Pelatih Belanda Frank de Boer sudah kenyang dengan pengalaman pahit selama meniti karier sebagai pelatih di sejumlah klub Eropa. Kini, ia punya kesempatan membangun reputasi baru bersama tim ”Oranye”.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
AMSTERDAM, SELASA — Belanda akan mengukur perkembangan mereka saat menjamu Spanyol pada laga persahabatan di Stadion Johan Cruyff Arena, Amsterdam, Kamis (12/11/2020) pukul 02.45 WIB. Laga ini menjadi ajang pemanasan Belanda menjalani laga-laga Liga Nasional Eropa, sekaligus kesempatan bagi Pelatih Belanda Frank de Boer untuk membangun reputasi baru.
Reputasi De Boer sebagai pelatih tidak segemilang prestasinya sebagai pemain. Pencapaian terbaiknya hanya saat melatih Ajax pada 2010-2016. Ajax menjadi tempat ia mengasah teknik melatih dan ia berhasil dengan mempersembahkan empat gelar juara Liga Belanda. Kepercayaan diri tumbuh dan ia mencoba tantangan lebih berat dengan melatih klub-klub di Italia dan Inggris.
Namun, melatih klub di Italia dan Inggris ternyata adalah tugas dengan tingkatan yang belum dikuasai De Boer. Ketika menggantikan peran Roberto Mancini sebagai pelatih Inter Milan pada 2016, De Boer hanya sempat menjalani 11 laga. Ia hanya menang empat kali, imbang dua kali, dan kalah lima kali. Inter tidak berpikir panjang untuk segera memecatnya dan menunjuk Stefano Pioli sebagai pengganti.
Nasib yang lebih mengenaskan dialami De Boer ketika ia pindah ke Inggris dan menangani Crystal Palace seusai didepak dari Inter. Ia baru menjalani empat laga bersama Palace dan langsung dipecat lagi. Alasannya, Palace di tangan De Boer selalu kalah dalam keempat laga itu dan sama sekali tidak bisa mencetak gol.
Pada 2018, Jose Mourinho yang masih menjadi manajer Manchester United merasa kesal karena dikritik De Boer saat tampil sebagai komentator televisi. De Boer mempertanyakan cara Mourinho menangani pemainnya, terutama Marcus Rashford.
Namun, Mourinho menyerang balik. ”Saya membaca kutipan dari manajer terburuk dalam sejarah Liga Primer, yaitu Frank de Boer. Ia mengatakan Rashford tidak pantas memiliki pelatih seperti saya, karena memang hal terpenting bagi saya adalah meraih kemenangan,” kata Mourinho seperti dikutip The Guardian.
Setelah gagal di Inggris, De Boer menurunkan level kesulitan dalam kariernya dengan pergi ke Amerika Serikat dan melatih Atlanta United di Liga AS atau MLS. Bersama Atlanta, De Boer mendapat angin segar dengan bisa meraih gelar juara di ajang Piala Campiones dan US Open pada 2019.
Kini bersama tim nasional Belanda, De Boer kembali menaikkan level dengan menggantikan peran pelatih sebelumnya, Ronald Koeman, yang memilih untuk melatih Barcelona. Hasilnya, De Boer telah menjalani tiga laga dan belum pernah merasakan kemenangan. Bahkan, tim asuhannya baru mencetak satu gol.
Debut De Boer sebagai pelatih Belanda diawali dengan kekalahan dari Meksiko, 0-1, pada laga persahabatan. Tim ”Oranye” kemudian tampil di Liga Nasional Eropa dan ditahan imbang 0-0 oleh Bosnia-Herzegovina, lalu kembali ditahan imbang 1-1 oleh Italia.
Diberi kesempatan
Pekan ini, ketika jeda internasional kembali berlangsung, Belanda beruntung bisa menjalani laga ”pemanasan” melawan Spanyol. Laga ini penting sebagai persiapan Belanda untuk menghadapi dua laga Liga Nasional Eropa lainnya, yaitu melawan Bosnia dan Polandia.
Belanda wajib memenangi kedua laga itu apabila ingin mengamankan peluang lolos ke babak selanjutnya. Di Grup A1 Liga Nasional Eropa, Belanda masih berada di peringkat ketiga dengan lima poin. Polandia berada di puncak grup dengan tujuh poin dari dua kali menang dan satu kali imbang, diikuti Italia di peringkat kedua dengan enam poin.
Laga persahabatan melawan Spanyol ini pun membuat para pemain Belanda bertambah semangat. Mereka berusaha untuk tetap percaya kepada De Boer.
”Sebenarnya tidak jauh berbeda ketika tim ditangani Koeman. Bedanya hanya kami telah mendapatkan hasil positif waktu itu (era Koeman). Hasil positif itu belum terlihat saat ini, tetapi Frank de Boer adalah bos kami, dan itu sudah jelas,” kata gelandang Belanda, Georginio Wijnaldum, seperti dikutip Algemeen Dagblad.
Wijnaldum dan para pemain lainnya sudah memberi kepercayaan kepada De Boer. Namun, tugas De Boer kali ini lebih sulit karena ia telah kehilangan beberapa pemain penting. Setelah bek utama Virgil van Dijk cedera lutut hingga akhir musim, Belanda juga kehilangan Steven Bergwijn yang dipulangkan De Boer karena dianggap tidak bugar.
Masalah serupa dialami Spanyol yang kehilangan penyerang muda Ansu Fati yang cedera lutut dan harus absen selama empat bulan. Pelatih Spanyol Luis Enrique kemudian memanggil Marco Asensio sebagai penggantinya.
Fati cedera saat memperkuat Barcelona melawan Real Betis di Liga Spanyol, akhir pekan lalu, di Stadion Camp Nou. Pemain yang baru berusia 18 tahun itu kemudian menjalani operasi tulang rawan lutut kiri. Barcelona dalam pernyataan menyebutkan Fati perlu pemulihan selama empat bulan.
Ketika Fati absen, penyerang Alvaro Morata kembali masuk ke skuad Spanyol berkat penampilan apiknya bersama Juventus musim ini. Ia terakhir kali bermain untuk Spanyol pada laga kualifikasi Piala Eropa 2020 pada November 2019. ”Sakit rasanya jika tidak dipanggil ke timnas dan hanya menyaksikan laga melalui televisi,” kata Morata dikutip Marca.
Laga persahabatan ini juga penting bagi Spanyol yang membutuhkan pemanasan sebelum menghadapi Swiss dan Jerman di Liga Nasional Eropa. Spanyol berusaha keras mempertahankan posisinya di puncak Grup A4 dengan koleksi tujuh poin. Jerman dan Ukraina yang masing-masing memiliki enam poin bisa menggusur posisi Spanyol. (REUTERS)