Momen Mengembalikan Kepercayaan Diri ”Setan Merah”
Duel melawan Hellas Verona pada laga Liga Italia dini hari nanti menjadi momen AC Milan untuk kembali bangkit. Mereka ingin mencari pelampiasan kekalahan memalukan, 0-3, dari Lille.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
MILAN, MINGGU — Laga menjamu Hellas Verona dalam pekan ketujuh Liga Italia, Senin (9/11/2020) dini hari WIB nanti, bukan hanya ajang untuk memperkokoh posisi AC Milan di puncak klasemen sementara. Laga itu juga sekaligus momentum untuk mengembalikan kepercayaan diri tim berjuluk ”Setan Merah” tersebut setelah menuai kekalahan telak 0-3 dari Lille di pekan ketiga Liga Europa, Jumat (6/11) yang sekaligus kekalahan perdananya musim ini.
”Pertandingan nanti akan rumit, tetapi akan memberikan kami kesempatan untuk menunjukkan kembali kekuatan kami. Kami harus jaga fokus, penuh tekad, tidak memberi kesempatan lawan, dan terus solid,” ujar Pelatih AC Milan Stefano Pioli, dikutip laman resmi AC Milan, Sabtu (7/11/2020).
Kekalahan 0-3 dari Lille kemarin telah memengaruhi psikologis skuad AC Milan. Hal itu tergambar dari gestur tubuh penyerang andalannya, Zlatan Ibrahimovic, ketika diganti di menit ke-62 dalam laga tersebut atau ketika timnya sudah tertinggal 0-3. Saat itu, penyerang yang biasa disapa Ibra itu membuat gerakan dengan kedua tangannya sembari melingkari kedua sisi kepala.
Menurut surat kabar Italia, Corriere della Sera dan Tuttosport, dalam bahasa Italia, gesture Ibra mengacu pada masalah mentalitas. Penyerang asal Swedia itu tidak mengarahkan isyaratnya kepada pelatih Pioli ataupun dirinya, melainkan refleksi umum untuk timnya.
”Saat berjalan ke bangku, Ibra membuat gerakan yang terlihat menjelaskan masalahnya secara psikologis. Itu mengenai kemunduran (kekalahan) pertama AC Milan musim ini yang mengguncang semua orang dan terutama Ibra sendiri. Tetapi, sekarang, tujuan mereka langsung kembali ke jalur kemenangan ketika menghadapi Hellas Verona,” tulis Tuttosport.
Ada pula dugaan AC Milan tertekan dengan status sebagai kandidat scudetto atau juara Liga Italia Serie A musim ini. Apalagi, sekarang, Alessio Romagnoli dan kawan-kawan sedang berada di puncak klasemen dengan 16 poin dari enam laga. Lebih-lebih, semula mereka tidak diperhitungkan berada di papan atas Serie A musim ini mengingat mereka hanya berkutat di papan tengah sepanjang musim lalu.
Akan tetapi, Pioli membantah spekulasi tersebut. Menurut dia, tekanan timbul karena kondisi pemain itu sendiri.
”Peluang scudetto tidak memengaruhi kami karena kami tidak terlalu peduli dengan lingkungan luar. Kami terkonsentrasi dan ingin berkembang sendiri,” ungkap Pioli, dikutip Corriere dello Sport.
Kekalahan dari Lille sangat berguna jelang melawan Hellas Verona. Sebab, pola permainan Lille dan Hellas Verona hampir mirip.
Lebih sabar
Pioli mengatakan, belajar dari meghadapi Lille, timnya harus lebih tenang untuk melihat celah di pertahanan lawan. Sebab, saat bertemu Lille, AC Milan sejatinya lebih menguasai bola dengan 56 persen berbanding 44 persen. Namun, mereka terlalu terburu-buru untuk membuat gol sehingga serangannya lebih sering mentah sebelum memasuki kotak penalti lawan.
”Kami tidak ingin kalah ketika menghadapi Lille. Kami telah memberikan banyak hal sampai mereka membuat skor menjadi 2-0. Kami perlu bermain lebih baik saat menghadapi Verona, terutama lebih tenang ketika akan membuat keputusan,” katanya.
Menurut Pioli, timnya sudah menganalisis berbagai aspek negatif dari laga bertemu Lille untuk tidak terulang lagi, terutama dalam akurasi umpan. Apalagi, mereka memiliki ambisi tinggi di Serie A ataupun Liga Europa.
”Kami perlu mengelola segala sesuatu dengan lebih baik karena kami akan memainkan banyak pertandingan dalam waktu dekat. Tim memang kecewa karena kekalahan kemarin, tetapi sekarang sudah termotivasi lagi,” tuturnya.
Bek sekaligus kapten AC Milan, Romagnoli, dikutip Football-Italia, menuturkan, kekalahan dari Lille sangat berguna jelang melawan Hellas Verona. Sebab, pola permainan Lille dan Hellas Verona hampir mirip, yakni bermain cepat dan sangat agresif.
”Menghadapi Lille sangat sulit karena mereka memiliki kecepatan. Mereka mirip dengan Verona. Untuk itu, melawan Lille kemarin sangat berguna sebelum bertemu Verona,” ujarnya.
Pemain terbaik
Bertemu Verona, AC Milan tetap akan mengandalkan Ibra yang menunjukkan performa sensasional pada awal musim ini. Bahkan, pemain yang sering menganalogikan dirinya sebagai ”Raja” itu dianugerahi gelar pemain terbaik (MVP) Serie A untuk bulan Oktober lewat kontribusi lima gol dalam laga melawan Inter Milan, AS Roma, dan Udinese.
Secara keseluruhan, Ibra telah mencetak tujuh gol hanya dalam empat laga sehingga memimpin daftar pencetak gol terbanyak saat ini. Kehadiran pemain berusia 39 tahun itu telah mengubah wajah AC Milan dari tim papan tengah musim lalu menjadi calon kuat juara Serie A musim ini.
”Ibrahimovic adalah juara tanpa batas. Dia membuktikan bahwa usia bukanlah faktor penentu performa jika Anda bekerja setiap hari dengan serius, antusias, dan semangat,” ujar CEO Serie A Luigi De Siervo.
Pelatih Hellas Verona Ivan Juric tidak memungkiri bahwa Ibra adalah salah satu faktor utama kebangkitan AC Milan musim ini. Namun, dirinya tidak ingin terfokus hanya kepada Ibra atau seorang pemain. Timnya akan menyiapkan diri menghadapi sebelas pemain AC Milan di lapangan yang sekarang bermain sangat mengejutkan.
”Bagi saya, Milan telah memainkan sepak bola yang hebat dan modern. Mereka bermain sangat cepat, banyak berlari. Jika Anda membiarkan mereka bermain, mereka akan menghukum Anda,” pungkas Juric, arsitek tim Verona yang kini bertengger di urutan ketujuh dengan 11 poin dari enam laga.