Pelatih nasional bulu tangkis berharap tak ada perubahan drastis pada program persiapan tahun 2021. Tahun 2021 akan sangat padat agenda antara lain Olimpiade, Kejuaraan Dunia, Piala Thomas-Uber, dan BWF World Tour.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS-Berbeda dari biasanya, kali ini, Olimpiade akan menjadi tantangan pada awal masa kerja PP PBSI 2020-2024. Pelatih nasional bulu tangkis berharap, tak ada perubahan drastis pada program persiapan meski 2021 akan menjadi tahun yang sangat sibuk.
Pandemi Covid-19 menunda Olimpiade Tokyo 2020 yang seharusnya berlangsung 24 Juli-9 Agustus 2020 menjadi 23 Agustus-8 Agustus 2021. Ini akan menjadi panggung persaingan terbesar olahraga, melengkapi ajang-ajang penting lainnya di arena bulu tangkis pada tahun yang sama.
Bagi PBSI 2020-2024, yang ketua umumnya baru dipilih pada musyawah nasional (munas), 5-6 November, Olimpiade akan menjadi tantangan terbesar pada tahun pertama ketika mereka efektif bekerja di bawah Ketua Umum Agung Firman Sampurna. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan itu dipilih untuk menggantikan Wiranto (2016-2020) yang tak mencalonkan diri lagi.
Berdasarkan kalender yang telah dirilis pada laman Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Agung dan pengurusnya, yang dalam proses pembentukan, harus menyiapkan tim untuk ajang besar pertama pada Mei. Kejuaraan beregu campuran Piala Sudirman akan diselenggarakan di China, pada 23-30 Mei.
Setelah Olimpiade, agenda besar lainnya adalah Kejuaraan Dunia di Spanyol, 29 November-5 Desember. Ini belum termasuk kejuaraan beregu putra dan putri, Piala Thomas dan Uber di Denmark, yang dimundurkan dari 2020 dan belum mendapat jadwal baru. Juga, turnamen tahunan dalam kalender BWF World Tour, seperti All England, Indonesia Terbuka, dan Final BWF World Tour.
Waktu efektif untuk Olimpiade sekitar tujuh bulan lagi. Lebih baik program lama dilanjutkan, jangan ada perubahan drastis dulu khusus untuk pemain yang disiapkan ke Olimpiade.
“Waktu efektif untuk Olimpiade sekitar tujuh bulan lagi. Lebih baik program lama dilanjutkan, jangan ada perubahan drastis dulu khusus untuk pemain yang disiapkan ke Olimpiade,” ujar pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi di Jakarta, Sabtu (7/11/2020).
Dengan pendapat sama, pelatih ganda campuran Richard Mainaky khawatir perubahan program persiapan menuju Tokyo akan mengubah suasana hati atlet. Apalagi, ganda campuran menjadi salah satu nomor yang diharapkan menyumbangkan emas melalui juara All England, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Sejak Olimpiade dan Piala Thomas-Uber dipastikan mundur setahun, Herry menegaskan akan membuat skala prioritas karena atlet tak mungkin dipaksakan mencapai target maksimal dalam setiap ajang, apalagi dengan jadwal padat. Baginya, Olimpiade menjadi prioritas tertinggi sehingga atlet ganda putra harus mencapai puncak penampilan di sana.
Dengan adanya tiga pasangan pada peringkat 10 besar dunia, yaitu Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (peringkat pertama), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (2), dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (6), ganda putra pun akan menjadi andalan emas Olimpiade.
Meski kualifikasi Olimpiade masih berlanjut, tim pelatih dari setiap nomor telah memiliki gambaran untuk memilih wakil Indonesia yang akan tampil di Tokyo. Untuk itulah, mereka berharap agar program persiapan yang telah berjalan tetap berlanjut, termasuk jika ada pergantian ketua bidang pembinaan prestasi (binpres) yang selama ini menjadi koordinator tim pelatih.
Menanggapi situasi tersebut, dalam konferensi pers setelah munas, Agung mengatakan, akan mengoptimalkan program yang telah berjalan, melihat ulang, dan memperbaiki jika ada kelemahan. Namun, dia belum menyebut sosok yang akan mengisi posisi ketua bidang binpres meski telah mengantungi daftar calonnya.
Bersiap lebih awal
Untuk menghadapi turnamen yang akan berlangsung Januari 2021, nomor ganda putra dan campuran akan melakukan persiapan sejak pertengahan November. Dengan demikian, mereka pun memajukan libur akhir tahun menjadi 9-15 November.
Persaingan pada 2021 akan dimulai dengan turnamen di Thailand pada tiga pekan beruntun mulai 12 Januari. Selain Yonex dan Toyota Thailand Terbuka, akan digelar pula Final BWF World Tour 2020 yang dimundurkan dari Desember.
Berlangsung pada masa pandemi Covid-19, ketiga turnamen tersebut akan berlangsung dalam “gelembung” Thailand dan memberlakukan karantina sebelum bertanding. Oleh karena itu, pemain akan tiba di Thailand lebih awal.
“Kemungkinan pemain akan berangkat sejak 4 Januari, jadi persiapan pun harus lebih awal. Jadwal latihan setelah liburan November ini sudah memperhitungkan semua aspek untuk kembali bertanding,” ujar Richard.