IBL telah menetapkan musim baru dimulai pada 15 Januari 2021. Pengumuman itu sedikit menyegarkan bagi para pelaku basket nasional yang sedang berada dalam ketidakpastian akibat vakumnya kompetisi.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Liga Bola Basket Indonesia atau IBL menargetkan musim baru berlangsung pada 15 Januari 2021. Kepastian tanggal musim depan disambut positif pemain dan klub yang sudah tidak berkompetisi sejak Maret. Mereka berharap rencana IBL tidak dibatalkan lagi karena masalah perizinan.
Setelah tidak mendapat izin menggelar kelanjutan musim 2020, Oktober lalu, IBL bergerak cepat. Pihak liga langsung berfokus mempersiapkan musim baru dalam sebulan terakhir. Akhirnya, liga dengan persetujuan klub-klub memutuskan memulai musim depan pada awal tahun.
Keputusan tersebut merupakan sebuah langkah besar bagi IBL. Ajang basket profesional tertinggi itu bisa menjadi kompetisi olahraga berskala nasional pertama yang berlangsung di tengah pandemi. Mereka akan menjadi prototipe bagi kompetisi lain.
”Senang pastinya, akhirnya setelah sekian lama liga kita nanti bisa jalan lagi. Pastinya musim depan akan lebih dinanti, karena kita sudah lama tidak bermain. Kami lebih antusias, ini akan membuat liga lebih kompetitif,” kata Rookie of The Year IBL 2020, Rivaldo Tandra Pangesthio, saat dihubungi Rabu (11/11/2020), dari Jakarta.
Bagi pebasket tahun pertama Satria Muda itu, pengumuman ini seakan mengobati kekecewaan akibat pembatalan musim 2020. Dia sudah sangat menanti untuk bisa kembali berkompetisi setelah sangat lama vakum.
Selama vakum, Rivaldo hanya bisa berlatih mandiri maupun dengan tim. Sebagai pebasket yang baru mencicipi musim pertama, dia menilai akan lebih bisa berkembang jika melalui kompetisi. Karena itu, dia berharap rencana musim depan nanti tidak batal lagi.
Adapun kelanjutan musim lalu batal karena tidak mendapat izin keramaian dari Kepolisian Republik Indonesia. Izin baru dipastikan tidak keluar pada seminggu jelang kompetisi, saat tim-tim yang berada di luar kota sudah akan berangkat ke Jakarta.
Optimisme menyambut musim depan sangat tinggi karena IBL sudah memiliki bekal penyelenggaraan dengan protokol kesehatan di tengah pandemi. ”Saya yakin IBL bisa jalan kali ini,” pungkas Rivaldo.
Jika berlangsung Januari, IBL akan berselang sekitar 10 bulan sejak kompetisi terakhir mereka. Ini merupakan jeda terlama liga sejak berganti nama dari Liga Bola Basket Nasional (NBL) menjadi IBL, pada 2015.
Manajer Satya Wacana Salatiga Zaki Iskandar mengatakan, sejauh ini, pihak liga belum bisa menjamin izin dari Kepolisian. Artinya, masih ada kemungkinan kisah pahit pada Oktober lalu terulang kembali.
Meski demikian, Satya Wacana mendukung keputusan liga untuk mengeluarkan tanggal pelaksanaan liga musim depan. Hal itu memberikan klub sebuah pijakan untuk melangkah di tengah ketidakpastian. Adapun setelah pembatalan musim lalu, klub tetap berlatih meski tidak mengetahui kapan liga berlanjut.
”Setidaknya kita mulai melangkah.Ini membuat kita senang karena kalau ditunda-tunda lagi bisa jadi genap setahun (tanpa kompetisi). Ini untuk survival mode saja, agar liga bisa dimulai nanti, industri bisa berputar lagi. Semoga tidak dibatalkan lagi karena kemarin itu semua sangat kecewa,” sebut Zaki.
Direktur IBL Junas Miradiarsyah mengucapkan, persoalan izin memang belum bisa dipastikan. Namun, mereka terus berkoordinasi dengan pihak terkait, terutama Kepolisian RI. Menurut dia, menggelar kompetisi tahun depan sudah lebih kondusif dibandingkan Oktober lalu.
”Ini (perizinan) kita sudah mulai paralel, dari sebelum mau mengumumkan kami sudah berkoordinasi dengan (pihak terkait). Kita tidak bisa menunggu izin baru mengumumkan karena nanti terlalu mepet, kasihan klub, juga pemain, yang terus menunggu kejelasan,” ucap Junas.
Dua bulan
Bagi IBL, waktu persiapan musim baru yang hanya dua bulan bukanlah sebuah masalah besar. Semua berkat persiapan kelanjutan musim lalu. Meskipun batal, liga jadi punya pondasi untuk menyelenggarakan kompetisi di tengah pandemi.
”Persiapan musim lalu, itu sudah jadi modal setengah jalan untuk kami. Sudah siap semuanya, mulai dari protokol teknis, sistem karantina, hingga alur pemain dan staf. Tinggal mengulang saja, sama mempersiapkan penyelenggaraan yang lebih panjang. Karena nanti kan satu musim penuh,” kata Junas.
Adapun kompetisi akan berlangsung Januari-Maret. Jumlah seri akan dipangkas dari sebelumnya 8 seri, menjadi 4 seri. Namun, seri yang biasa berjalan selama tiga hari akan diperpanjang selama enam hari. Semua seri akan berlangsung dalam ”gelembung” tanpa penonton.
Seri-seri tersebut akan dibagi menjadi dua fase demi meningkatkan efektivitas sistem ”gelembung”. Seri 1-3 akan berada dalam fase ”gelembung” pertama, sedangkan seri 4 hingga playoff akan menggunakan fase ”gelembung” kedua.
Menurut Junas, dengan keberadaan fase itu, kemungkinan IBL akan menggunakan dua kota penyelenggara. ”Namun, yang pasti saat ini baru Jakarta, seperti rencana musim lalu. Satu kota lagi sedang dicari. Kami ingin memakai dua kota agar pemain tidak bosan. Ini, kan, bukan hanya menjaga kesehatan, tetapi juga psikologis pemain,” tambahnya.
IBL 2021 akan diikuti oleh 12 tim, atau 2 tim lebih banyak dari sebelumnya. Ada 2 tim baru yang telah lolos persyaratan yaitu, Bali United dan West Bandits Solo. Sementara itu tim Indonesia Patriots yang berisikan pemain nasional senior akan digantikan oleh tim Indonesia Muda dengan pemain U-23.