Tampil Percaya Diri, Faathir Rengkuh Dua Emas dan Satu Perak
Lifter muda Muhammad Faathir kembali mengharumkan Indonesia lewat raihan dua medali emas dan satu perak pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi Remaja Daring 2020. Ia tampil percaya diri dan mampu mengatasi kendala nonteknis.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Lifter muda Muhammad Faathir sukses menyabet dua emas dan satu perak dalam Kejuaraan Dunia Angkat Besi Remaja Daring 2020, Jumat (13/11/2020) dini hari WIB. Turun di kelas 61 kilogram, Faathir berhasil menghadapi kendala nonteknis untuk tampil pada dini hari dan lewat virtual yang sempat dikhawatirkan.
Dengan percaya diri amat tinggi, dia nyaris menyapu bersih tiga emas. Sayangnya, angkatan snatch terakhirnya dianggap tidak sah oleh juri.
Faathir mencatat angkatan total 263 kg, yang didapat dari snatch 113 kg dan clean and jerk 150 kg. Lifter berusia 17 tahun ini meraih emas dalam angkatan total dan clean and jerk, sementara dia harus puas dengan capaian perak dari angkatan snatch.
Dalam percobaan pertama snatch, Faathir langsung sukses mengangkat 112 kg, jauh di atas para pesaingnya. Kemudian, dia menambahkan berat menjadi 113 kg pada angkatan kedua. Lagi-lagi, dia melaluinya tanpa kesulitan.
Lifter Meksiko, Cetz Carrasco, menyusul di percobaan ketiga dengan angkatan 114 kg. Kesempatan terakhir meraih emas snatch ada di tangah Faathir. Dia mencoba angkatan ketiga, 122 kg, untuk memecahkan angkatan rekor dunia remaja.
Tidak sah
Faathir juga dengan tenang bisa mengangkatnya. Dia bahkan sempat merayakan angkatan itu dengan berteriak sambil mengepalkan tangan. Namun, ternyata 2 dari 3 juri memutuskan angkatan tersebut tidak sah.
”Iya, itu tangannya ada nekukdikit. Waktu dia turun ditekuk, tidak boleh, kan, seharusnya lurus. Tetapi, seharusnya bisa ngangkat. Keseluruhan sudah baik, dalam arti dia sudah berusaha. Namanya juga pertandingan. Itu juga, kan, angkatan terakhir untuk percobaan rekor dunia,” kata pelatih kepala timnas angkat besi, Dirdja Wihardja, saat dihubungi Jumat, dari Jakarta.
Kesalahan di snatch dibalas tuntas dalam clean and jerk. Meski hanya berhasil di percobaan pertama, 150 kg, angkatan itu tidak bisa diimbangi oleh lifter pesaing. Capaian paling mendekati adalah lifter Amerika Serikat, Hampton Miller Morris.
Penampilan Faathir sudah cukup memuaskan meski tidak berhasil memperbaiki rekornya.
Faathir pun tanpa kesulitan meraih emas clean and jerk. Selain itu, angkatan clean and jerk membuatnya juga unggul dalam angkatan total (263 kg). Dia meraih emas angkatan total dengan keunggulan yang cukup jauh dari pemenang kedua, Morris, yang hanya mencatat 256 kg.
Bukan yang terbaik
Meski meraih 2 emas dan 1 perak, prestasi ini bukanlah yang terbaik bagi Faathir. Sebab, dia tidak lebih baik dari penampilan saat meraih 6 emas di Kejuaraan Asia Angkat Besi Yunior dan Remaja 2020 di Tashkent, Uzbekistan, pada Februari lalu.
Ketika itu, Faathir membuat angkatan total 273 kg, terdiri dari snatch 119 kg dan clean and jerk 154 kg. Dia juga sukses memecahkan rekor dunia remaja dalam angkatan total dan clean and jerk.
Menurut Dirdja, penampilan Faathir sudah cukup memuaskan meski tidak berhasil memperbaiki rekornya. Sebab, anak asuhnya itu sudah tidak berlomba di kompetisi internasional dalam waktu cukup lama. Kejuaraan Dunia Daring ini menjadi kompetisi pertamanya sejak Februari lalu.
Selain itu, Faathir juga sukses melewati faktor nonteknis yang sempat dikhawatirkan mengganggu performa. Walaupun tampil virtual, lifter nasional harus berlomba pada tengah malam hingga dini hari karena waktu menyesuaikan dengan tuan rumah Peru.
”Ini sudah bagus. Nanti tujuan kita selanjutnya level yunior. Ini, kan, tahun terakhir dia di remaja. Kita perbaiki lagi yang masih kurang,” ujar Dirdja.
Sementara itu, dua lifter putri remaja, Najla Khoirunnisa dan Luluk Diana Tri Wijayana, belum bisa berbicara banyak di panggung internasional. Para lifter yang masih pemula di remaja ini, berusia 15 tahun, belum bisa mengimbangi angkatan pesaingnya yang lebih senior.
Meski begitu, mereka memang tidak ditargetkan meraih medali dalam ajang ini. Najla dan Luluk ikut serta di kejuaraan itu hanya untuk menambah pengalaman berlaga di panggung internasional.