol pada laga itu. ”Saya telah bersama tim ini selama empat tahun dan senang rasanya bisa kembali lagi dan menang,” kata Werner. (AFP/REUTERS)