Guardiola Makin Kesulitan Meredam Serangan Liverpool
Kehadiran Diogo Jota berpeluang melahirkan kembali ”Fab Four” atau ”Kuartet Hebat” yang pernah dimiliki Liverpool ketika ada Philippe Coutinho. Manchester City telah merasakan ancaman baru di lini serang ”Si Merah” itu.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
MANCHESTER, SENIN — Duel sengit antara Manchester City dan Liverpool berakhir imbang, 1-1, di Stadion Etihad, Manchester, Inggris, Senin (9/11/2020) dini hari waktu Indonesia. Manajer City Pep Guardiola mengaku makin kesulitan untuk meredam serangan Liverpool yang semakin kuat dengan hadirnya Diogo Jota.
Dua gol pada laga tersebut terjadi dalam 31 menit pada babak pertama. Liverpool lebih dulu unggul melalui tendangan penalti yang dilakukan Mohamed Salah pada menit ke-13. Penalti itu terjadi setelah Sadio Mane dijatuhkan oleh Kyle Walker.
City kemudian menyamakan kedudukan pada menit ke-31 melalui tendangan Gabriel Jesus setelah mendapat umpan dari Kevin de Bruyne. Peluang terbaik City untuk menambah gol dan memenangi laga itu adalah saat mereka mendapat tendangan penalti setelah bola mengenai lengan bek Liverpool Joe Gomez.
Namun, peluang tersebut gagal dimanfaatkan dengan baik karena tendangan De Bruyne melebar ke sisi kanan gawang. Padahal, kiper Liverpool Alisson Becker sudah salah mengantisipasi tendangan dengan melayang ke sisi kiri gawang.
Guardiola menilai hasil imbang ini merupakan hasil yang layak karena laga berjalan sangat ketat. Menghadapi tim seperti Liverpool, kata Guardiola, City berusaha untuk tidak sampai menelan kekalahan. Mereka sudah berusaha keras untuk menang, tetapi akhirnya lega karena tidak juga kalah.
Tidak mudah untuk menahan serangan Liverpool. Normalnya mereka punya tiga pemain di lini serang, tetapi sekarang mereka punya empat pemain.
Apalagi Guardiola melihat wajah baru di lini serangan Liverpool sudah berubah dan memberikan lebih banyak ancaman. ”Tidak mudah untuk menahan serangan Liverpool. Normalnya mereka punya tiga pemain di lini serang, tetapi sekarang mereka punya empat pemain,” ujarnya.
Manajer Liverpool Juergen Klopp pada laga itu memodifikasi susunan penyerangnya karena sudah ada Jota yang sedang naik daun. Klopp tidak bisa mengabaikan Jota yang mampu mencetak hattrick saat Liverpool mengalahkan Atalanta, 5-0, pada laga sebelumnya di ajang Liga Champions.
Di sisi lain, Klopp ingin mempertahankan trio penyerang Mane, Salah, dan Roberto Firmino. Akhirnya, Klopp memodifikasi formasi dari 4-3-3 menjadi 4-2-3-1 agar bisa memberi tempat kepada Jota. Inilah empat penyerang yang disebut Guardiola telah mempersulit upaya mereka untuk bertahan.
”Fab Four” berikutnya
Kuartet serang ini, apabila bisa terus diasah, berpotensi menjadi ”Fab Four” Liverpool berikutnya. Istilah Fab Four mengacu pada kehebatan kuartet serang Liverpool ketika Philippe Coutinho menggenapi kekuatan Mane, Salah, dan Firmino hingga ia pindah ke Barcelona pada Januari 2018.
Istilah Fab Four, singkatan dari Fabolous Four atau Kuartet Hebat, merupakan istilah yang dipinjam dari julukan kelompok musik The Beatles yang juga dari Liverpool. Sama seperti The Beatles yang mengharumkan nama kota Liverpool, kuartet serang di skuad ”Si Merah” juga menjadi suatu kebanggaan.
”Kami tampil sangat bagus dan berbahaya,” ujar Klopp memuji penampilan timnya pada laga itu. Namun, Klopp juga mengakui bahwa City merupakan tim dengan pertahanan yang sulit dibongkar. Liverpool sudah memiliki sejumlah peluang serangan balik, tetapi gagal menyelesaikannya dengan baik.
City memiliki kiper tangguh seperti Ederson yang berkontribusi besar meredam serangan Liverpool pada laga itu. Liverpool lebih banyak melepaskan tembakan, yaitu total 10 tembakan dan tiga tembakan di antaranya tepat mengarah ke gawang. Sementara City hanya mencatat total tujuh tembakan dan dua tembakan mengarah ke gawang.
Dengan hasil imbang ini, Liverpool gagal merebut kembali posisi puncak klasemen sementara yang kini diduduki Leicester City yang pada laga sebelumnya berhasil mengalahkan Wolverhampton Wanderers, 1-0. Leicester berada di peringkat pertama dengan 18 poin, sedangkan Liverpool berada di peringkat ketiga dengan 17 poin. Tottenham Hotspur juga mengumpulkan 17 poin, tetapi berhak berada di peringkat kedua karena unggul jumlah selisih gol. (AFP/REUTERS)