Pilihan NBA memulai kompetisi 2020-2021 pada 22 Desember membuat laga edisi Natal, yang menarik penonton dalam jumlah besar, menjadi hambar. Pilihan ini diambil agar kompetisi bisa selesai sebelum Olimpiade digelar.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
Ekspresi kekecewaan ditampilkan LeBron James di media sosialnya. Megabintang Los Angeles Lakers itu mengunggah foto yang menunjukkan data, jeda antarmusim NBA kali ini adalah yang tersingkat sepanjang masa. Di bawahnya, dia menambahkan emotikon berupa gestur menepuk dahi.
Data yang disebarkan James, Sabtu, (7/11/2020), berasal dari Elias Sports Bureau. Data menampilkan daftar jeda tersingkat antarmusim di liga olahraga populer Amerika Serikat. Di puncak daftar, terdapat NBA, yang hanya akan jeda selama 71 hari, dari musim 2019-2020 ke musim 2020-2021.
Jeda itu memecahkan rekor milik liga hoki es (NHL), 99 hari, pada peralihan musim 2014. Jauh melampaui jeda antarmusim terlama NBA sebelumnya yang mencapai 127 hari.
Jeda tersingkat terjadi setelah Asosiasi Pemain NBA (NBPA) menyepakati musim depan akan dimulai sebelum Natal, pada 22 Desember 2020. Selain lebih cepat, musim reguler juga akan dipangkas menjadi 72 laga, dari sebelumnya 82 laga.
Pramusim singkat itu menjadi bencana bagi pemain tua, termasuk James yang genap berusia 36 tahun pada Desember. Dia baru saja membela Lakers di Final NBA, Oktober lalu.
Hanya dua bulan jeda, dia sudah harus bersiap memasuki musim ke-18-nya. Waktu pemulihan dan persiapan James akan terpangkas signifikan. Biasanya, pemain minimal punya empat bulan untuk mempersiapkan diri ke musim berikutnya.
”Tim yang melangkah jauh di playoff musim lalu dalam ”gelembung” pastinya (paling rugi), karena mereka tidak punya waktu pemulihan cukup setelah berkompetisi di level tertinggi. Terutama bagi Lakers dan Heat. Setelah bertarung, mereka sudah harus bersiap lagi ke pertarungan selanjutnya,” kata pengamat ESPN, Eric Woodyard.
Natal cepat
Di tengah kegelisahan itu, liga dan pendukung bisa tersenyum. Edisi laga spesial Natal bisa kembali digelar musim ini. Edisi tahunan itu biasanya selalu berhasil menjadi magnet para penonton.
Saat Natal, ketika warga AS kedinginan dikepung hujan salju di beberapa negara bagian, NBA menghangatkan mereka dengan laga terbaik. Liga akan mempertemukan tim-tim yang punya sejarah ataupun rivalitas tinggi.
Musim lalu, misalnya, ada lima pertandingan beruntun tersaji dalam sehari. Termasuk derbi Los Angeles, Clippers melawan Lakers, dan duel unggulan tim Wilayah Timur, Philadelphia 76ers dan Milwaukee Bucks.
Edisi itu terbukti menyedot penggemar lebih banyak. Musim lalu, laga disaksikan total 8,8 juta penonton. Jumlah itu tiga kali lipat dari rata-rata penonton pada hari biasa di musim reguler.
Di saat bersamaan, edisi Natal juga ditunggu pemain dan pelatih. Laga di hari itu menjadi etalase terbaik bagi tim untuk mengukur kemampuan sendiri dan lawan setelah melewati nyaris separuh musim reguler. Setiap pemain biasanya tampil sekuat tenaga untuk memberi hadiah Natal bagi penggemar maupun kerabat.
Seperti James, dia selalu tampil habis-habisan setiap 25 Desember. Most Valuable Player (MVP) Final NBA musim lalu itu adalah salah satu pemain dengan catatan statistik terbaik saat Natal.
Pemain berjuluk “Sang Raja” itu pada edisi Natal 2008 berkata, akan melakukan segalanya untuk menang. “Saya selalu ingin menang. Akan merusak Natal jika kami kalah,” katanya usai membawa Cleveland Cavaliers menang atas Washington Wizards, seperti dikutip dari USA Today.
Namun, edisi Natal tahun ini berpotensi besar menjadi sebuah antiklimaks. Aroma itu mulai tercium karena semua tim belum siap menghadapi laga intens dan kompetitif.
Musim ini tim hanya akan tampil 1-2 kali sebelum edisi Natal. Jarak laga pembuka musim hanya tiga hari sebelum Natal, berbanding jauh dengan kondisi biasa, setidaknya tim sudah bermain 30 kali jelang akhir Desember.
Misalnya saja Warriors, mereka sudah tidak bertanding sejak Maret. Mereka akan terhindar dari keletihan playoff di gelembung.
Rekan James, Danny Green, mengatakan, pemain veteran berpotensi absen di awal musim andai liga mulai pada Desember. Jika bermain, menit bermain mereka akan sangat dibatasi oleh pelatih. Hal ini semakin mengkhawatirkan, karena edisi Natal akan terasa hambar tanpa pemain terbaiknya.
Mantan eksekutif Brooklyn Nets sekaligus pakar bisnis NBA Bobby Marks menilai, tim paling diuntungkan adalah yang tidak berangkat ke “gelembung”. Total ada 8 tim yang tidak berangkat, antara lain Golden State Warriors dan Chicago Bulls. Mereka punya persiapan dan kondisi yang lebih matang.
“Misalnya saja Warriors, mereka sudah tidak bertanding sejak Maret. Mereka akan terhindar dari keletihan playoff di gelembung. Mereka akan punya ketahanan lebih di awal musim. Warriors bisa memanfaatkan keuntungan itu,” kata Marks kepada ESPN.
Meskipun begitu, tim seperti Warriors juga diragukan tampil maksimal di edisi Natal. Pada Desember, Stephen Curry dan rekan-rekan sudah tidak bermain di level kompetitif selama 9 bulan. Mereka masih harus terlebih dulu mencari ritme pada laga-laga awal.
Bermata dua
Kedatangan Natal prematur ini merupakan pilihan terakhir bagi NBA, karena mereka dihadapkan dengan kondisi pedang bermata dua. Liga hanya punya pilihan dimulai di Desember ataupun Januari, agar musim reguler bisa selesai pada Juli, pemain pun bisa mengikuti Olimpiade Tokyo.
Memulai Desember jadi pilihan terbaik. Jika tidak dimulai akhir tahun, jumlah laga musim reguler akan semakin sedikit, juga tanpa edisi Natal. Hal itu diperkirakan membuat pemasukan liga dan pemain akan berkurang drastis hingga 500 juta dollas AS.
Tentunya, berkurangnya pemasukan sangat tidak dinginkan liga dan pemain. Mereka sudah sangat merugi pada musim lalu karena pandemi Covid-19. Kerugian pun masih akan terjadi musim ini. Setiap laga belum pasti bisa menghadirkan penonton ke arena.
Karena itu, yang dikorbankan adalah persiapan tim. Hal itu paling realisitis demi menjaga perputaran roda bisnis miliaran dollar AS. Tidak bisa dimungkiri, NBA, termasuk pemain, bisa berjalan karena ada bisnis besar di dalamnya. Meski edisi Natal kali ini tidak maksimal, setidaknya hari yang dinantikan setiap tahun oleh penggemar masih bisa diselenggarakan, di tengah pandemi yang destruktif. (AP)