Tiga gol penalti dan satu gol bunuh diri Real Madrid membuat mereka bertukuk lutut dari Valencia di Stadion Mestalla. Bencana di lini pertahanan itu membuat Madrid menelan kekalahan kedua musim ini di La Liga.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
VALENCIA, SENIN — Benteng pertahanan Real Madrid yang terkenal kokoh musim lalu sama sekali tak terlihat pada Senin (9/11/2020) dini hari WIB, di Stadion Mestalla. Real tak berdaya diremukkan oleh tim tuan rumah Valencia, 1-4, akibat kecerobohan lini bertahan yang dipimpin kapten Sergio Ramos.
Valencia seakan mendapat hadiah dari langit. Semua gol tim asuhan Javier Garcia itu berawal dari kesalahan tim tamu. Tiga gol berasal dari titik penalti, semua dicetak gelandang Carlos Soler, sedangkan satu gol lagi dari bunuh diri bek Real, Raphael Varane.
Bencana lini pertahanan tersebut melenyapkan kans Real yang unggul lebih dulu pada awal laga. ”Si Putih” sempat di atas angin ketika sepakan keras jarak jauh Karim Benzema membawa mereka unggul 1-0.
Namun, menurut sang Pelatih Zinadine Zidane, gol itu justru yang mengawali bencana bagi timnya. ”Setelah gol itu, kami lengah sedikit dan mengubah yang sudah dilakukan. Pertahanan ini seperti bukan diri kami seperti yang biasa dan sebelum-sebelumnya,” katanya seperti dikutip Marca.
Keterpurukan Real diawali 12 menit setelah gol Benzema. Tuan rumah mendapat penalti karena Lucas Vasquez menyentuh bola di dalam kotak penalti saat ingin menahan umpan silang lawan. Eksekusi titik putih Soler sempat digagalkan kiper Thibaut Courtois, tetapi wasit memutuskan penalti diulang. Percobaan kedua itu tidak disia-siakan Soler.
Jelang turun minum, giliran bek masa depan Perancis Raphael Varane yang membuat kesalahan. Dia berniat menyapu bola di dalam kotak penalti. Akan tetapi, bola bergulir tak terkendali dan masuk ke gawang sendiri. Tuan rumah pun berbalik unggul di babak pertama, 2-1.
Saya orang yang bertanggung jawab untuk mencari solusi itu. Tidak ada alasan.
Tidak cukup sampai di situ, bencana pertahanan Real berlanjut di babak kedua. Dalam kurun 20 menit sejak turun minum, skuad asuhan Zidane kembali memberikan dua hadiah penalti kepada ”Kelelawar Mestalla”. Dua penalti itu disebabkan tekel ceroboh Marcelo dan handball Ramos. Semuanya dieksekusi sempurna Soler yang sekaligus melengkapi hattrick sang gelandang.
Zidane melihat Valencia tidak bermain lebih baik dari mereka. Soal permainan di lapangan, Real lebih unggul. Terbukti mereka mendominasi laga ini dengan penguasaan bola mencapai 65 persen. Jumlah tendangan pun hingga 16 kali, dua kali lipat dari tuan rumah.
Meski begitu, pelatih yang menjunjung tinggi keseimbangan bermain itu menyadari ada masalah besar dalam timnya, yaitu di pertahanan. Masalah itu perlu segera diselesaikan. ”Saya orang yang bertanggung jawab untuk mencari solusi itu. Tidak ada alasan (untuk kekalahan ini),” tuturnya.
Kekalahan ini tidak terlepas dari absennya gelandang dengan kemampuan bertahan mumpuni, Casemiro. Selain itu, Zidane juga mencadangkan bek kiri utama, Ferland Mendy, dan menurunkan Marcelo. Padahal, Marcelo belum kembali ke performa terbaiknya musim ini.
Terlepas dari kekalahan ini, lini belakang sang juara bertahan La Liga sebenarnya tidak terlalu buruk musim ini. Meski tidak sesolid musim lalu, pertahanan Real telah teruji ketika sukses membendung Barcelona dalam el clasico, dua pekan lalu.
Selain itu, Real pun berangkat ke Mestalla dengan mencatatkan rekor kebobolan paling sedikit ketiga di liga. Mereka hanya kemasukan 6 gol dari 7 pertandingan, lebih baik dari sang rival, Barca.
Karena itu, menurut Courtois, problem pertahanan ini bukan hal yang terlalu serius. Kekalahan di Mestalla dianggap hanya sebagai satu hari yang buruk. ”Gol mereka berasal dari tiga penalti dan satunya dari bunuh diri karena tidak beruntung. Valencia nyaris tidak bisa membuat peluang sama sekali, selain itu,” katanya.
Hanya saja, jika ingin mempertahankan juara, Real tidak bisa tampil inkonsistensi seperti di awal musim ini. Mereka sudah kalah dua kali sejauh ini meski masih jauh dari separuh musim. Hasil itu sangat jauh dibandingkan dengan musim lalu, mereka hanya kalah tiga kali sepajang musim dengan kemasukan sangat minim, 25 gol dari 38 laga.
Di sisi lain, pengamat La Liga, Julio Maldonaldo, menilai, memang ada yang salah dari sistem pertahanan. Hal itu terlihat karena ”Si Putih” selalu kemasukan dalam tujuh laga terakhir di seluruh kompetisi. ”Real punya masalah. Mereka tidak bertahan dengan baik. Mereka banyak kemasukan dan itu bukan hanya kebetulan. Mereka sangat lembut saat bertahan, juga bermain tanpa ritme, seperti hari ini,” katanya. (AP/AFP)