Andrea Iannone hampir pasti mengakhiri kariernya di MotoGP dengan pahit menyusul putusan Pengadilan Arbitrase Olahraga yang menjatuhkan sanksi maksimal empat tahun larangan membalap atas banding kasus doping.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·3 menit baca
LAUSSANE, SELASA — Penantian panjang Andrea Iannone untuk bisa kembali ke lintasan balap MotoGP berakhir dengan pahit. Pebalap tim Aprilia itu justru dijatuhi sanksi maksimal empat tahun larangan terlibat dalam balapan oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga terkait kasus doping. Sanksi itu sesuai dengan tuntutan Badan Antidoping Dunia (WADA), yang melawan banding Iannone untuk dibebaskan dari sanksi larangan membalap 18 bulan.
Sanksi maksimal untuk kasus doping itu berlaku mundur mulai 17 Desember 2019, saat dia dijatuhi sanksi sementara. Hukuman ini hampir pasti mengakhiri karier Iannone di MotoGP, karena saat sanksi berakhir pada akhir 2023, usianya sudah 35 tahun. Hanya segelintir pebalap berusia 35 tahun yang masih bersaing di MotoGP, salah satunya Valentino Rossi, itu pun tidak pernah jeda semusim pun.
Iannone dijatuhi sanksi yang lebih berat dari hukuman sebelumnya karena Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) menilai pebalap Italia itu tidak bisa mengajukan pembelaan yang kuat. Iannone mengaku tidak bersalah atas kandungan zat doping steroid drostanolone dalam sampelnya karena tidak sengaja mengonsumsi daging yang terkontaminasi menjelang balapan seri Malaysia pada November 2019.
Dia sempat mengajukan pembelaan dengan hasil tes dari rambut yang hasilnya negatif dalam Pengadilan Disiplin Internasional FIM. Namun, Iannone tetap dijatuhi sanksi larangan terlibat dalam balapan selama 18 bulan pada 31 Maret 2020. Dia kemudian mengajukan banding ke CAS supaya dibebaskan dari sanksi itu. Iannone didukung oleh Aprilia yang tidak mencari pebalap pengganti permanen musim ini.
Aprilia menunggu putusan CAS ini untuk memutuskan apakah akan mencari pebalap pengganti atau tidak. Dengan sanksi yang lebih berat ini, Aprilia akan mulai aktif mencari pebalap pendamping Aleix Espargaro. Sejumlah kandidat yang masuk dalam target tim asal Italia itu antara lain Andrea Dovizioso, Cal Crutchlow, dan Jorge Lorenzo. Dovizioso akan meninggalkan Ducati di akhir musim ini, demikian juga Crutchlow yang tidak diperpanjang kontraknya di LCR Honda. Sementara Lorenzo yang menjadi pebalap penguji Yamaha masuk dalam radar beberapa waktu terakhir.
Ini merupakan skenario terburuk bagi Aprilia karena Iannone sosok penting dalam pengembangan motor RS-GP. Motor baru itu masih perlu pengembangan lanjutan supaya lebih kompetitif. Oleh karena itu, Aprilia mendukung Iannone yang mereka yakini tidak melakukan kesalahan. Bukti-bukti yang diajukan Iannone juga diyakini oleh Aprilia bisa membebaskan pebalapnya dari hukuman.
Namun, CAS menilai Iannone tidak bisa mengajukan bukti apa pun yang meyakinkan untuk menetapkan bahwa pelanggaran aturan antidoping yang dia lakukan adalah ketidaksengajaan. Oleh karena itu, CAS menolak banding Iannone dan mengabulkan banding WADA.
”Dewan hakim CAS menemukan bahwa Andrea Iannone telah gagal menentukan jenis daging secara tepat yang telah dia konsumsi maupun asal dari daging tersebut. Selain itu, Panel menemukan bahwa baik Andrea Iannone maupun para ahlinya tidak dapat menetapkan secara spesifik bahwa ada masalah kontaminasi daging oleh drostanolone di Malaysia. Oleh karena itu, Panel mempertimbangkan bahwa pelanggaran aturan antidoping telah dilakukan,” bunyi pernyataan CAS.
CAS menegaskan, kesimpulan dewan hakim tidak menutup kemungkinan bahwa pelanggaran yang dilakukan Iannone mungkin akibat mengonsumsi daging yang terkontaminasi oleh drostanolone. Makna dari kesimpulan itu adalah Iannone tidak bisa mengajukan satu pun bukti yang meyakinkan untuk menetapkan bahwa pelanggaran yang dia lakukan bukan kesengajaan.