Finlandia mencatatkan kemenangan perdana atas Perancis dalam laga persahabatan, Kamis dini hari WIB. Marcus Forss dan Onni Valakari mencetak gol perdana untuk timnas senior Finlandia ke gawang Perancis.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·3 menit baca
PARIS, KAMIS — Dua debutan, Marcus Forss dan Onni Valakari, membawa tim nasional Finlandia mencetak sejarah dengan meraih kemenangan perdana atas Perancis sejak kedua tim berduel pada 1960. Finlandia unggul 2-0 dalam laga persahabatan di Stade de France, Kamis (12/11/2020) dini hari WIB, sekaligus memutus delapan kekalahan beruntun ketika berhadapan dengan ”Les Bleus”.
Bermain menghadapi Perancis menjadi pembuktian bagi tim berjuluk ”Huuhkajat” (burung hantu) itu yang secara mengejutkan mampu lolos ke Piala Eropa 2020. Berpartisipasi di Piala Eropa, yang akan bergulir tahun depan, menjadi turnamen perdana yang akan diikuti Finlandia sejak Asosiasi Sepak Bola Finlandia (SPL) berdiri pada 1907.
Pelatih Finlandia Markku Kanerva menurunkan mayoritas pemain muda untuk menghadapi Perancis. Forss dan Valakari adalah dua pemain yang baru pertama kali tampil mengenakan seragam Finlandia di level senior.
Saking belum berpengalamannya, 11 pemain inti Finlandia yang diturunkan di Stade de France secara akumulasi baru menciptakan tiga gol bagi Huuhkajat. Jumlah itu jelas kalah jauh dari jumlah gol penyerang utama Perancis, Olivier Giroud, yang telah menciptakan 42 gol selama berseragam Perancis.
Meskipun para pemain Finlandia masih ”hijau” dalam laga internasional, mereka tidak gentar menghadapi Perancis yang berlabel juara Piala Dunia 2018. Finlandia mampu bermain disiplin dalam bertahan sekaligus efektif ketika melakukan serangan.
Gol Forss di menit ke-28 merupakan wujud kejelian pemain Finlandia yang mampu merebut bola dari penguasaan gelandang Perancis, Moussa Sissoko, di lingkaran tengah lapangan. Forss tampil tenang ketika berhadapan satu lawan satu dengan bek Barcelona, Clement Lenglet, untuk melakukan tembakan yang tidak bisa diantisipasi kiper senior Perancis, Steve Mandanda.
Selang 3 menit, giliran Valakari melakukan tembakan melengkung dari luar kotak penalti yang sukses menggetarkan gawang tim tuan rumah untuk kedua kalinya. Secara total, di laga itu, Finlandia hanya melakukan enam kali tembakan, sedangkan Perancis menembak 24 kali sepanjang 90 menit.
Dua gol itu membuat Finlandia menyamai prestasi Belgia yang mencetak dua gol di babak pertama ketika bertamu ke Perancis. Belgia melakukan itu ketika mengalahkan Perancis 4-3, Juni 2015.
Kanerva memuji kerja keras seluruh pemainnya. Tidak hanya Forss dan Valakari yang mencetak gol, lanjut Kanerva, setiap pemain yang diturunkan mampu menampilkan performa terbaik untuk meredam serangan Perancis.
Kami telah menciptakan sejarah. Kemenangan ini memberikan kami kepercayaan diri dalam persiapan menuju Piala Eropa.
”Kami telah menciptakan sejarah. Kemenangan ini memberikan kami kepercayaan diri dalam persiapan menuju Piala Eropa,” kata Kanerva dilansir L’Equipe, Kamis (12/11/2020).
Dengan kemenangan itu, Finlandia menghentikan rekor 12 laga tanpa terkalahkan Perancis. Huuhkajat juga memberikan kekalahan ke-18 Perancis di era Didier Deschamps yang telah menjalani 106 pertandingan.
Terakhir kali Perancis kalah terjadi pada laga tandang melawan Turki, 8 Juni 2018, di ajang Kualifikasi Piala Eropa 2020. Kala itu, Perancis juga tumbang dengan skor 2-0.
Tamparan
Dalam laga itu, Perancis menguasai jalannya pertandingan dengan 72 persen penguasaan bola. Perancis juga memiliki sembilan kesempatan lewat sepak pojok, sedangkan Finlandia hanya lima kali melakukan sepak pojok.
Menurut Deschamps, menguasai statistik pertandingan tidak ada gunanya apabila tim bermain di bawah level terbaik. Perancis, lanjutnya, memang lebih banyak menguasai bola, tetapi gagal menciptakan peluang yang mampu membahayakan gawang Finlandia. Hanya peluang penyerang debutan, Marcus Thuram, di babak pertama lewat sundulan yang membentur mistar gawang menjadi peluang paling berbahaya ”Les Bleus” di laga itu.
”Kami menerima tamparan yang bagus bagi tim ini. Hasil laga ini amat logis dengan penampilan kami di lapangan,” kata Deschamps.
Ia menambahkan, timnya akan fokus untuk mempersiapkan diri jelang laga di Liga Nasional Eropa melawan Portugal, Sabtu mendatang. ”Kami memiliki dua laga lain yang hanya berjarak enam hari. Maka, tidak ada waktu untuk meratapi kekalahan ini,” ujar Deschamps yang menangani Perancis sejak 2012.
Penyerang Perancis, Antoine Griezmann, sependapat dengan sang pelatih. ”Kami harus segera memahami berbagai kesalahan yang kami lakukan. Seluruh pemain perlu segera bangkit dan menatap laga kontra Portugal,” ujar penyerang Barcelona itu. (AP)