Meski Lari Virtual, Tetap Persiapkan dengan Matang
Hanya sekitar 30 pelari elite di ajang Borobudur Marathon yang akan berlari di Taman Lumbini, kawasan Candi Borobudur. Peserta lainnya akan berlomba secara virtual. Meski begitu, latihan tetap harus dipersiapkan matang.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peserta Borobudur Marathon 2020 Virtual Challenge perlu menyiapkan diri dengan matang. Persiapan meliputi menentukan rute dan waktu lari, memastikan fisik dalam kondisi prima, hingga memahami peraturan dan informasi ajang lari yang diikuti. Dengan persiapan, pelari bisa finis dengan sehat dan selamat.
Borobudur Marathon akan diadakan pada 15-30 November 2020. Hanya sekitar 30 pelari elite yang akan berlari di Taman Lumbini, kawasan Candi Borobudur, Magelang, pekan depan. Sementara 9.090 pelari lain akan berlari virtual di daerah masing-masing.
Pelari diminta menggunakan aplikasi Garmin Connect atau Google Fit untuk mencatat jarak dan waktu tempuh lari. Hasilnya kemudian diunggah ke pihak panitia. Adapun kategori lari mencakup maraton penuh (42,195 kilometer), setengah maraton (21,097 kilometer), 10K (10 kilometer), dan lari persahabatan (3,5 kilometer).
Pelatih lari Agung Mulyawan, pada Minggu (8/11/2020), mengatakan, pada dasarnya pelari virtual bebas memilih waktu berlari di periode 15-30 November 2020. Yang terpenting adalah kondisi tubuh harus prima saat berlari.
”Tiga hal penting yang harus diperhatikan di virtual run adalah perencanaan, (menjaga) rutinitas, dan sosialisasi. Perencanaan termasuk menentukan lokasi start dan finis, termasuk rutenya. Saya sarankan menggunakan rute yang sudah pernah dilalui untuk lari jarak jauh,” kata Agung pada acara daring Virtual Training Class: Set Your Virtual Run.
Tiga hal penting yang harus diperhatikan di virtual run adalah perencanaan, menjaga rutinitas, dan sosialisasi. Perencanaan termasuk menentukan lokasi start dan finis, termasuk rutenya.
Ia tidak merekomendasikan rute baru. Sebab, pelari tidak bisa memprediksi suasana di sana, misalnya kondisi lalu lintas, elevasi, hingga kekerasan tanah atau trotoar yang akan dipijak. Hal itu bisa memengaruhi performa pelari. Adapun pelari bisa meminta bantuan orang lain untuk menyurvei rute baru.
Perencanaan lain ialah membentuk tim pendukung, bisa jadi sesama pelari, keluarga, atau orang terdekat. Tim pendukung bertugas memberikan semangat hingga membantu menyediakan makanan atau minuman selama lari. Tim pendukung juga bisa melakukan tugas dokumentasi. Ada baiknya tim pendukung tidak terlalu banyak untuk menghindari kerumunan.
Rutinitas
Poin kedua yang perlu diperhatikan adalah rutinitas. Kendati ini ajang lari virtual, pelari perlu melakukan rutinitas yang sama dengan ajang maraton sesungguhnya. Rutinitas yang dimaksud adalah menimbun karbohidrat (carbo loading) sebelum lari, menentukan waktu tidur dan bangun, mempersiapkan pakaian, sepatu, nomor lomba atau bib, serta melakukan pemanasan dan pendinginan.
”Carbo loading bisa dilakukan 2-3 hari menjelang hari H. Sekitar 2 jam sebelum lari kita masih bisa makan berat, seperti nasi atau pasta. Sekitar 1 jam atau 30 menit sebelum lari boleh makan snack ringan. Ada baiknya pelari mengatur asupan cairan selama lari agar tidak ingin ke toilet. Sayang catatan waktunya,” kata Agung.
Poin ketiga yang perlu diperhatikan dalam ajang lari virtual adalah sosialisasi. Pelari didorong menjalin pertemanan virtual untuk saling memotivasi sesama pelari. Pelari pun bisa mengundang orang-orang terdekat untuk menyambut di garis finis.
”Untuk pelari rekreasional, mari hadapi kondisi ini (lari virtual karena pandemi) dengan senang. Kita harus senang dan jangan mengeluh karena pandemi. Kita jalani dan hadapi saja. Insya Allah kondisi akan kembali normal,” ucap Agung.
Official Borobudur Marathon 2020 Team Riefa Istamar mengatakan, pelari virtual bisa mencicil untuk menyelesaikan jarak tempuh sesuai kategori. Pelari di nomor maraton penuh bisa mencicil maksimal empat kali lari, setengah maraton maksimal tiga kali, 10K maksimal dua kali, dan lari persahabatan satu kali. Pelari yang ingin menyelesaikannya dalam satu kali lari diperbolehkan.
”Tidak ada cut off time untuk ajang lari virtual ini. Yang jelas, pelari diminta menyelesaikan jarak tempuh sesuai kategori yang dipilih. Jangan lupa untuk mematuhi protokol kesehatan. Tidak perlu lari beramai-ramai. Tujuan kita mengikuti ajang ini pada dasarnya adalah kesehatan,” kata Riefa.
Adapun peserta lari virtual tidak akan menerima medali tahun ini. Mereka yang berhasil menyelesaikan lari akan menerima emblem serta sertifikat elektronik.